Selasa, 14 Juni 2011

Episode 09

Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar Hidup Bahagia – PenjelasanDi Zi GuiSecara Mendetail" oleh Guru Cai Lixu pada tanggal 17 Februari 2005 (Episode 9)

Teman-teman sekalian, selamat sore semuanya. Mari kita lanjutkan pelajaran tadi pagi, ayat berikutnya:
Chén Zé Xǐng. Hūn Zé Dìng.】[Pagi memberi salam. Sore memberi ketenangan.]
"Pagi salami sore tenangi" dalam pelajaran kita sebelumnya pernah menyebutkan, Raja Wen dari Zhou terhadap ayahnya Wang Ji telah melakukan "pagi salami sore tenangi", berhubung rasa bakti tersebut maka juga menyentuh hati segenap rakyat untuk mulai meneladaninya. Saat saya menghadapi para guru, seorang guru pernah memberitahu saya, dia berkata, di dalamDi Zi Guiada ampasnya. "Ampas" ini merupakan cangkang beras hasil buangan proses pengolahan, yang sama sekali tidak dimakan, ia berkata ada ampasnya. Teman-teman sekalian, andai ada orang berkataDi Zi Guiada ampasnya, apa yang akan Anda lakukan? Mau langsung berdebat dengan dia tidak? Debat mungkin efeknya tidak besar. Kita terlebih dahulu menanyakannya dengan sikap rendah hati dan hormat: Ayat ajaran mana yang Anda bilang adalah ampas? Saya bertanya begitu, maka dia menjawab『pagi maka salami, sore maka tenangiadalah ampas.
Saya kemudian bertanya kepadanya: Mengapa Anda pikir itu adalah ampas? Dia berkata, sehari harus memberi salam dua kali, terlalu merepotkan. Saya selanjutnya berkata kepada guru tersebut, saya mengatakan bahwa saat anak bangun tidur, dan pergi memberi salam kepada orang tua dengan hormat, dengan mengatakan selamat pagi ayah dan ibu! Saat dipandang ibu, dahi anaknya mengilap, pertanda semalam dia tidur dengan sangat baik, jadi hati orang tuanya sangat tenteram. Pagi-pagi sudah ada salam dari anak, membuatnya batinnya sangat bersukaria, kerjanya seharian juga sangat termotivasi, itu adalah manfaat dari memberi salam pagi. Sore ataupun saat pulang dari sekolah, melaporkan kepada orang tua, ayah dan ibu, saya sudah kembali, bagaimana keadaan kalian seharian ini? Ketika ia memberi salam kepada orang tua, saat dipandang orang tuanya, semangat dan muka anaknya bagus, pertanda hari ini pembelajaran di sekolah sangat baik, mungkin tidak ada konflik dengan siswa yang lain, orang tua juga akan merasa lapang hati. Oleh karena itu, pagi menyalami sekali, malam menyalami sekali, akan membuat hati orang tua lebih lapang hati dan lebih lega.
Kita sebagai seorang anak hanya memikirkan orang tua dua kali sehari, orang tua dalam sehari memikirkan kita berapa kali? Seorang ibu pernah mengatakan kepada saya, dia bilang bahwa pada musim semi dan gugur, perubahan suhu sangat besar, karena takut anak menendang selimut di tengah malam sehingga kedinginan, maka selimut yang dikenakan mereka sangat tipis. Karena selimut yang dikenakan terlalu tipis, mereka tidur sampai setengah, tengah malam akan terbangun karena dingin, maka segera pergi melihat anaknya, ternyata benar tidak berselimut dengan baik, maka akan membantu membetulinya. Teman-teman sekalian, orang tua meski sedang tidur pun tidak lupa memedulikan anak-anaknya, dapat diketahui bahwa orang tua dalam sehari memikirkan kita berapa lama? Kepedulian yang senantiasa. Berbicara sampai sini, di dalam ingatan saya, juga ada kesan yang sangat mendalam, saat tengah malam tiba-tiba merasa ada seseorang yang membetulkan selimut kami, mata terbuka dengan sedikit terkantuk, adakalanya ayah, adakalanya ibu. Maka jalinan antara ayah dan anak, ibu dan anak, dalam proses tersebut ada semacam interaktif yang sangat alami. Jadi saya mengatakan kepada guru tersebut bahwa kita sebagai anak, terutama yang masih muda, sangat sulit dalam hidup, dalam pekerjaan, bahkan dalam pendapatan ekonomi, dapat memberikan dukungan kepada orang tua, kita masih kecil, tidak bisa melakukannya; tetapi setidaknya harus mengurangi kecemasan orang tua terhadap kita, harus membuat orang tua lapang hati, penerapan pagi salami sore tenangi pun dapat membuat orang tua lapang hati.
Setelah guru tersebut mendengarkan, ia berkata: Guru Cai, lumayan juga pembelajaran Anda terhadap budaya Tiongkok. Tentu saja saya tidak berani terima, merasa takut dan gentar. Lalu ia tiba-tiba berkata lagi: Guru Cai, lalu Anda sendiri kok tidak melaksanakannya. Kita yang belajar kitab orang kudus dan bijak, sangat takut orang lain mengatakan bahwa Anda sendiri pun tidak melaksanakannya, tiba-tiba sangat gugup. Saya bertanya kepadanya: Mengapa Anda merasa saya tidak melaksanakannya? Dia mengatakan bahwa Anda sekarang begitu jauh dari rumah, Anda mana mungkin pagi menyalami satu kali, sore menyalami satu kali? Sekarang telepon sangat praktis, pagi hari boleh menelepon, malam hari juga boleh menelepon. Dia berkata bahwa Anda sendiri juga tidak melaksanakannya! Maka saya memberitahu guru tersebut, saya berkata: Andai saya pagi hari membuat sebuah panggilan telepon, malam hari membuat sebuah panggilan telepon lagi, ibuku pasti akan memarahiku, beliau akan bilang bahwa tidakkah kamu tahu biaya telepon jarak jauh sangat mahal?
