Selasa, 14 Juni 2011

Episode 04

Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar Hidup Bahagia – PenjelasanDi Zi GuiSecara Mendetail" oleh Guru Cai Lixu pada tanggal 16 Februari 2005 (Episode 4)

Teman-teman sekalian, selamat sore semuanya! Pagi tadi kita membahas bahwa sikap awal dalam belajar sangatlah penting, kita menyebutkan "belajar itu berharganya di penetapan tekad", harus terlebih dahulu menetapkan tekad sehingga akan memiliki dorongan yang tidak terbatas, yang mendesak kita tiada hentinya maju dan berkembang. Yang kedua, "belajar itu berharganya di pelaksanaan nyata". Kita sekarang ingin belajar kebudayaan Tiongkok, ingin mempelajari ilmu orang kudus dan bijak, kita juga tidak perlu khawatir dan berpikir bahwa saya sekarang baru mulai belajar sempat atau tidak? Sebenarnya yang paling penting adalah kita belajar satu ayat harus melaksanakan satu ayat. Banyak orang berkata bahwa tunggu sampai saya sudah mantap, baru mengajar anak-anak, tunggu sampai saya mantap, baru membantu orang lain, tunggu sampai kita belajarnya mantap, apakah masih sempat? Sudah terlambat. Sekarang belajar satu hal, laksanakan satu hal, hanya dengan semangat ini saja Anda sudah dapat menyentuh hati anak Anda, menyentuh hati siswa Anda. Banyak guru-guru kami, sebelumnya juga jarang mendalami budaya Tiongkok, mereka juga memegang sikap untuk ikut belajar bersama-sama siswanya sendiri, terkadang sikap seperti ini, anak-anak setelah melihatnya juga akan sangat sukacita, karena kita mempertunjukkan sikap giat belajar untuk dilihat anak, dan dilihat para siswa.
Ada sebuah TK, mereka mengajarkan anak-anak untuk bersikap sopan selepas makan, ketika berdiri harus berkata kepada para guru dan para siswa satu meja "Selamat menikmati makanan kalian", kemudian membawa mangkuk dan sumpit ke dapur untuk dicuci sendiri, semua anak-anak pun memelihara kebiasaan ini. Guru mereka juga ikut melakukan hal tersebut, selepas makan setiap guru juga memberikan salam bungkuk dan berkata, "Selamat menikmati makanan kalian", semua anak-anak juga akan tersenyum manis. Teman-teman sekalian, mengapa begitu? Anak-anak akan berpikir dalam hati: Guru juga sama dengan kita, harus punya tata krama, harus mematuhi aturan-aturan ini. Sebenarnya ketika kita ikut melaksanakan bersama anak-anak, efeknya akan sangat baik.
Masih ada seorang anak, kebetulan suatu sesi makan, semua guru dan siswa sudah selesai makan,  tinggal dia sendiri yang belum. Anak tersebut selesai makan, lalu berdiri, terhadap meja dan kursi memberi salam bungkuk, dan berkata "Selamat menikmati makanan kalian", semua guru tertawa setelah melihat adegan tersebut. Tapi kami merasakan anak itu sangat jujur, bilang satu hal, belajar satu hal, langsung laksanakan satu hal. Seseorang harus belajar jujur dahulu, baru belajar fleksibel, dengan begitu ilmu barulah akan berprestasi. Andaikan pada awalnya sudah belajar fleksibel, terhadap ajaran guru, diajarkan lima hal, pilih tiga hal untuk dilakukan. Iya! Otak juga sangat fleksibel, tetapi mungkin ilmunya akan tidak kukuh, sehingga di hari mendatang akan dicelakai oleh kepintarannya itu sendiri.
Selain pelaksanaan nyata, selanjutnya kita harus memahami, belajar juga harus mementingkan urutannya, kronologinya. Di dalamKitab Tiga Aksara(Sān Zì Jīng) ada sepatah kalimat, "bagi para pelajar, tentu ada awalnya", belajar itu ada kronologinya, "siap Pembelajaran Dasar, barulah Empat Buku", artinya mempelajari bukuPembelajaran Dasar(Xiǎo Xué) ini dengan baik, barulah kemudian belajar Empat Buku dan Lima Kitab.Pembelajaran Dasaradalah sebuah buku yang dirangkai oleh Guru Zhu Xi untuk membimbing susila kanak-kanak, buku ini mengajarkan anak-anak bagaimana berbakti kepada orang tua mereka, bagaimana menghormati tetua, serta tata susila dalam membersihkan rumah dan menghadapai masalah dalam kehidupan. Yang pernah membaca buku tersebut silakan angkat tangannya? Lumayan banyak juga. Jarak buku ini hampir seribu tahun dari sekarang, sejarahnya relatif lama, banyak situasi kehidupannya sudah sedikit berbeda dengan masa sekarang.