Jadi kita belajar kalimat "pagi salami sore tenangi" ini, yang paling penting adalah menenangkan hati orang tua. Asalkan saya rutin, misalnya sabtu malam menelepon balik, ibu akan duduk di sana, bahkan sekali telepon berdering, beliau segera dapat menilai bahwa panggilan tersebut dari anaknya. Dan dalam percakapan telepon setiap minggu, kami pasti akan melaporkan dengan terperinci situasi kerja serta keadaan hidup kita selama satu minggu tersebut, agar beliau paham, agar beliau tidak perlu cemas. Jadi hal yang paling penting adalah melaksanakan sampai ucapan, perilaku, dan moral sendiri tidak membuat orang tua cemas, itulah yang paling penting. Andai kita terhadap pekerjaan, terhadap keluarga tidak dapat menangani dengan baik, biarpun Anda menelepon ibumu tiga kali dalam sehari, apakah ibumu akan lapang hati? Jadi saat belajar, kita harus memahami esensi dari setiap ayat petuah, dan menerapkannya dengan baik. Jadi "pagi memberi salam, sore memberi ketenangan". Ayat berikutnya adalah:
Chū Bì Gù. Fǎn Bì Miàn.】[Keluar harus beritahu. Pulang harus menghadap.]
Ketika ingin keluar rumah, kita harus memberitahu orang tua ke mana kita pergi, ketika pulang juga harus melapor dengan orang tua, bahwa saya telah kembali. Sebenarnya kebiasaan anak tersebut sangat penting, jangan meremehkan setiap detail. Ketika anak tahu bagaimana pagi salami sore tenangi, setiap salamnya kepada orang tua, telah meningkatkan jalinan antara ayah dan anak; setiap『keluar mesti kabar, pulang mesti hadapadalah supaya ia paham bahwa semua perilaku saya tidak sepatutnya menambah kerisauan orang tua. Pernah ada seorang siswa, setelah pulang sekolah, sampai di rumah sama sekali tidak menyapa orang di dalam rumah, langsung berlari ke ruang belajar untuk bermain permainan video. Setelah lewat satu jam lebih, ibunya mengira dia tidak pulang ke rumah, maka menelepon ke sekolah, menanyakan apakah ada dihukum oleh guru untuk tinggal di sekolah tidak? Ketika ia menelepon, setelah saya angkat, jam pulang sekolah telah lewat satu jam lebih, mana mungkin belum pulang ke rumah? Ibunya sangat tegang, dan berkata apakah harus melapor polisi? Saya bilang jangan dahulu, Anda coba cari lagi dengan teliti di dalam rumah. Kemudian melihatnya, berbaring di sana bermain permainan video, membuat orang tua banyak cemas. Oleh karena itu, sebuah kebiasaan yang baik niscaya harus dipelihara.
Selain terhadap orang tua "keluar harus beritahu, pulang harus menghadap", terhadap anggota keluarga, misalnya terhadap istri, perlu keluar harus beritahu, pulang harus menghadap tidak? Perlu! Terhadap orang yang perhatian kepada kita, seharusnya kita membuatnya merasa tenteram barulah benar! Maka jadi orang seharusnya saling pengertian. Oleh karena itu, mau ke mana harus memberitahu istri. Tetapi sekarang suami istri ada begitu tulus dan jujur tidak? Andaikan antara suami dan istri tidak jujur, masih banyak yang ditutup-tutupi, berinteraksi seperti itu selama puluhan tahun maka akan sangat susah payah. Mengurus rumah tangga ada prinsip yang sangat penting, yaitu tidak ada rahasia, tulus dalam berinteraksi, saling toleransi, sangat santai dan leluasa, jadi hendak ke mana harus memberitahu istri. Kemudian bila kita sudah pasti tidak makan di rumah, harus memberitahu istrimu sebelumnya, Anda jangan sudah memutuskan untuk tidak makan, jam dua belas baru menelepon ke rumah, istrimu telah selesai menyiapkan makanan Anda. Kita tidak boleh menyia-nyiakan sumbangsih dan kepedulian orang lain terhadap kita, kita harus menghargainya, harus memahaminya. Oleh karena itu, juga semestinya menelepon rumah lebih awal, memberitahu ibu, ataupun memberitahu istri, memberitahu anggota keluarga, biar mereka tidak kerja sia-sia. Ketika antara anggota keluarga bisa saling pengertian, sehingga keluarga rukun maka segala urusan pun makmur.
Selain di rumah perlu keluar harus beritahu, pulang harus menghadap, kita saat bekerja, di dalam perusahaan, sebenarnya juga perlu keluar harus beritahu, pulang harus menghadap. Andaikata, Anda mendadak ada urusan yang harus ditangani, andai Anda tidak memberitahu orang lain, sampai suatu saat kebetulan ada sebuah urusan yang harus ditanyakan kepada Anda, orang lain juga tidak tahu Anda ke mana, maka apa yang akan terjadi? Semua orang akan sangat cemas, ketua juga akan punya segunung keluhan terhadapmu, di kemudian hari terhadapmu akan tidak begitu yakin, tidak mantap dalam melaksanakan hal. Jadi kita harus paham, "Saya sekarang mau pergi ke mana, dua puluh menit lagi baru kembali", ataupun "Saya sekarang mau pergi untuk mengurus masalah, andaikan mendadak ada masalah yang perlu saya tangani, segera hubungi ponsel saya". Saat itu Anda harus memastikan ponsel Anda aktif, jika tidak, sampai saat itu ponselmu tidak aktif, orang pun tidak bisa menemukan Anda, maka suasana akan sangat buruk.
Oleh karena itu, "keluar harus beritahu, pulang harus menghadap" yakni membuat kita memahami secara tajam, membuat orang di sekitar kita, jangan karena tidak tahu ke mana kita pergi sehingga menjadi cemas. Kemudian kita juga sering merasakan, ada tidak ucapan dan perilaku kita yang menyebabkan beban kepada orang lain, mulai berusaha dengan giat dari sini.
Jū Yǒu Cháng. Yè Wú Biàn.】[Pola hidup ada rutinitas. Karier tidak berubah.]
Pola hidupini, kita dapat melihat dari beberapa sudut pandang.『Pola hidup rutin, karier tidak berubah, dalam pembelajaran, semasa menjadi siswa namanya akademik; saat terjun ke masyarakat, namanya karier, setelah menikah, maka ada rumah tangga. Tidak ada aturan maka tidak membentuk kebakuan, jadi hidup Anda harus sangat beraturan, akademik Anda, karier Anda, rumah tangga Anda barulah dapat dijalankan dengan tepat. Mari kita lihat, siswa dan anak sekarang "pola hidup ada rutinitas" tidak? Sering saat liburan hari Jumat, maka mulai sangat sewenang-wenang, ada yang menonton TV sampai tengah malam, ada juga yang pergi menari sampai larut malam. Hari berikutnya, Sabtu dan Minggu digunakan untuk apa? Tidur. Setelah tidur, jika bisa memulihkan masih lebih baik, jika tidak pulih kembali, tubuh akan terkuras sedikit demi sedikit. Kita sebagai orang tua melihat perilaku anak seperti itu, harus bagaimana? Jangan membiarkannya sewenang-wenang, harus diperbaiki seawal mungkin. Seharusnya sejak ia kecil, tidak sepatutnya membiarkannya menonton TV tanpa batas dan kendali pada Jumat malam. Karena asalkan Anda membuka preseden, ada sekali pasti ada yang kedua, kalau tidak tiga kali tidak membentuk norma.
Kita harus jelas bahwa kebiasaan buruk seseorang sekali terpelihara maka akan sangat sulit untuk memantangkannya, bagai ungkapan "gemar bermain membinasakan tekad". Selain itu, anak sekarang juga tidak punya tekad, maka ketika ia gemar bermain akan benar-benar "nafsu membuat kebijaksanaan tersesati", benar-benar kecanduan dalam permainan tersebut, tidak dapat melepaskan diri. Jadi sekarang kita banyak melihat di dalam koran, ada beberapa siswa karena bermain internet sampai tengah malam, terjabar menjadi masalah apa? Kita di dalam era ini, sebagai orang tua harus sangat berhati-hati, karena sangat banyak barang teknologi tinggi, sebelum kita mendapat keuntungannya sudah terlebih dahulu menerima kerugiannya. Kita lihat bahwa siswa begitu awal sudah bersinggungan dengan internet, apakah semangat meneliti ilmunya meningkat? Apakah budi pekerti dan ilmunya meningkat? Tidak. Karena keseimbangan batin anak masih tidak cukup, dan Anda juga tidak perhatian dengan kondisinya dalam bermain internet, terkadang mungkin akan mendapatkan teman yang buruk. Lalu ia pun tidak punya kemampuan menilai, juga tidak punya akal budi, karena tidak pernah membaca kitab klasik, jadi teman internetnya memberikannya beberapa rayuan manis, ia mungkin akan tersasar ke jalan yang salah, hidup ini kemungkinan besar akan salah selangkah sehingga menyesal sehayat. Ketika anak benar-benar telah melakukan kekhilafan yang sangat sulit ditebus, itu akan menjadi penyesalan orang tua seumur hidup, sehingga tidak boleh tidak waswas.
Masih ada seorang mahasiswa Shandong, sering bermain permainan video di tengah malam, selalu bermain permainan yang bunuh-membunuh, alhasil bermain sampai saraf otaknya kelainan, seringkali akan merasakan banyak orang ingin membunuhnya. Dia memberitahukan situasi ini kepada gurunya, gurunya setelah mendengarkan, merasa janggal, maka segera memberitahukan orang tuanya. Orang tuanya bergegas datang menjemputnya, tetapi belum sempat dijemput, mahasiswa ini telah melukai orang lain dengan pisau di jalanan, beberapa di antara mereka sudah ada yang fatal. Jadi Anda lihat, gemar bermain membinasakan tekad, karena kesalahan ini, hidup ini akan hancur.
Jadi para orang tua murid, andai ingin akademik anak Anda mengikuti jalur, ingin membuat kehidupannya teratur, harus memiliki kebiasaan membaca yang tetap. Banyak orang tua murid merasa: Sangat sulit! Anak-anak sekarang begitu suka bermain. Kita tampaknya selalu berpikir ke arah yang buruk, Anda selalu berpikir ke arah yang buruk, tentu saja apa yang Anda dipikirkan akan menjadi kenyataan. Seingat saya, saya dan dua kakak saya sejak kecil jarang menonton TV, pada saat itu TV juga sangat praktis, tetapi mengapa kita jarang menonton TV? Orang tua saya tidak pernah mengatakan, "Kamu jangan nonton TV"; mereka pokoknya siap makan malam, suami dan istri akan pergi ke kamar untuk membaca. Pada waktu itu saya masih kecil, sekali buka pintu kamar orang tua dan melihat, orang tua sedang membaca, kita begitu kecil, berani tidak duduk santai di depan TV dan menontonnya? Berani tidak? Tidak berani! Jadi secara alami diriku dan dua kakakku, kami bertiga akan naik ke atas untuk membaca buku. Jadi saya ingat saat SMP & SMA, ibuku naik ke lantai atas, bukan menyuruh kita membaca buku, tetapi memberitahu kami "Cepat pergi tidur, jangan baca lagi". Maka itu, kebiasaan akan menjadi alamiah. Sebenarnya mengajar anak, tidak sesulit yang kita pikirkan, yang terpenting harus memberi teladan dengan perbuatan. Orang tua terhadap pola pembelajaran ada rutinitas, anak juga akan mulai meneladaninya.
Terhadap karier juga harus "pola hidup ada rutinas", andai pekerjaan kita tidak stabil, sering gonta-ganti, yang paling khawatir tidak lain adalah orang tua. Bicara sampai di sini saya merasa sangat bersalah, karena setelah lulus kira-kira satu atau dua tahun, saya telah mengganti hampir sepuluh pekerjaan, jadi menyatakan tobat di sini. Tetapi teman-teman sekali, kalian harus pengertian terhadap saya, mengapa saya mengganti sepuluh kali? Karena saya sedang meraba-raba, merasa entah pekerjaan apa yang benar-benar ingin dikejar. Jadi omong-omong juga sangat menyedihkan, sekolah sampai puluhan tahun, masih tidak tahu hidup ini harus menuju ke arah mana. Ayah saya sangat baik, beliau memegang suatu sikap, beliau berkata kepadaku: Anda pergi menjelajah dengan baik, selama tidak melampaui batas yang bisa saya terima, saya akan mendukungmu. Punya ayah yang begitu baik, maka saya bisa berani untuk mencoba, tentu saja dalam proses tersebut juga ada melakukan bisnis, menghabiskan sedikit uangnya. Tetapi ayah saya berkata: Baiklah, anggap saja sebagai biaya kursusmu.