Dan mengapa belajarPembelajaran Dasarbegitu penting? Karena anak sejak kecil terlebih dahulu menanamkan fondasi bertingkah laku dan melakukan hal, setelah fondasi ini sudah tertanam, dia membaca kitab lainnya, dia bukan hanya membacanya, dia tahu harus menerapkannya dalam interaksi antarmanusia, dia tahu harus menerapkannya dalam kehidupan, sehingga fondasi ini niscaya harus ditanam. Karena kitab ini jarak waktunya agak jauh dari kita, dan saya pernah membacanya, mungkin hanya membaca enam puluh sampai tujuh puluh persen, tetapi banyak istilah di dalamnya yang tidak saya mengerti. Setelah saya membacaPembelajaran Dasardan kemudian membacaDi Zi Gui, terhadap kitabDi Zi Gui ini saya sangat tersentuh, juga sangat memujinya. KarenaDi Zi Guiadalah kitab yang dikompilasi pada zaman Dinasti Qing, hanya berjangka ratusan tahun dari kita, sangat dekat. Dan Guru Li Yuxiu zaman Dinasti Qing, beliau merujuk kepada isi di dalamPembelajaran Dasaryang paling penting, mengambil pedomannya, dan menyusunnya menjadiDi Zi Gui; sangat relevan dengan kehidupan kita, tidak ada satu ayat pun yang tidak bisa kita lakukan, lagi pula inti ajaranPembelajaran Dasar》juga sudah terkandung di dalamnya. Guru Li Yuxiu, beliau menyusun kitab ini, masih menurut ajaran Konfusius yang sangat penting dalamAnalek, ajaran tersebut berbunyi "aturan anak murid, nasihat orang kudus", dan mengatakan "diawali bakti dan persaudaraan, diikuti waswas dan terpercaya, mencintai segenap khalayak, kemudian dekati insan pengasih, ada tenaga yang tersisa, barulah belajar pengetahuan lain", yakni didasarkan pada ayat yang disabdakan oleh Konfusius tersebut, menetapkan tujuh garis besar, dan menyusunnya menjadiDi Zi Gui.
Oleh karena itu, setelah kita mempelajariDi Zi Guidengan baik, kita sudah menanam fondasiPembelajaran Dasardengan baik. Andai fondasiPembelajaran Dasartidak tertanam secara baik, langsung membaca Empat Buku dan Lima Kitab, anak semakin banyak membaca malah akan terlepas dari kehidupan nyata. Ada beberapa anak, kitab yang dibacanya sangat banyak, tetapi mereka akan menggunakan ayat dalamAnalekuntuk berdebat dengan orang tuanya. Seorang anak yang berumur sekitar enam tahun, suatu saat ibunya mengkritiknya, lalu dia berkata kepada ibunya: Ma, Anda punya sifat Konfusius yang lembut, murni, hormat, hemat, dan mengalah tidak? Andaikan Anda tidak mampu meneladaninya, Anda tidak berhak untuk menyalahkan saya. Ibunya tercengang, karena sekarang anaknya telah menggunakan kata-kata dalam kitab klasik untuk membantahnya, jika membaca lebih banyak akan bagaimana?
Ada seorang tetua saya, beliau membawa cucunya, cucunya harus memanggil saya om, beliau membawanya ke rumah kami, saat itu orang tua saya juga di rumah. Sekali duduk, beliau mulai berkata kepada cucunya: Yuk, kita lafalkan Bahasa Inggris untuk didengarkan para tetua. Gadis kecil ini juga sangat mahir, saya yakin ia bukan hanya mempertunjukkan kepada kita saja, pasti sudah membuat banyak pertunjukan, jadi dia juga sangat leluasa. Kemudian neneknya mulai bertanya: Apel, Bahasa Inggrisnya apa? Gadis kecil itu berkata: Apple. Payung, Bahasa Inggrisnya apa? Gadis kecil itu berkata: Umbrella. Ditanya berapa pertanyaan pun dapat dijawabnya dengan fasih, tiba-tiba gadis kecil ini balik  bertanya kepada neneknya, dia berkata: Nenek, apa Bahasa Inggrisnya buku? Neneknya berkata: Mana saya tahu! Gadis kecil ini lalu berkata: Nenek, kamu kok idiot banget sih!
Andai anak tidak belajar bertingkah laku dan melakukan hal, pengetahuan yang dipelajarinya, semakin banyak buku yang dibacanya maka akan semakin arogan. "Arogansi" adalah pembunuh yang sangat besar dalam menuntut ilmu, rasa arogan sekali tumbuh, ilmunya sangat sulit berprestasi. Oleh karena itu,Catatan RitusRangkuman Ritus(Lǐ JìQū Lǐ) menyebutkan "arogansi tidak boleh ditumbuhkan", ini merupakan peringatan sangat penting yang diberikan orang kudus dan bijak zaman dahulu kepada kita.
Tuan Lin Zexu dalam pengalaman hidup yang dilaluinya meringkas sepuluh hal, sepuluh hal tersebut adalah, andaikan orang membuat sepuluh kesalahan ini, maka kehidupannya sangat tidak bermanfaat, beliau bilang namanya "sepuluh tidak bermanfaat". Yang pertama disebut "tidak berbakti kepada orang tua, menyembah Tuhan tidak bermanfaat". Kepada orang tua pun tidak berbakti, setiap hari berdoa mencari perlindungan Tuhan, ada gunanya tidak? Tidak berguna. "Saudara tidak rukun, berteman tidak bermanfaat", di dalam rumah berinteraksi dengan saudara tidak tahu bertoleransi, sering ada konflik, orang seperti ini pergi keluar dan berteman dengan yang lain, apakah ia bisa mendapatkan sahabat karib? Tidak mungkin. Di dalam "sepuluh tidak bermanfaat", dua poin di antaranya  membidik tentang peringatan yang sangat penting dalam menuntut ilmu, "tinggi hati dan berjiwa arogan, pengetahuan luas tidak bermanfaat", "sikap dan perilaku tidak tepat, membaca kitab tidak bermanfaat". Oleh karena itu, selama dia berjiwa arogan, semakin tinggi jenjang pendidikannya, ia semakin memandang rendah orang lain, semakin mudah untuk menyakiti orang lain. "Sikap dan perilaku tidak tepat", andai ucapan dan perilakunya berlawanan arah dengan ajaran orang kudus dan bijak, maka kitab yang dibacanya tidak relevan dengan dirinya, sehingga tidak mendapat manfaat. Jadi terhadap perkataan yang diwariskan oleh filsuf kudus Tiongkok ribuan tahun dahulu, kita harus sangat menghargainya, harus benar benar dijadikan sebagai kesiagaan; sendiri tidak boleh melanggar, tentu saja anak kita juga harus berusaha untuk tidak membuat kekhilafan tersebut, ini adalah kronologi dalam pembelajaran.