Kemudian secara insidental, saya menjadi guru pengganti selama dua bulan, yang saya ajar adalah anak-anak kelas satu, mereka berdiri pun masih lebih rendah dari pinggang saya. Namun karena tidak pernah seorang pun yang meminta saya untuk menjadi guru, saya juga tidak tahu cocok atau tidak, jadi saya sangat takut, saya berkata: Anda cari orang lain, jangan cari saya, saya tidak pernah berpikir untuk menjadi guru. Hidup ini sangat menakjubkan, sering ada situasi yang tidak terduga datang ke hadapan Anda, saat itu Anda harus menenangkan diri untuk menilik, mana tahu nasib baik telah datang. Setelah saya menolak permintaannya, lewat satu minggu, mereka datang memberitahu lagi, benar-benar tidak dapat guru pengganti. Saat itu kami berpikir dalam hati, tidak boleh menghadang orang hingga jarak seribu mil, jadi menggigit erat rahang untuk pergi mengajar. Lalu setelah mengajar beberapa hari sangat lelah, sebagai guru itu benar-benar lelah, terutama beban psikologis, setiap hari berharap anak ada pertumbuhan dan aman. Tetapi setelah kelelahan beberapa hari, tiba-tiba sangat girang, saya bilang saya akhirnya menemukan sebuah pekerjaan yang benar-benar berguna untuk masyarakat, jadi menenangkan hati dan menyelesaikan pengajaran selama dua bulan. Setelah kembali ke rumah, saya langsung bersiap-siap untuk tes sekolah tinggi keguruan, lalu sepanjang jalan juga sangat lancar sampai di sini.
Tentu saja juga disertai dengan keyakinan, karena kami datang bukan untuk pendapatan, tetapi datang untuk misi pendidikan, saya percaya Konfusius dan Mensius secara tidak tampak akan memberkati saya; lagi pula saya juga tidak pacaran, banyak temanku yang ada pacaran, hati mereka tidak fokus. Orang jika mempunyai tekad maka akan menemukan metodenya, jadi pada saat itu ketika belajar, pasti lebih giat daripada saat SMP atau SMA. Target saat itu adalah apa yang telah dipelajari hari itu harus dimengerti secara mutlak, tidak boleh dibungkus pulang, jadi kondisi belajar saat itu sangat baik. Sungguh, bagi seseorang tekad sangatlah penting. Jadi juga lulus ujian dengan sangat lancar, maka sepanjang jalan bergerak di bidang pendidikan. Berhubung diriku telah menemukan arah hidup, juga dapat "pola hidup ada rutinitas, karier tidak berubah", jadi sekarang orang tua terhadapku sangat lapang hati.
Saya bekerja di Haikou selama empat bulan, kebetulan Tahun Baru Imlek lalu saya pulang, sekali masuk pintu saya memberitahu ibuku, saya berkata: Ibu, pembinaaan diri Anda lumayan baik. Setelah mendengarkan, Ibuku tertegun: Apa yang kamu bicarakan? Saya bilang selama bekerja lebih dari empat bulan ini, di dalam hati tidak ada kerisauan, sangat proaktif dalam berupaya, pertanda empat bulan lebih ini Anda di rumah tidak cemas, tidak mengkhawatirkanku, membuatku tiada kerisauan akan konsekuensi mendatang. Pada kenyataannya, kekhawatiran orang tua terhadap kita, kita dapat merasakannya tidak? Dapat dirasakan. Andai kita tidak dapat merasakan, menandakan kepedulian kita terhadap orang tua tidak cukup.
Zaman dahulu murid Konfusius yang bernama Zeng Shen, suatu kali beliau naik ke bukit untuk menebang kayu bakar, kebetulan rumahnya kedatangan teman jauhnya. Ibunya berpikir, temannya datang dari tempat begitu jauh, andai membiarkannya menunggu, bahkan tidak dapat menemuinya, demikian akan sangat tidak sopan. Tetapi juga tidak tahu kapan Zeng Shen akan kembali, jadi ibunya mengambil jarum dan menusuk tangannya sendiri, Zeng Shen di bukit segera merasa jantungnya seperti tersengat, pasti ada sesuatu yang terjadi di rumah, maka segera berlari pulang. Sekali melihat ibunya, langsung berlutut: Ibunda, ada masalah apa? Apakah ibunda baik-baik saja? Ibunya barulah berkata kepadanya, karena ada teman yang datang mencari, dalam keadaan panik, barulah menusuk diriku, menusuk jariku dengan jarum. Jadi teman-teman sekalian, ibu dan anak benar-benar sehati. Kebetulan saat saya berada di Haikou, ada suatu tengah malam jam dua belas, baru berbaring di ranjang, tiba-tiba merasa jantung tidak nyaman. Karena saya tidak ada penyakit jantung, sehingga agak aneh, tetapi sudah tengah malam, menelepon ke rumah tidak cocok, jadi baru menelepon ke rumah keesokan harinya. Lalu keesokan harinya menelepon ke rumah, ibuku mengatakan bahwa tengah malam kemarin, tadinya beliau ingin meminum obat yang membuatnya lebih enak tidur, alhasil malah meminum obat pembuka sumbatan pembuluh darah, jadi tengah malam sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, kita sebagai anak benar-benar bisa merasakannya.