Selanjutnya, metode belajar harus menangkap kalimat ini, "belajar satu bagian secara mendalam, berpraktisi untuk jangka waktu lama". Satu bagian, bagian yang mana? Nasihat yang diajarkan oleh filsuf kudus Tiongkok, andai digambarkan dengan dua kata, adalah "Dào Dé". Dào dé, dua kata tersebut telah menguasai seluruh ajaran orang kudus dan bijak selama ribuan tahun, jadi pedoman ditetapkan maka uraian berkembang. Teman-teman sekalian, apa itu dào (hakikat)? Apa itu dé (moral)? Coba kita buka buku penuntun halaman kedua, di bawahnya ada sebaris kata, mari kita membacanya bersama-sama, siap; mulai, "Mengenal kodrat alam semesta yang melampaui waktu dan ruang, itulah yang dinamakan dào", kalimat berikutnya, "Mengajarkan manusia bagaimana untuk mematuhi kodrat alam semesta, hidup tanpa melanggar kodrat tersebut, itulah yang dinamakan dé ".
Jadi "Dào" adalah kodrat alam semesta yang melampaui waktu dan ruang, dengan kata awam yaitu hakikat raya hubungan kodrati. Lima hubungan manusia adalah dào, jadi langit, bumi, beserta isinya mempunyai lintasan yang dilaluinya sendiri, barulah tidak akan terjadi konflik. Tidak hanya orang saja yang memiliki jalan yang tepat, seperti antara planet yang satu dengan planet yang lain dalam berputar, mereka juga memiliki jalur orbit yang tepat dalam perputarannya. Andai perputaran planet di alam semesta ini, dia hari ini berputar seperti ini, besok ingin berubah menjadi begitu, boleh tidak? Tidak boleh. Andai salah satu dari sembilan planet, Pluto mengatakan saya hari ini tidak ingin berputar seperti ini, besok aku ingin mengubahnya. Mungkin saat ia mengubah orbitnya, maka dengan planet lain akan saling  bertabrakan, konflik, dan bergesekan. Alam semesta begitu, manusia juga serupa. Jadi lima hubungan manusia ini, andai kita dapat mematuhinya, maka akan berinteraksi dengan sangat harmoni. Namun lima hubungan ini, andaikan kita tidak berkenan mematuhinya, maka akan timbul kontradiksi dan timbul konflik.
Baik! Teman-teman sekalian, sekarang lima hubungan ini ada konflik tidak? Ada tidak? Sangat banyak konflik, dengan membaca koran maka Anda akan tahu. Mari kita lihat, bagaimana agar kelima hubungan ini tidak melampaui batas? Bagaimana menjalankannya dengan sepenuh hati? Teman-teman sekalian, menurut Anda dari kelima hubungan tersebut mana yang paling penting? Semuanya sangat penting. DalamTengah dan Lumrahmenyebutkan, "hakikat orang berbudi, berawal dari suami dan istri", sehingga dampak hubungan suami dan istri sangat mendalam dan jauh. Mengapa hubungan suami dan istri adalah yang paling penting? Karena suami istri berada dalam ruangan yang sama, kamar yang sama. Andaikan suami istri berinteraksi dengan harmonis, suami istri rukun, secara alami anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga demikian, hubungan orang tua dan anak akan sangat dekat; jika hubungan suami istri rukun, kakak beradik juga akan harmonis.
Kemarin kakak saya juga ada datang ke sini mendengarkan seminar saya, beliau bilang beliau adalah perwakilan keluarga untuk menghadiri seminar ini. Saya dan dua kakak saya juga berinteraksi dengan sangat harmoni, karena orang tua saya selama dua puluh tahun, dari saya kecil sampai besar, tidak pernah bertengkar di depan kami, terhadap satu sama lain juga tidak ada ucapan yang sangat menusuk, di dalam keluarga terpelihara suasana yang harmonis. Oleh karena itu, anggota keluarga kami juga sulit untuk memulai pertengkaran dengan orang lain. Saya pun secara mendalam merasa bahwa interaksi suami dan istri memberikan pengaruh pembinaan bawah sadar kepada anak. Jadi hubungan suami istri sekali tegak, orang tua dan anak otomatis dekat, kakak beradik juga akan harmonis.
Baik! Ketika "ayah dan anak ada kedekatan", anak akan tahu untuk bersyukur terhadap jerih payah  dan sumbangsih orang tua, maka rasa syukurnya terhadap orang akan terlahir. Dia masuk ke dalam masyarakat bertemu dengan ketua yang sangat menuntun dan memupuknya, ia secara alami akan lahir sikap "atasan dan bawahan ada kebenaran", ia pun akan bersetia kepada pemimpinnya, secara alami sikap ini akan terbentuk. Ada sebuah pepatah kuno, bunyinya "bawahan yang setia keluar dari pintu anak berbakti", kalimat ini sangat masuk akal. Sekarang yang suka beralih pekerjaan sangat banyak, ketika beralih pekerjaan ia hanya memikirkan kekayaannya sendiri, tidak berpikir tentang bimbingan ketuanya dalam jangka panjang, bahkan ada beberapa yang langsung beralih ke perusahaan lawannya, dan bersaing dengan perusahaan yang ditinggalkannya tersebut. Baik! Jadi "atasan dan bawahan ada kebenaran". Kakak beradik dapat berinteraksi dengan baik, maka di rumah dia tahu untuk saling merawat, saling membantu, sekali berinteraksi dengan teman sekelasnya, sekali berinteraksi dengan rekan kerjanya, sikapnya tersebut secara alami akan ditampilkan, jadi juga akan bersahabat karib dengan yang lainnya.
Jadi hubungan suami istri sekali tegak, lima hubungan manusia pun akan tegak, maka mengajarkan bagaimana suami istri hidup rukun, ini adalah ilmu yang sangat penting. Teman-teman sekalian, apakah Anda pernah belajar cara interaksi antara suami dan istri? Apakah diajarkan dalam buku pelajaran? Tidak. Mengapa hal yang begitu penting tidak diajarkan? Anda lihat, pertanyaan ujian yang diuji sebelumnya, tidak berpengaruh besar terhadap kehidupan sekarang, tetapi dipelajari untuk waktu yang lama; lalu hakikat sangat penting yang memengaruhi kehidupan kita, malahan tidak pernah dipelajari. Hubungan antara suami dan istri juga harus ingat, "waswas pada permulaan". Pertama kali sewaktu belum menikah, Anda perlu membuka lebar mata Anda, harus memilih pasangan yang tepat. Tentu saja Anda ingin memilah-milah orang lain, orang lain juga ingin memilah-milah Anda. Ingin menemukan pasangan yang baik, bukan terus-menerus mengikuti kencan buta, metode ini sangat melelahkan. Metode terbaik yaitu kumpulan bintang mengitari bulan, asal Anda mengkilapkan lingkaran cahaya Anda, banyak bintang akan mendekati Anda, sampai saat itu terserah Anda untuk memilih, ini adalah metode paling ulung untuk menemukan pasangan.
Baik! Suami dan istri harus waswas pada permulaannya, harus menelaah apakah ia pasangan yang mampu berinteraksi denganmu seumur hidup, ini bukanlah hal yang boleh asal-asalan. Sekarang banyak pemuda dan pemudi, mereka belajar hakikat suami dan istri, belajar interaksi antara pria dan wanita, belajar dari mana? Belajar dari lagu-lagu cinta. Di dalam lagu cinta, bagaimana keadaan interaksi laki-laki dan perempuan dalam lagu cinta? Cinta sampai sangat menderita, cinta bagaikan kepedihan hidup dan mati, ada tidak? Masa muda tidak menderita kayanya tidak mirip anak muda, "orang jika tak sembrono maka menyia-yiakan masa muda", apakah ini dinamakan cinta? Saya menyadari hal ini, maka saat saya mengajar murid kelas lima dan enam SD, saya pun sangat waswas. Saya segera memberikan mereka beberapa suntikan pencegahan, supaya mereka memiliki sikap yang benar terhadap hubungan antara pria dan wanita, jangan disesatkan oleh lagu-lagu cinta ini. Saya berkata kepada mereka, interaksi antarmanusia semuanya harus melalui beberapa proses, pasti awalnya dimulai dari "saling berkenalan", setelah berkenalan, selanjutnya berkembang menjadi "saling mengetahui", saling memahami, lalu "saling menghargai", saling menghargai takdir satu sama lain, baru sampai "saling mencintai", dan akhirnya "pernikahan", apakah ini adalah akhir? Banyak orang mengatakan bahwa "pernikahan adalah kuburan cinta", itu semuanya menyesatkan. Andaikan berinteraksi dengan baik, arak yang direndam lebih lama akan lebih harum, jadi perlu dijalani dengan baik.
Apa itu kasih sejati dan cinta sejati? Saya sering memberikan satu contoh, kasih sejati cinta sejati adalah bagaikan seorang kakek yang berumur tujuh puluhan tahun memegang tangan nenek yang berumur tujuh puluhan tahun, berjalan santai di taman. Kemudian nenek tersebut mengatakan kepada suaminya, beliau berkata: Bang, besok adalah tanggal lima belas kalender Imlek, besok kita patut makan vegetarian. Anda melihat dari pasangan tua tersebut barulah dapat melihat perasaan saling mengasihi dan saling mencintai, dan pastinya bukan semacam emosi yang sangat intens, itu sangatlah mudah untuk berubah. Jadi kami memberitahu anak-anak, ini adalah proses interaksi antara laki-laki dan perempuan, serta interaksi antarmanusia.
Andai seorang cowok baru berkenalan denganmu hari ini, ia segera memberitahumu: Aku sangat mencintaimu. Ini pasti adalah apa? Pasti ia berbohong kepadamu, ini tidak sesuai dengan kodrat alam, ini merupakan kesalahan. Lalu, hari ini bertemu denganmu dan memberitahumu, "Seumur hidup ini, saya tidak akan menikahi orang lain selain kamu", Anda harus segera sadar. Ada apa dengan dia? Dia tidak tahu Anda adalah orang seperti apa, bukan? Dia tidak tahu seluruh sikap Anda terhadap orang dan masalah, kemudian dia bilang dia sangat menyukaimu, ini disebut apa? Retorika; tetapi kekuatan retorika sangat besar, Anda akan tidak tahan jika tidak ada ketenangan batin yang cukup, jadi harus supaya mereka terlebih dahulu membina pengenalan yang benar. Dan proses saling berkenalan dan saling mengetahui ini harus sangat berkepala dingin, andaikata Anda merasa pria ini lumayan, Anda harus mencermati secara saksama, lihat bagaimana ia berinteraksi dengan rekan kerjanya, bagaimana ia berinteraksi dengan temannya; ataupun Anda dan dia adalah teman satu kampus, Anda harus melihat bagaimana ia berinteraksi dengan siswa yang lain. Dengan mencermati secara objektif, maka dapat benar-benar memahami sikapnya dalam bertingkah laku dan melakukan hal.