Akademik kita dan karier kita harus membuat orang tua merasa tenteram, begitu juga rumah tangga kita, interaksi suami dan istri akur, orang tua lapang hati, generasi berikutnya dapat dididik dengan baik, juga membuat orang tua lapang hati. Mensius berkata, "durhaka ada tiga, tiada peneruslah yang terbesar", teman-teman sekalian, apa yang disebut "tiada peneruslah yang terbesar"? Apakah melahirkan seorang anak laki-laki berarti memiliki penerus? Pemahaman tersebut terlalu dangkal. Andai melahirkan seorang anak penghabis harta, kakek dan nenek akan merasa lebih baik tidak dilahirkan, mungkin masih dibuat emosi setengah mati. "Tiada peneruslah yang terbesar" arti yang lebih mendalam adalah tidak mendidiknya dengan baik, membiarkannya memalukan orang tuanya, memalukan leluhurnya, itu benar-benar "tiada peneruslah yang terbesar". Oleh karena itu, bila ingin membuat orang tua lapang hati terhadap keluarga kita, kita benar-benar harus menumbuhkan kebijaksanaan dengan baik, dapat berinteraksi secara harmoni dengan istri; asalkan suami dan istri harmoni, anak-anak sepatutnya dapat diajar dengan baik.
Bagaimana interaksi suami dan istri bisa harmoni? Sekarang fakta yang tidak terbantahkan, tingkat perceraian sangat tinggi. Saya ingat saat pertama kali di Haikou, duduk dengan sekelompok teman, lalu saat sedang makan, saya memahami bahwa di meja yang sama ada empat perempuan, tiga telah bercerai, sisa satu lagi, anaknya baru umur satu tahun lebih, bersiap-siap untuk bercerai. Teman-teman sekalian, melihat situasi seperti ini harus bagaimana? Kita benar-benar tidak tega melihat ada satu anak lagi yang karena orang tuanya bercerai sehingga menyebabkan penyesalan dalam hidupnya. Jadi saya mencari peluang, ingin berbicara tentang interaksi suami dan istri ini, berharap bisa menyelamatkan semampunya dari keadaan darurat, demi memutarbalikkan niat cerainya.
Lalu sambil makan, topik pembicaraan pun saya balik, saya berkata: Interaksi suami dan istri asal dapat mempertahankan satu moto, dijamin suami istri langgeng sampai akhir hayat. Kita saat berbicara harus memiliki keyakinan, alhasil rekan saya tersebut matanya langsung melotot lebar, telinganya juga dipasang, dengan hening ingin mendengarkan saya berbicara. Saya berkata: Sejak menikah sampai usia tua, hanya melihat keunggulan pihak lain, tidak melihat kekurangan pihak lain. Selesai saya mengatakan, wanita tersebut keningnya berkerut dengan dalam, pernahkah melihat kening berkerut dengan dalam? Masih ada pula yang dapat menjepit lalat sampai mati. Dia mengucapkan sebuah kalimat: Guru Cai, sulit sekali! Teman-teman sekalian, sulit tidak? Apakah mengapresiasi orang lain, mengapresiasi istri dan suami begitu sulit? Suatu kali saat saya seminar di Zhuhai, saya baru saja selesai berkata "Hanya melihat keunggulan pihak lain", selesai berkata, lalu istri tersebut berkata: Guru Cai, tidak ada keunggulan! Saya kemudian memberitahu wanita itu: Saya benar-benar kagum dengan Anda, suami Anda sama sekali tidak ada keunggulan, Anda masih berani menikah dengannya? Jadi Anda lihat, kebanyakan orang sangat pelupa, pun bertindak sesuai emosi.
Maka saya membimbing mereka, saya bilang coba kalian kembali pada saat suami istri sedang jatuh cinta, saat jatuh cinta, apakah Anda pernah mendengar orang yang sedang kasmaran, kemudian berkata "Saya sangat menderita"! Ada tidak? Tidak mungkin! Mengapa ketika jatuh cinta, bisa "yang paling elok di mata kekasih adalah pasangannya"? Bukankah rasa dalam kalimat ini sudah dapat Anda tangkap! Karena selalu melihat keunggulan pihak lain. Lalu selalu memikirkan apa yang dapat saya lakukan untuknya, saat membuka koran, mata terus melihat, ada film apa yang sangat bagus, di daerah mana juga ada pameran buku, terus ada kegiatan apa, boleh membawa pacarnya untuk pergi bermain bersama. Pada saat itu sewaktu bekerja, sekali lihat mengapa baru jam setengah lima? Mengapa waktu berjalan begitu lambat? Jam lima mau makan malam dengan pacarku. Oleh karena itu, hanya ada satu pikiran saat itu: Apa yang dapat saya lakukan untuk pihak lain. Sikap tersebut sesuai dengan kata apa yang kita sebutkan kemarin? Cinta! Berusaha merasakan kebutuhan pihak lain, ketika pihak lain memperlakukan Anda demikian, tentu di dalam hati Anda akan sangat riang. Baik, ini adalah sewaktu jatuh cinta, apa yang dapat saya lakukan untuk pihak lain.
Setelah menikah, selepas akta perkawinan distempel, niatnya telah berubah, awalnya "Apa yang dapat saya lakukan untuk pihak lain", setelah akta nikahnya distempel, berubah menjadi "Apa yang harus dia lakukan untuk saya", sehingga selalu menuntut. Jadi setelah menikah, maka tekanannya akan relatif besar. Setelah berinteraksi lama, maka akan timbul beberapa gesekan, perlahan-lahan pun tidak tahu berterima kasih terhadap sumbangsih pihak lain, tidak tahu saling toleransi dan mengampuni. Jadi teman-teman sekalian, satu niat yang berbeda, dari mana sampai mana? Dari surga sampai ke neraka. Oleh karena itu, surga dan neraka tidak rumit, hanya di sela-sela sebuah niat.
Ada seseorang yang kebetulan mempunyai kesempatan bertemu malaikat cilik, malaikat cilik berkata kepadanya, saya akan bawa Anda pergi melihat surga dan neraka, Anda ingin terlebih dahulu melihat surga atau neraka? Teman ini berkata, saya ingin melihat neraka terlebih dahulu. Lalu sampai di neraka, melihat ada sebuah meja yang panjang, lebarnya hampir satu meter, ada dua baris orang yang duduk berhadapan, kemudian dua baris panjang tersebut penuh diduduki oleh orang, di tengahnya dihidangkan banyak makanan. Lalu sekali teriak mulai makan, karena sumpit mereka panjangnya satu meter, sekali teriak mulai makan, setiap orang memikirkan siapa? Memikirkan perutnya sendiri lapar, sekali makanan dijepit, bergegas mengarahkan ke mulutnya sendiri. Alhasil karena sumpitnya terlalu panjang, kedua belah pihak di tengah jalan mulai berantem, kemudian tidak berhasil menyumpit naik, maka sangat gusar lalu memarahi pihak lain, semakin marah semakin galak, makanan pun berjatuhan penuh di lantai. Mereka hidup di mana? Neraka! Semuanya saling menyalahkan dan saling membentak.
Hati orang tersebut sangat tidak sedap setelah melihatnya, dan berkata: Saya tidak ingin lihat lagi, saya ingin melihat surga. Lalu malaikat cilik membawanya ke surga, sekali lihat, mejanya masih meja yang panjang, sumpitnya masih yang begitu panjang, makanan masih makanan yang sebelumnya, dia pun sangat heran, maka melihat dengan tenang. Lalu berteriak mulai makan, semua orang mengambil sumpit, tidak panik tidak gegabah, sekali makanan dijepit terlebih dahulu disodorkan ke mulut pihak lain, membantu pihak lain mengambil makanan. Ada seorang yang afinitas manusiawinya sangat baik, tiba-tiba ada tiga orang yang menyumpit makanan untuknya, ia berkata: Agak lambat sedikit, saya hampir tersedak. Jadi Anda lihat, ketika semua orang selalu berpikir untuk pihak lain, sesuap makanan tersebut, bukan hanya perut saja yang kenyang, masih ada apa lagi yang penuh? Emosinya juga sangat sukacita. Cerita ini pun mengungkapkan, surga dan neraka hanya di sela-sela sebuah niat.
Kebetulan saya pernah seminar di daerah pedesaan Haikou, seminar tersebut sangat menarik, sebab masih diikuti terjemahan. Karena penduduk lokal adalah orang Hainan, mereka berdialek Hainan, saya tidak mengerti dialek mereka, jadi camat dan wakil camat juga ikut berpartisipasi, pejabat daerah seperti itu juga langka sekali. Camat tersebut setelah mendengar kata-kata saya, lalu menerjemahkannya kepada mereka, jadi lelucon yang saya katakan harus lewat satu putaran, barulah mereka akan tertawa. Kebetulan juga berbicara tentang cerita surga dan neraka tersebut, pada malam hari itu, jam tujuh lewat masih ada satu seminar lagi kepada salah satu SD di desa tersebut. Pada malam hari, camat dan wakil camat menemani kami untuk makan malam, lalu camat dan wakil camat terus menyumpit makanan ke dalam mangkuk kami, maka seorang Guru Li di sebelahku berkata: Kami telah sampai di surga! Jadi Anda lihat, saat kita mampu belajar bertingkah laku dan menangani hal, semuanya segera menggunakannya dalam interaksi antarmanusia, menggunakannya dalam kehidupan, maka segenap interaktif antarmanusia pun akan sangat sukaria.
Saya percaya teman-teman sekalian, sekarang saat Anda makan juga akan merasa sangat bersukaria, karena akan mendengar salah satu dari teman kita berkata "Selamat menikmati makanan kalian"; saat orang lain bersopan santun terhadap kita, kita akan sangat nyaman. Teman-teman sekalian, Anda jangan meremehkan tindakan ini, seorang anak sejak usia dini sudah dapat mempertimbangkan pengaruh perilakunya terhadap orang lain, misalnya, andai hari ini makan bersama rekanmu, setelah selesai makan, Anda segera pergi tanpa kata-kata, memberikan kesan apa kepada orang lain? Orang di samping akan bilang: Apakah tadi saya ada menyinggung dia? Rekan yang lain akan berkata: Apakah semalam dia bertengkar dengan pacarnya? Oleh karena itu, tata krama adalah jarak yang paling indah antara manusia. Saat kita berdiri dapat memedulikan orang lain, "Silakan kalian menikmati, saya pergi dahulu", maka interaksi antarmanusia akan sangat harmoni. Jadi dari detail kecil kehidupan, pun dapat membuatnya selalu tahu untuk bersopan santun terhadap orang.
Baik! Selesai saya menceritakan kisah tersebut, yang paling penting adalah untuk memberitahu kalian, sebenarnya interaksi antara suami dan istri yang paling penting masih pada mentalitas, ketika kita selalu menghargai keunggulan pihak lain, pihak lain juga akan merasa bahwa saya seharusnya menjadi lebih baik. Jadi interaksi suami dan istri, meskipun saya belum menikah, tetapi dengar-dengar saya paling andal dalam membicarakan interaksi antara suami dan istri. Seseorang tidak pasti harus mengalami sendiri baru ada pengalaman, kita boleh belajar banyak dari orang lain. Karena saya pernah tinggal di rumah Guru Yang selama setengah tahun, maka sering melihat kiat mereka dalam interaksi antara suami dan istri. Saya ingat, tidak peduli guru ataupun suami guru, sekali masuk rumah, mereka akan berkata: Saya telah kembali. Orang di dalam rumah tidak peduli sedang sibuk apa, pasti bagaimana? Meletakkan pekerjaan yang sedang dilakukan, dan berjalan keluar : Ah! Anda sudah kembali. Jangan meremehkan ucapan salam yang lirih tersebut, ketika salam ini telah tiada, jarak antarmanusia akan semakin lama semakin jauh. Banyak orang, anggota keluarganya sekali masuk rumah, kepalanya selalu bagaimana? Ditunduk rendah, di sana terus membaca koran, tanpa ekspresi apa pun. Lawan dari cinta bukanlah benci, tetapi ketidakacuhan! Ketidakacuhan lebih mematikan daripada benci. Bila Anda benci adakalanya melepaskan emosi dan saling memarahi, perasaan masih bisa saling bertukar, benar tidak? Namun andaikan terhadap sumbangsih pihak lain pun pandang bagai tidak tampak, ketidakacuhan tersebut akan membuat hati orang dingin.