Andaikan pada permulaan, Anda tidak begitu mengenalinya, Anda sudah pergi dengannya sendirian untuk menonton film, mendaki bukit, dan minum kopi, apa yang akan terjadi jika seperti ini? Ia pasti dengan yang terbaik, tidak hanya yang terbaik, tetapi akan melampaui standar mempertunjukkan kepada Anda; kemudian yang buruk semua ditutupinya, sehingga yang Anda kenal bukanlah dia yang terlihat seperti biasa. Andai terhadap siswa dan teman yang lain, dia sangat mempunyai rasa kasih, sangat peduli kepada orang lain, bisa dijamin andai dia ingin saling mencintai dan mengasihi dengan Anda, ia pasti akan banyak bersumbangsih untuk Anda. Jadi saling mengetahui juga harus objektif, harus berakal budi, tidak boleh langsung keluar berduaan untuk beraktivitas, ini sangat berbahaya. Teman-teman sekalian, anak-anak muda sekarang tidak mengetahui hal ini, sehingga terjebak dalam situasi yang sangat berbahaya. Ada sebuah perkataan, "karena salah paham maka bersatu, karena paham maka berpisah", betul! Karena pemahamannya cuma di permukaan, bukan pemahaman objektif yang sebenarnya. Oleh karena itu, saling mengetahui sangatlah penting, harus banyak mencermati, harus  berkepala dingin.
Selanjutnya saling menghargai, menghargai takdir satu sama lain dan peluang untuk berinteraksi, lalu saling mencintai, kemudian barulah berjalan menuju ke penghujung karpet. Dalam proses saling mengetahui ini ada satu poin yang sangat penting, harus terlebih dahulu ada konsensus barulah berjalan menuju pernikahan. Banyak teman sangat berjiwa heroik dan berambisi kuat, dia bilang: Bukan masalah jika konsepnya tidak tepat, saya akan mengubahnya. Ada jiwa heroik dan ambisi kuat tidak? Orang semacam ini lumayan banyak. Saya akan berkata kepadanya, ada sebuah perkataan berbunyi "mabuk tergeletak di medan perang janganlah tuan tertawa, sedari dahulu berapa orang yang pulang selamat dari perang", andai Anda memegang sikap ini sewaktu pergi, jumlah orang yang pulang dan hidup kembali tidaklah banyak. Karena sampai umur dua atau tiga puluh tahun, sangat banyak kebiasaan dan karakter sudah cukup melekat, kecuali dia berkenan berubah, jika tidak maka orang lain sangat sulit untuk memutarbalikkannya. Jadi kita masih harus mengikuti takdir, jangan memaksa, harus menemukan pasangan yang setekad dan sepaham, pernikahan barulah  tidak akan dijalani dengan susah payah.
Saling mencintai, bagaimana mencintai orang lain? Bagaimana mengidentifikasi interaksi antarmanusia adalah cinta sejati? Anda lihat sekarang banyak sekali orang menggunakan kata "cinta" untuk mengancam orang lain, ada tidak? Aku sangat mencintaimu, sehingga kamu harus bagaimana bagaimana terhadap saya. Ketika tidak paham terhadap cinta, mungkin akan selalu membawa bendera cinta untuk mengendalikan orang lain, selalu membuat orang merasa menderita dan gelisah. Kita lihat aksara "Ài (cinta)" ini, itu adalah aksara berasas paduan makna, di tengahnya adalah "Xīn (hati)", di luar adalah "Shòu (merasakan)", maka cinta adalah berusaha untuk merasakan. Merasakan apa? Merasakan di mana letak kebutuhan orang lain. Ketika orang lain selalu merasakan kebutuhan Anda, serta tahu untuk peduli kepada Anda, dalam hati Anda, perasaan Anda akan sangat hangat, pasti tidak akan begitu menderita seperti yang tertulis dalam lagu cinta. Jadi perasaan cinta adalah menghangatkan. Kita sekarang harus mampu membedakan apakah itu cinta sejati atau bukan, andai bukan, harus segera membuat pilihan, jangan melekat pada kesesatan dan tidak sadar.
Perkataan cinta adalah terus terang, perkataannya tidak bakal setumpuk retorika, hari ini ia bisa beretorika terhadap Anda, di lain hari dia juga akan beretorika dengan orang lain. Sebaliknya yang dapat diandalkan adalah pria yang kurang bisa retorika, sebab semangat dan usahanya tidak ditempatkan untuk retorika tersebut, jadi dia barulah tidak begitu bisa bicara. Orang yang suka beretorika, menempatkan semua tenaganya pada apa? Semuanya ditempatkan pada cara penuturan kata-kata. Ada seorang wanita, dia bilang saat pertama kali bertemu dengan suaminya, suaminya tidak mengatakan apa-apa, kalimat pertama yang dikatakannya adalah: Gigi Anda kurang sehat. Lalu berkata: Jadi usus Anda juga kurang sehat, karena gigi Anda kurang sehat, saat Anda mengunyah makanan, pencernaannya akan kurang bagus, sehingga beban usus dan lambung Anda juga besar. Kemudian ia berpikir, cowok ini benar-benar jujur, sama sekali tidak ada retorika, pertama kali bertemu sudah mengutarakan kekurangan saya. Dia merasa ia sangat andal, kemudian ia pun menikah dengannya. Dipikir-pikir, ia benar-benar cerdas, ia tahu bahwa orang yang perkataannya lurus barulah dapat diandalkan. Jadi kata-kata cinta seharusnya terus terang.
Selanjutnya, benak cinta adalah tanpa pamrih, iktikadnya tidak egois. Seseorang yang tahu untuk peduli dan menyayangi orang lain, ia seharusnya terhadap orang tua, istri, dan teman, bahkan terhadap orang asing, sikapnya adalah sama. Sekarang sangat banyak pria dan wanita yang berkontak, pihak lain tidak berkenan meneruskan kontak tersebut, maka dia akan berang karena kesal dan malu, bahkan akan menyakiti pihak lain. Ini bukan hati tanpa pamrih, ini adalah nafsu mengekang dan posesif, mereka telah mengenakan jubah cinta untuk membohong orang. Jadi Anda harus jelas bahwa itu adalah nafsu, itu adalah pengekangan dan posesif, pasti bukan cinta, mereka telah mencemari kata ‘cinta’.
Selanjutnya, perilaku cinta adalah memperkenankan, tahu untuk memperkenankan orang lain. Kami ada seorang guru, suaminya punya seorang adik perempuan yang kuliah dan hidup di Hawaii. Kebetulan adiknya ada masalah keuangan, lalu suaminya berkata kepada istrinya: Kita selama dua sampai tiga tahun ini ada menyimpan sedikit uang, sekarang adik saya sedang kesulitan, saya ingin mengirimkan uang yang kita simpan selama dua atau tiga tahun tersebut kepadanya. Teman-teman sekalian, andai itu suami Anda, apa yang akan Anda katakan? Mengapa tidak ada yang menjawab? Guru tersebut langsung berkata kepada suaminya, dia berkata: Anda berbuat demikian saya sangat terharu, Anda begitu tanpa pamrih merawat adikmu, saya yakin ibumu, bahkan kedua orang tuamu akan sangat lega, jadi saya mendukungmu berbuat demikian, besok saya bantu Anda mengirimkan uangnya. Anda lihat istrinya masih membantu suaminya melakukan hal tersebut, sehingga perilaku cinta adalah memperkenankan kebajikan pihak lain, memperkenankan perilaku pihak lain. Keesokan harinya saat guru tersebut hendak pergi mengirim uang, kebetulan ada teman lain yang sangat tersentuh setelah mendengar hal ini, dia bilang kepadanya, Anda tidak perlu pergi sendiri, saya akan bantu Anda mengirimnya, dia sangat akrab dengan bank. Setelah uang tersebut dikirim, ia mengatakan kepada guru tersebut, kapanpun Anda ingin memberikan uangnya kepadaku tidak masalah, saya telah membantu Anda mengirimnya. Oleh karena itu, perilaku seseorang yang bajik akan menyentuh hati orang di sekitarnya.
Dari empat sudut pandang ini, kita bisa menentukan apakah ia benar-benar tahu bagaimana mencintai orang. Ada seorang teman memberikan saran, dia berkata: Guru Cai, selain empat poin ini masih harus menambahkan satu poin lagi, katanya harus menambahkan "Suka membaca kitab orang kudus dan bijak". Saya mengatakan sarannya ini sangat masuk akal. Karena sikap baik tersebut, kita mempelajarinya dari mana? Pasti bukan muncul secara sendirinya, tetapi harus belajar ajaran orang kudus dan bijak barulah sikap yang tepat tersebut dapat terbentuk.
Baik! Saat kita telah memilih pasangan yang tepat, seterusnya harus dijalani, harus mencapai konsensus. Isu pertama yang paling penting dalam keluarga adalah harus mendidik anak dengan baik, bagai ungkapan "yang terpenting tak lain daripada mengajar anak". Mari kita berpikir tentang hal ini, andai status sosial suami dan istri sangat baik, juga sangat kaya, tetapi anaknya setiap hari menganggur dan bermalas-malasan, kehidupan mendatangnya akan baik tidak? Tidak mungkin. Tidak hanya keluarga saja yang harus mengajar anaknya dengan baik, kaisar dan raja kita ribuan tahun yang lalu, beliau juga mengenal bahwa mengajar generasi berikutnya dengan baik sangatlah penting, jadi pertama kali mereka naik takhta, hal apa yang paling penting? Menetapkan putra mahkota. Dia juga berharap dinastinya dapat teratur dan aman dalam jangka waktu lama, maka putra mahkota harus tegap barulah dunia akan tegap, sehingga mereka akan mengundang guru terbaik dalam negeri ini untuk mengajari anaknya. Ketika antara suami dan istri mencapai semacam konsensus, maka sangat gampang berkoordinasi.
Di dalam lima hubungan manusia, hubungan suami istri disebut "suami dan istri ada perbedaan", suami dan istri adalah hakikat, ada perbedaan adalah moral. Dimana perbedaannya? Perbedaannya adalah pada tanggung jawab yang berbeda. Pada zaman kuno, pria mengurus luar, wanita mengurus dalam, karena di dalam keluarga ada dua tiang utama, yang pertama adalah kehidupan jasmani, yang kedua adalah kehidupan rohani. Pria mengurus luar, menyelesaikan masalah ekonomi dan masalah kehidupan; wanita mengurus dalam, membina kehidupan rohani dan mendidik anak dengan baik. Sekarang banyak suami istri yang sama-sama pergi ke luar untuk bekerja, pendidikan anak ditinggalkan kepada siapa? Baby sitter, guru, tenaga kerja asing, banyak sekali! Jadi sekarang ada istilah baru yang disebut "orang tua pengganti". Contoh yang tadi kita sebutkan, guru, banyak yang mengirimkan anaknya ke kelas penitipan anak selepas sekolah. Ada mengundang orang tua pengganti apa lagi selain itu? Pengasuh lintas generasi (kakek dan nenek) juga sangat banyak. Masih ada satu lagi orang tua pengganti yang sering dipekerjakan oleh orang tua murid: TV, dan sekarang juga ada komputer.