Saya ingat ketika saya sedang memberikan pelajaran, kebetulan mengajari anak-anak, ada beberapa orang tua murid menemaninya mendengarkan. Ada seorang anak duduk di tengah, ayah dan ibunya duduk di kedua sisi, kebetulan saya mengatakan dengan anak-anak, sebuah niat kita yang baik, dapat membuat air mengkristal dengan indah. Kamu berkata kepadanya "Saya sangat berterima kasih kepadamu, saya sangat mencintaimu", kristal air tersebut akan sangat indah. Tetapi andaikan kamu berkata "Saya sangat jengkel padamu, saya sangat membencimu", kristal air tersebut akan sangat jelek. Kemudian kita mengambil apel untuk melakukan percobaan, sebuah apel diletakkan di pintu depan, apel yang satu lagi di pintu belakang, yang di pintu depan semuanya memuji apel tersebut, yang di belakang yakni memarahi apel tersebut. Kebenaran harus tergantung pada apa? Tergantung pada verifikasi sendiri. Alhasil lewat satu minggu, apel di depan benar-benar lebih mulus, apel di belakang sudah memiliki beberapa kerutan. Lalu salah satu teman saya berkata: Nih, apel yang dimarah tersebut untukmu. Anda ingin makan tidak? Setelah dimakan, bukankah telah menelan semua kata-kata kutukan tersebut!
Masih ada sebuah percobaan adalah dengan memakai nasi untuk bereksperimen, maka menempatkan tiga mangkuk nasi putih, mangkuk pertama yakni memujinya: Justru karena Anda, membuat tubuh kita mendapat nutrisi. Mangkuk kedua yakni memarahinya: Mengapa kamu begitu tidak enak dimakan! Mangkuk ketiga yakni tidak menghiraukannya, sama sekali tidak berbicara dengannya. Alhasil lewat satu minggu, nasi di mangkuk pertama ada sedikit fermentasi, lumayan harum; nasi di mangkuk kedua telah membusuk, berwarna hitam; nasi di mangkuk ketiga membusuk, dan lebih busuk daripada mangkuk kedua. Mengapa? Ketidakacuhan, Anda sama sekali tidak menghiraukannya. Jadi teman-teman sekalian, perang dingin lebih hebat, atau perang panas lebih hebat? Perang panas masih tidak akan terkena kanker, perang dingin sangat mudah terkena kanker, sangat susah payah dan sangat menderita.
Lalu saya berbicara sampai di sini, orang tua anak tersebut yang duduk di kedua sisi, sang suami langsung melihat istrinya, tangannya masih diulurkan, menepuk bahu istrinya, lalu menatapnya. Meskipun saya tidak tahu apa yang ia bicarakan, saya memahami dari matanya, ia berkata: Kamu lihat, guru sedang membicarakanmu. Saya di atas podium ikut prihatin untuknya, saya melihat istrinya memelototinya dengan galak. Saya di sana berpikir, saya bilang pria ini benar-benar sangat tidak sensitif, kurang satu saraf, ia tidak merasakan mengapa istrinya perang dingin dengannya? Sebenarnya manalah sulit berinteraksi dengan perempuan! Saya pun berpikir, pasti istrinya sudah memberi setumpuk sumbangsih untuknya, tetapi satu afirmasi dan pujian darinya pun tidak ada, jadi istri tersebut sering merajuk, rajuk yang dipendamnya semakin lama semakin serius. Oleh karena itu, kita sebagai pria harus ingat sebuah perkataan, bunyinya "sepatah perkataan yang baik, jadi kerbau dan kuda pun berkenan". Harus banyak memberikan afirmasi kepada istri, hari ini waktu makan, saat makan niscaya harus bagaimana? Hidangan ini mengapa bisa dimasak sampai begitu lezat! Nasi ini mengapa bisa dimasak sampai begitu harum! Istrimu mungkin akan mengatakan: Saya pergi masak satu hidangan lagi untukmu. Andaikan Anda sambil makan, makan sampai hampir kenyang, berkata: Mengapa begitu tidak enak dimakan! Istri Anda mungkin akan mogok kerja selama tiga hari. Oleh karena itu, harus selalu mengafirmasi pihak lain.
Suatu kali suami guru masuk ke dalam rumah, maka Guru Yang datang dan berkata: Anda sudah kembali. Kemudian melihat suaminya sedang menjinjing beberapa barang, langsung melangkah maju untuk membantunya mengambil barang-barang tersebut, lalu berkata kepada suaminya: Datang ya datang saja, begitu segan, masih membawa begitu banyak barang. Jadi saya bilang interaksi antara suami dan istri serta dengan anggota keluarga, masih harus ada sedikit apa? Rasa humor. Kemudian harus ingat, tidak peduli apa yang dibeli pulang oleh suami, tidak boleh menjelekkan ini dan itu. Mungkin dia telah memilih setengah hari, memilih beberapa cangkir yang cantik, Anda segera, tidak membantu menjinjingnya masih tidak apa-apa, langsung berkata: Mengapa Anda membeli segerombolan barang yang tidak berguna lagi. Dia akan merasa antusiasmenya seperti disiram oleh seember air dingin.
Kemudian sering, karena keahlian suami guru sangat baik, juga bisa memasak, juga bisa membuat teh, di bawah pencermatanku, mungkin hasil dari pujian Guru Yang. Begitu teh tersebut diminum, langsung berkata: Mengapa ada orang yang dapat membuat teh yang begitu harum! Adakalanya memotong buah-buahan, memotong jeruk, sekali makan langsung berkata: Potongan jeruk ini benar-benar manis! Selalu menghargai pihak lain, maka pihak lain akan merasa semakin berharga, dan semakin mengerti untuk membantu pekerjaan Anda. Bila hari ini suamimu timbul semangat dalam hati, membantumu mencuci mangkuk, apa yang seharusnya Anda lakukan? Anda berjalan masuk: Mengapa mencuci pun begitu tidak bersih! Saat itu harus menahan ketidakriangan Anda, andaikata mencuci lima atau enam buah, mungkin ada satu yang dicuci paling bersih, Anda harus membawa keluar satu piring tersebut: Anda lihat cucinya begitu bersih, saya pertama kali mencuci pun tidak sebersih yang Anda cuci. Anda lihat dia lain kali akan membantumu mencuci tidak? Dia lain kali pasti akan membantumu mencuci, karena ia telah mendapat afirmasi. Jadi lebih banyak toleransi, lebih banyak afirmasi, hubungan suami istri dalam berinteraksi akan sangat baik.