Teman-teman sekalian, ketika kita memperoleh banyak uang, apakah Anda mampu terus-menerus mempertahankan uang tersebut di sisi Anda? Kita harus memahami bahwa kekayaan dimiliki bersama oleh lima tuan, banjir menginginkan uang Anda, kebakaran menginginkan uang Anda, pejabat korup menginginkan uang Anda, pencuri dan perampok menginginkan uang Anda; keempat ini masih tidak cukup kuat, yang terakhir paling hebat, yakni anak cucu durhaka, Anda mencari uang dengan sangat susah payah, ia menghabiskannya dengan sangat nikmat. Oleh karena itu, andai Anda di sini mencari uang, yang di sana membocorkan kekayaan, maka tidak akan dapat dipertahankan. Ketika kita menggunakan orang tua pengganti untuk mengajar anak-anak, pada akhirnya anak-anak tidak mengerti masalah, Anda mungkin harus khawatir seumur hidup, mungkin akan mengalami depresi, demikian pun sangat berbahaya.
Mari kita lihat, menyerahkan anak kepada kelas penitipan anak, saya pernah berpikir tentang sebuah masalah secara mendalam, juga pernah mencermati. Anak-anak ranking sepuluh besar di dalam kelas, hampir setengah ada kursus, setengahnya lagi tidak kursus. Setengah anak-anak yang kursus ini, saya mulai mencermati bahwa mereka kurang konsentrasi saat mengikuti pelajaran. Karena andai pelajaran hari ini telah dipelajarinya saat kelas kursus, apa yang dia pikirkan? Dia akan menepuk-nepuk siswa di samping dan berkata: Itu saya sudah belajar, itu telah saya pelajari sebelumnya. Dia fokus atau tidak sewaktu mengikuti pelajaran? Itu sangat parah! Dalam menuntut ilmu itu yang paling penting adalah harus konsentrasi dan harus fokus, ketika ia mulai meremehkan terhadap penuntutan ilmu, tampang kegagalan sudah tampak. Jadi materi yang sudah dipelajarinya, ia tidak konsentrasi. Kebetulan materi yang diajar hari ini belum pernah dipelajarinya, ia akan berpikir bahwa guru kelas kursus juga akan mengajarnya nanti.
Murid seperti ini, saya juga menemukan bahwa malam sebelum ujian mereka akan memegang beberapa helai kertas dan membacanya mati-matian. Kertas apa itu? Rangkuman poin-poin penting yang dirangkum oleh guru kelas kursus mereka, jadi dia bersekolah siapa yang membantunya belajar? Guru-guru kursus tersebut. Jadi saya melihat mereka sangat serius dalam menghafal, lalu selepas ujian mereka langsung berkata: Bebas sudah! Saya berpikir, pengetahuan tersebut dalam dua atau tiga hari sudah dilupakan dari otaknya secara total. Anak-anak ranking sepuluh besar lainnya yang tidak kursus, mereka juga tidak mempunyai rangkuman tersebut, mereka kebanyakan adalah dua orang siswa duduk di sana, "Yuk, aku merangkum beberapa poin penting, aku tanya kamu, lihat kamu bisa tidak? Kamu juga tanya saya, lihat aku bisa tidak?" semuanya merangkum sendiri poin-poin pentingnya, sewaktu dia merangkum poin-poin penting, ia telah sedikit demi sedikit mengakumulasi kemampuannya dalam menuntut ilmu. Oleh karena itu, sangat banyak orang memiliki kesesatan pikiran, merasa bahwa mengeluarkan uang pasti akan efektif; setelah mengeluarkan uang juga tidak melihat secara waswas, apakah anak-anak benar-benar ada belajar sesuatu. Ini adalah yang pertama, efek dari kelas penitipan anak, kita harus memikirkannya.
Yang kedua, pembantu rumah tangga. Banyak pembantu rumah tangga berbicara Mandarin saja tidak jelas, sehingga kemampuan bahasa dan sastra generasi berikutnya terus menurun. Teman-teman sekalian, kemampuan pelajaran bahasa adalah dasar bagi semua mata pelajaran, pelajaran bahasa tidak baik, maka belajar mata pelajaran lain akan sangat sulit. Masalah tidak hanya pada bahasa, pembantu rumah tangga saat merawat anak-anak menggunakan sikap apa? Sikap orang tua bukan? Bukan, ia akan melayaninya bagaikan bos dan kaisar. Banyak anak-anak hasil didikan pembantu rumah tangga, ketika hendak keluar rumah, langsung duduk di kursi kecil, sepasang kakinya diangkat, minta bantu dipakaikan kaus kaki dan sepatu, jadi kemampuan hidupnya sangat rendah. Anak seperti ini, andaikan bisnis Anda gagal, dia mungkin akan mati kelaparan. Kekayaan tidak bisa selalu dipertahankan, Anda harus mempertimbangkan bahwa ketika keluarga tidak begitu kaya, anak-anak memiliki kemampuan untuk hidup mandiri tidak? Harus berpandangan tinggi dan bervisi jauh. Juga ada berita mengatakan bahwa anak-anak yang dilayani oleh pembantu rumah tangga di rumahnya tersebut, setelah sampai di sekolah, guru mengaturnya untuk menyapu lantai, dia akan bernegosiasi dengan guru, dia bilang: Guru, saya kasih Anda uang, Anda yang bantu saya untuk melakukannya. Apa yang ada dalam nilai hidupnya? Uang dapat membantu menyingkirkan perkara. Jadi fenomena ini, pembantu rumah tangga tidak dapat menggunakan sikap orang tua dalam mengasuh anak Anda.