Interaksi antarmanusia, asalkan Anda mengikuti sebuah metode yang baik, yakni "empat metode bergaul", pasti dapat berinteraksi dengan orang lain secara harmoni, ini adalah norma hubungan antarmanusia. Yang pertama disebut "memberi", pakai bahasa sekarang, namanya banyak mentraktir, banyak memberi hadiah. Antara suami dan istri, andai dapat sering memberikan beberapa hadiah kecil, di dalam hati istri akan berpikir, suamiku sampai di mana pun tetap memikirkanku. Jadi saat kita ada perjalanan dinas, pastinya semua boleh dilupakan, tetapi tidak boleh lupa untuk membelikan istri sebuah hadiah kecil. Anda tidak boleh sekali beli langsung beli mutiara, demikian bisa tidak tahan, hadiah ringan tetapi integritas kasih berat. Kebetulan istri ulang tahun, ataupun ulang tahun pernikahan, maka harus membawa istri untuk makan di restoran. "Anda memasak sungguh susah payah, yuk, kita makan di restoran", kehendak hati Anda tersebut akan membuatnya merasa sumbangsihnya sangat layak.
Yang kedua adalah "bahasa kasih", seperti yang baru saja kita bicarakan, banyak memberi afirmasi kepada pihak lain, banyak memberi kata-kata yang melegakan hati pihak lain. Tentu saja "bahasa kasih" ini belum tentu semua adalah kata-kata yang enak didengar, cinta adalah memedulikan pihak lain dengan tulus. Kita sebagai istri harus dapat menyokong suami dan mendidik anak, jadi menghadapi beberapa kekhilafan suami, kita juga harus memberikan nasihat. Tentu saja dalam menasihati juga perlu memperhatikan sikap, memperhatikan metode, seharusnya menggunakan sikap apa?Di Zi Guiada mengajarkan tidak? Ada. JadiDi Zi Guidapat menyelesaikan masalah antara suami dan istri tidak? Bisa! Anda lihat "saling menasihati dengan kebajikan, moral akan terbangun", "melihat kebajikan orang, berpikir untuk menyamai", Anda selalu melihat keunggulan pihak lain, ia pun sangat riang. Selanjutnya, "budi harus dibalas, dendam harus dilupakan", Anda selalu memikirkan jerih payah istri, jerih payah suami, maka hubungannya akan sangat bagus. Gigi dan lidah saja bisa tergigit, apalagi suami dan istri, bagaimana mungkin tidak ada gesekan? Tetapi Anda tidak memasukkan dalam hati, "dendam harus dilupakan". Jadi teman-teman sekalian, jangan meremehkanDi Zi Gui, ia dapat menyelesaikan berbagai macam masalah dalam kehidupanmu. Oleh karena itu, "bahasa kasih" juga terkandung menasihati pihak lain.
Selanjutnya, "perilaku menguntungkan". Karena orang terkadang akan lupa ini lupa itu, kita harus sering membantu pihak lain untuk mengingat beberapa hal penting. Mungkin ia tiba-tiba merasa, untung Anda membantuku mengingat, kalau tidak saat itu mungkin saya tidak tahu harus menghabiskan berapa banyak waktu dan uang yang percuma. Yakni senantiasa memikirkan bagaimana menyamankan pihak lain, memberi manfaat kepada pihak lain. Andaikata hari ini suami kebetulan agak lambat pulang dari kerja, kita ingin mengekspresikan kehendak hati kita, maka harus menyalakan lampu koridor, membuatnya tidak merasa saat pulang rumah gelap gulita. Kemudian di atas meja menulis secarik kertas, bertuliskan: Saya membantumu memasak semangkuk mi, Anda sudah susah payah, selesai makan baru tidur. Begitu juga merupakan "perilaku bermanfaat", membuatnya merasa bahwa betapa jerih payahnya dia bekerja pun masih ada orang yang menemaninya.
Yang terakhir, "pelaksanaan sama". Suami dan istri mempunyai karier apa yang sama? Rumah tangga. Menjalankan rumah tangga dengan baik, mendidik generasi berikutnya dengan baik, jadi suami istri harus sering berkomunikasi lebih banyak tentang pendidikan anak; masalah ini sebenarnya adalah masalah yang lebih harus diterobos oleh banyak orang tua murid. Ketika kita membicarakan konsep-konsep yang benar dengan pasangan kita, sikapnya pun tidak boleh terlalu memaksa, Anda jangan kembali ke rumah dan berkata dengan suami Anda: Mulai hari ini, dalam mendidik anak, Anda harus mendengarkanku. Boleh begitu tidak? Tidak boleh! Anda tidak boleh bilang: Saya sudah pernah mendengar seminar Guru Cai, seterusnya harus mendengarkan punyaku. Andaikan Anda demikian, saya lain kali tidak berani datang lagi. Karena ketika saya berjalan, mungkin ada orang datang dan berkata: Apakah Anda Guru Cai? Saya pasti akan berkata "Saya bukan", karena ia telah memiliki aura membunuh. Jadi "pelaksanaan sama" harus membina konsep bersama yang benar. Kita boleh melalui beberapa rekaman Guru Yang, rekamanDi Zi Gui, ataupun rekaman yang dibicarakan oleh saya, perlahan-lahan membina konsensus. Pelajaran kali ini, sampai di sini dahulu. Terima kasih.

2 komentar:

  1. 888sport launches online sportsbook for Indian players - JTM Hub
    Bet on your favorite sports at 888sport, 포천 출장마사지 your new favourite bookmaker, from over 영천 출장안마 30 sports. All you need to bet on 양주 출장안마 sports in India and Europe 화성 출장안마 with 계룡 출장마사지 JTM

    BalasHapus