Selanjutnya yang ketiga, pengasuh lintas generasi. Banyak tetua sewaktu menjadi orang tua masih sangat berakal budi, ketika menjadi kakek dan nenek, mengapa cucu ini begitu comel, sehingga sangat memanjakannya. Ibu saya, sewaktu beliau mendidik kita begitu berprinsip! Sangat berprinsip. Saya masih ingat suatu waktu saya punya permintaan terhadap ibu saya, tuntutan yang tidak rasional, lalu ibu saya memegang sebuah buku, tidak menggubris saya. Lalu saya berbaring di lantai dan mulai berguling-guling, pokoknya harus membuatnya mencapai tujuanku, alhasil ibu saya sama sekali tidak melihat saya, terus membaca bukunya. Lalu saya merasa berguling itu sangat lelah, juga tahu menggunakan emosi tidak bisa mencapai tujuan saya, ibu saya tidak menerima ancaman itu, lalu saya pun bangkit sendiri dan pergi, Anda lihat kesan saya begitu mendalam. Oleh karena itu, mendidik anak harus punya prinsip yang tepat, tidak boleh membiarkan anak langsung mendapatkan apa yang diinginkannya, dia akan terlalu manja. Anda lihat sewaktu ibu saya mendidik saya begitu baik, alhasil saat mengasuh cucu malah mulai memanjakannya, dan sering mengatakan kepada saya: Kamu jangan begitu galak dengan keponakanmu. Lalu saya pun tidak berbicara apa-apa, setelah lewat sekitar setengah tahun, beliau mengatakan kepada saya: Kamu galak itu benar. Karena cucu tersebut telah naik ke atas kepalanya. Jadi pengasuhan lintas generasi efeknya tidak baik, akan memanjakan anak, maka lebih aman jika anak-anak diasuh sendiri.
Selanjutnya, TV dan komputer, itu tidak perlu dikatakan lagi, semua yang diajarkan adalah fenomena keserakahan, kebencian, kebodohan, dan kecongkakan. Kita melihat banyak anak yang perkataannya sangat memberontak, perkataannya sangat kasar, hal ini adakalanya belum tentu belajar dari orang tuanya, tetapi belajar dari TV dan komputer. Dan menonton TV dan komputer memiliki semacam efek hipnotis, apakah Anda merasa bahwa orang yang menonton TV, sepertinya terisolasi dari dunia, orang di sebelahnya bagaimana memanggilnya pun tidak ada gunanya. Mengapa? Karena radiasi dan gelombang magnetik TV akan membuat otak Anda seperti sudah terisolasi di dalam sebuah ruangan, bagaikan kondisi otak yang terisolasi selama sembilan puluh enam jam. Jadi semakin banyak menonton TV semakin tidak bisa berpikir. Anda lihat mengapa banyak produk-produk mahal suka diiklankan melalui TV, serta menghamburkan jumlah uang yang besar ke dalamnya? Karena sewaktu menonton TV orang cenderung tidak berakal budi, melihat setelah mengoleskan SK , langsung jernih bagaikan kristal, membuat mabuk yang melihatnya, maka ia langsung membelinya. Jadi TV mempunyai dampak yang mendalam dan jauh terhadap otak anak, ini telah terbukti secara ilmiah. Di situs www.dfg.cn kami ada sebuah artikel yang berjudul "Anak Yang Dibesarkan Oleh TV", teman-teman boleh pergi membacanya; ilmuwan telah berhasil meneliti bahwa TV memiliki dampak yang sangat buruk terhadap anak.
Baik! Jadi kita memahami bahwa pendidikan anak masih harus tergantung pada kita sendiri, baru dapat dikuasai dengan baik, karena pertumbuhan anak tidak mungkin akan berulang sekali lagi. Sekarang suruh Anda sendiri yang mengasuh anakmu, bisakah Anda melakukannya? Mungkin langsung berkata: Guru Cai, orang di lapangan, tubuhnya bukan kendali sendiri, apa yang Anda bilang saya sangat setuju. Masalah pertama yang harus kita pikirkan adalah masalah ekonomi. Orang pada umumnya pun merasa bahwa jika tidak mencari uang berdua maka akan mati kelaparan, Anda lihat kita sangat banyak posisi pra-atur. Teman-teman sekalian, pada zaman kakek saya, pasangan suami istri, hanya suami yang keluar untuk mencari uang, lagi pula masih melahirkan lima, enam anak, bahkan tujuh, delapan anak, mereka ada mati kelaparan tidak? Tidak. Sekarang kita cuma mengasuh satu anak, masih harus dua orang yang mencari uang, malahan takut mati kelaparan, masalahnya di mana? Masalahnya adalah tidak menguasai sikap inti dari pengurusan rumah tangga: Ulet dan hemat. "Hemat adalah akar dari pengurusan rumah tangga", asalkan rajin dan hemat, jangan sembarang mengabur, sebenarnya uang yang dihasilkan satu orang, untuk digunakan keluarga sudah cukup. Lagi pula hanya satu orang yang berpenghasilan, keluarga menggunakannya dengan sangat ulet dan hemat, dari kecil dapat menanamkan sikap apa kepada anak? Sikap sangat ulet dan hemat, Anda telah menempatkan anakmu pada posisi tidak terkalahkan, tidak akan menjadi budak materi. Baik! Pada pelajaran berikutnya kita baru lebih lanjut menganalisis dari sisi ekonomi, terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar