Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar Hidup Bahagia – Penjelasan《Di Zi Gui》Secara Mendetail" oleh Guru Cai Lixu
pada tanggal 16 Februari 2005 (Episode 4)
Teman-teman sekalian, selamat sore semuanya! Pagi tadi kita membahas bahwa sikap awal dalam belajar
sangatlah penting, kita menyebutkan "belajar itu berharganya di penetapan tekad", harus terlebih dahulu
menetapkan tekad sehingga akan memiliki dorongan yang tidak terbatas, yang mendesak kita tiada hentinya maju dan berkembang. Yang kedua, "belajar itu berharganya di pelaksanaan nyata". Kita sekarang ingin belajar kebudayaan
Tiongkok, ingin mempelajari ilmu orang kudus dan bijak, kita juga tidak perlu khawatir dan berpikir bahwa saya sekarang baru mulai belajar sempat atau tidak?
Sebenarnya yang paling penting adalah kita belajar satu ayat harus melaksanakan satu ayat. Banyak orang berkata bahwa tunggu sampai saya sudah
mantap, baru mengajar anak-anak, tunggu sampai saya mantap, baru membantu orang
lain, tunggu sampai kita belajarnya mantap, apakah masih sempat? Sudah
terlambat. Sekarang belajar satu hal, laksanakan satu hal, hanya dengan
semangat ini saja Anda sudah dapat menyentuh hati anak Anda, menyentuh hati
siswa Anda. Banyak guru-guru kami, sebelumnya juga jarang mendalami budaya
Tiongkok, mereka juga memegang sikap untuk ikut belajar bersama-sama siswanya
sendiri, terkadang sikap seperti ini, anak-anak setelah melihatnya juga akan sangat sukacita, karena kita mempertunjukkan sikap giat belajar untuk dilihat anak, dan dilihat para siswa.
Ada sebuah TK, mereka mengajarkan anak-anak untuk
bersikap sopan selepas makan, ketika berdiri harus berkata kepada para guru dan para siswa satu meja "Selamat menikmati makanan
kalian", kemudian membawa mangkuk dan sumpit ke dapur untuk dicuci
sendiri, semua anak-anak pun memelihara kebiasaan ini. Guru mereka juga ikut
melakukan hal tersebut, selepas makan setiap guru juga memberikan salam bungkuk
dan berkata, "Selamat menikmati makanan kalian", semua anak-anak juga
akan tersenyum manis. Teman-teman sekalian, mengapa begitu? Anak-anak akan berpikir dalam hati:
Guru juga sama dengan kita, harus punya tata krama, harus mematuhi
aturan-aturan ini. Sebenarnya ketika kita ikut melaksanakan bersama anak-anak,
efeknya akan sangat baik.
Masih ada seorang anak, kebetulan suatu sesi makan,
semua guru dan siswa sudah selesai makan,
tinggal dia sendiri yang belum. Anak tersebut selesai makan, lalu
berdiri, terhadap meja dan kursi memberi salam bungkuk, dan berkata
"Selamat menikmati makanan kalian", semua guru tertawa setelah
melihat adegan tersebut. Tapi kami merasakan anak itu sangat jujur, bilang satu
hal, belajar satu hal, langsung laksanakan satu hal. Seseorang harus belajar jujur dahulu, baru belajar
fleksibel, dengan begitu ilmu barulah akan berprestasi. Andaikan pada awalnya sudah belajar fleksibel, terhadap
ajaran guru, diajarkan lima hal, pilih tiga hal untuk dilakukan. Iya! Otak juga
sangat fleksibel, tetapi mungkin ilmunya akan tidak kukuh, sehingga di hari mendatang akan dicelakai oleh kepintarannya itu sendiri.
Selain pelaksanaan nyata, selanjutnya kita harus memahami, belajar juga harus
mementingkan urutannya, kronologinya. Di dalam《Kitab Tiga Aksara》(Sān Zì Jīng) ada sepatah
kalimat, "bagi para pelajar, tentu ada awalnya", belajar itu ada kronologinya, "siap Pembelajaran Dasar, barulah Empat
Buku", artinya mempelajari buku《Pembelajaran Dasar》(Xiǎo Xué) ini dengan baik,
barulah kemudian belajar Empat Buku dan Lima Kitab.《Pembelajaran Dasar》adalah sebuah buku yang dirangkai oleh Guru Zhu Xi
untuk membimbing susila kanak-kanak, buku ini mengajarkan anak-anak bagaimana
berbakti kepada orang tua mereka, bagaimana menghormati tetua, serta tata
susila dalam membersihkan rumah dan menghadapai masalah dalam kehidupan. Yang
pernah membaca buku tersebut silakan angkat tangannya? Lumayan banyak juga. Jarak buku ini hampir seribu tahun dari sekarang, sejarahnya
relatif lama, banyak situasi kehidupannya sudah sedikit berbeda
dengan masa sekarang.
Dan mengapa belajar《Pembelajaran Dasar》begitu penting? Karena anak sejak kecil terlebih
dahulu menanamkan fondasi bertingkah laku
dan melakukan hal, setelah fondasi ini sudah tertanam, dia membaca kitab lainnya, dia bukan hanya membacanya, dia tahu harus menerapkannya dalam interaksi antarmanusia, dia tahu harus menerapkannya dalam kehidupan, sehingga fondasi ini niscaya harus ditanam.
Karena kitab ini jarak waktunya agak jauh dari kita, dan saya pernah
membacanya, mungkin hanya membaca enam puluh sampai tujuh puluh persen, tetapi
banyak istilah di dalamnya yang tidak saya mengerti. Setelah saya membaca《Pembelajaran Dasar》dan kemudian membaca《Di Zi Gui》, terhadap kitab《Di Zi Gui》 ini saya sangat tersentuh, juga sangat memujinya.
Karena《Di Zi Gui》adalah kitab yang dikompilasi pada zaman Dinasti Qing,
hanya berjangka ratusan tahun dari kita, sangat dekat. Dan Guru Li Yuxiu zaman Dinasti Qing, beliau merujuk
kepada isi di dalam《Pembelajaran Dasar》yang paling penting, mengambil pedomannya, dan
menyusunnya menjadi《Di Zi Gui》; sangat relevan dengan kehidupan kita, tidak ada satu ayat pun yang tidak bisa kita lakukan, lagi pula inti ajaran《Pembelajaran Dasar》juga sudah terkandung di dalamnya. Guru Li Yuxiu, beliau
menyusun kitab ini, masih menurut ajaran Konfusius yang sangat penting dalam《Analek》, ajaran tersebut berbunyi "aturan anak murid,
nasihat orang kudus", dan
mengatakan "diawali bakti dan persaudaraan, diikuti waswas dan terpercaya, mencintai segenap khalayak,
kemudian dekati insan pengasih, ada tenaga yang
tersisa, barulah belajar pengetahuan lain", yakni
didasarkan pada ayat yang disabdakan oleh Konfusius tersebut,
menetapkan tujuh garis besar, dan menyusunnya
menjadi《Di Zi Gui》.
Oleh karena itu, setelah kita mempelajari《Di Zi Gui》dengan baik, kita sudah menanam fondasi《Pembelajaran Dasar》dengan baik. Andai fondasi《Pembelajaran Dasar》tidak tertanam secara baik, langsung membaca Empat
Buku dan Lima Kitab, anak semakin banyak
membaca malah akan terlepas dari kehidupan nyata. Ada beberapa anak, kitab yang
dibacanya sangat banyak, tetapi mereka akan menggunakan ayat dalam《Analek》untuk berdebat dengan orang tuanya. Seorang anak yang
berumur sekitar enam tahun, suatu saat ibunya mengkritiknya, lalu dia berkata
kepada ibunya: Ma, Anda punya sifat Konfusius yang lembut, murni, hormat, hemat, dan mengalah tidak? Andaikan Anda tidak mampu meneladaninya, Anda tidak berhak untuk menyalahkan saya.
Ibunya tercengang, karena sekarang anaknya telah menggunakan kata-kata dalam
kitab klasik untuk membantahnya, jika membaca lebih banyak akan bagaimana?
Ada seorang tetua saya,
beliau membawa cucunya, cucunya harus memanggil saya om, beliau membawanya ke
rumah kami, saat itu orang tua saya juga di rumah. Sekali duduk, beliau mulai
berkata kepada cucunya: Yuk, kita lafalkan Bahasa Inggris untuk didengarkan
para tetua. Gadis kecil ini juga sangat mahir, saya yakin ia bukan hanya mempertunjukkan kepada
kita saja, pasti sudah membuat banyak pertunjukan, jadi dia juga sangat
leluasa. Kemudian neneknya mulai bertanya: Apel, Bahasa Inggrisnya apa? Gadis
kecil itu berkata: Apple. Payung, Bahasa Inggrisnya apa? Gadis kecil itu
berkata: Umbrella. Ditanya berapa pertanyaan pun dapat dijawabnya dengan fasih,
tiba-tiba gadis kecil ini balik bertanya
kepada neneknya, dia berkata: Nenek, apa Bahasa Inggrisnya buku? Neneknya
berkata: Mana saya tahu! Gadis kecil ini lalu berkata: Nenek, kamu kok idiot
banget sih!
Andai anak tidak belajar bertingkah laku dan melakukan hal, pengetahuan yang
dipelajarinya, semakin banyak buku yang dibacanya maka akan semakin arogan. "Arogansi" adalah pembunuh yang sangat besar dalam menuntut ilmu, rasa arogan sekali tumbuh, ilmunya sangat sulit berprestasi. Oleh karena itu,《Catatan Ritus.Rangkuman Ritus》(Lǐ Jì.Qū Lǐ) menyebutkan "arogansi tidak boleh ditumbuhkan", ini merupakan peringatan sangat penting yang diberikan orang kudus dan bijak zaman dahulu kepada kita.
Tuan Lin Zexu dalam pengalaman hidup yang dilaluinya
meringkas sepuluh hal, sepuluh hal tersebut adalah, andaikan orang membuat sepuluh
kesalahan ini, maka kehidupannya sangat tidak bermanfaat, beliau bilang namanya
"sepuluh tidak
bermanfaat". Yang pertama disebut "tidak berbakti kepada orang tua,
menyembah Tuhan tidak bermanfaat". Kepada orang tua pun tidak berbakti,
setiap hari berdoa mencari perlindungan Tuhan, ada gunanya tidak? Tidak
berguna. "Saudara tidak rukun,
berteman tidak bermanfaat", di dalam rumah berinteraksi dengan saudara tidak tahu bertoleransi, sering ada konflik, orang seperti ini
pergi keluar dan berteman dengan yang lain, apakah ia bisa mendapatkan sahabat
karib? Tidak mungkin. Di dalam "sepuluh tidak bermanfaat", dua poin di antaranya membidik tentang peringatan yang sangat penting dalam menuntut ilmu, "tinggi hati dan berjiwa arogan, pengetahuan luas tidak
bermanfaat", "sikap dan perilaku tidak tepat, membaca kitab tidak
bermanfaat". Oleh karena itu, selama dia berjiwa arogan, semakin tinggi jenjang pendidikannya, ia semakin memandang rendah orang
lain, semakin mudah untuk menyakiti orang lain. "Sikap dan perilaku tidak
tepat", andai ucapan dan perilakunya berlawanan arah dengan ajaran orang kudus dan bijak, maka kitab yang dibacanya tidak relevan dengan dirinya, sehingga tidak mendapat manfaat.
Jadi terhadap perkataan yang diwariskan oleh filsuf kudus Tiongkok ribuan tahun dahulu, kita harus sangat menghargainya, harus benar benar dijadikan sebagai kesiagaan; sendiri tidak
boleh melanggar, tentu saja anak kita juga harus
berusaha untuk tidak membuat kekhilafan tersebut, ini
adalah kronologi dalam pembelajaran.
Selanjutnya, metode belajar harus menangkap kalimat ini, "belajar satu bagian secara mendalam,
berpraktisi untuk jangka waktu lama". Satu bagian, bagian yang mana? Nasihat
yang diajarkan oleh filsuf kudus Tiongkok, andai digambarkan dengan dua kata, adalah "Dào Dé". Dào dé, dua kata tersebut
telah menguasai seluruh ajaran orang kudus dan bijak selama ribuan tahun, jadi pedoman ditetapkan maka uraian berkembang. Teman-teman sekalian, apa itu dào (hakikat)? Apa itu dé (moral)? Coba kita
buka buku penuntun halaman kedua, di bawahnya ada sebaris kata, mari kita
membacanya bersama-sama, siap; mulai, "Mengenal kodrat alam semesta yang melampaui waktu dan ruang, itulah
yang dinamakan dào", kalimat
berikutnya, "Mengajarkan manusia bagaimana untuk mematuhi kodrat alam
semesta, hidup tanpa melanggar kodrat tersebut, itulah
yang dinamakan dé ".
Jadi "Dào" adalah kodrat alam semesta yang melampaui waktu dan ruang, dengan kata awam yaitu hakikat raya hubungan
kodrati. Lima hubungan manusia adalah dào, jadi langit, bumi, beserta isinya mempunyai
lintasan yang dilaluinya sendiri, barulah tidak akan terjadi konflik. Tidak
hanya orang saja yang memiliki jalan yang tepat, seperti antara planet yang
satu dengan planet yang lain dalam berputar, mereka juga memiliki jalur orbit
yang tepat dalam perputarannya. Andai perputaran planet di alam semesta ini, dia hari ini
berputar seperti ini, besok ingin berubah menjadi begitu, boleh tidak? Tidak
boleh. Andai salah satu dari
sembilan planet, Pluto mengatakan saya hari ini tidak ingin berputar seperti
ini, besok aku ingin mengubahnya. Mungkin saat ia mengubah orbitnya, maka dengan
planet lain akan saling bertabrakan,
konflik, dan bergesekan. Alam semesta begitu, manusia juga serupa. Jadi lima
hubungan manusia ini, andai kita dapat
mematuhinya, maka akan berinteraksi dengan sangat
harmoni. Namun lima hubungan ini, andaikan kita tidak berkenan mematuhinya, maka akan timbul kontradiksi dan timbul
konflik.
Baik! Teman-teman sekalian, sekarang lima hubungan ini ada konflik tidak? Ada
tidak? Sangat banyak konflik, dengan membaca koran maka Anda akan tahu. Mari
kita lihat, bagaimana agar kelima hubungan ini tidak melampaui batas? Bagaimana
menjalankannya dengan sepenuh hati? Teman-teman sekalian, menurut Anda dari kelima hubungan tersebut mana
yang paling penting? Semuanya sangat penting. Dalam《Tengah dan Lumrah》menyebutkan, "hakikat orang berbudi, berawal dari suami dan istri", sehingga dampak hubungan
suami dan istri sangat mendalam dan jauh. Mengapa hubungan suami dan istri adalah yang paling
penting? Karena suami istri berada dalam ruangan yang sama, kamar yang sama. Andaikan suami istri berinteraksi dengan harmonis, suami istri rukun, secara alami
anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga demikian, hubungan orang tua
dan anak akan sangat dekat; jika hubungan suami istri rukun, kakak beradik juga
akan harmonis.
Kemarin kakak saya juga ada datang ke sini
mendengarkan seminar saya, beliau bilang beliau adalah perwakilan keluarga
untuk menghadiri seminar ini. Saya dan dua kakak
saya juga berinteraksi dengan sangat harmoni,
karena orang tua saya selama dua puluh tahun, dari saya kecil sampai besar,
tidak pernah bertengkar di depan kami, terhadap satu sama lain juga tidak ada ucapan yang sangat menusuk, di dalam keluarga terpelihara
suasana yang harmonis. Oleh karena itu, anggota keluarga kami juga sulit untuk
memulai pertengkaran dengan orang lain. Saya pun secara mendalam
merasa bahwa interaksi suami dan istri
memberikan pengaruh pembinaan bawah sadar kepada anak. Jadi hubungan suami istri sekali tegak, orang tua dan anak otomatis dekat, kakak beradik
juga akan harmonis.
Baik! Ketika "ayah dan anak ada kedekatan",
anak akan tahu untuk bersyukur terhadap jerih payah dan sumbangsih orang tua, maka
rasa syukurnya terhadap orang akan terlahir. Dia masuk ke dalam masyarakat
bertemu dengan ketua yang sangat menuntun dan memupuknya, ia secara alami akan lahir sikap "atasan
dan bawahan ada kebenaran", ia pun akan bersetia kepada pemimpinnya,
secara alami sikap ini akan terbentuk. Ada sebuah pepatah kuno, bunyinya "bawahan yang setia keluar dari
pintu anak berbakti", kalimat ini sangat masuk akal. Sekarang yang suka beralih
pekerjaan sangat banyak, ketika beralih pekerjaan ia hanya memikirkan kekayaannya
sendiri, tidak berpikir tentang bimbingan ketuanya dalam jangka panjang, bahkan ada beberapa yang langsung beralih ke
perusahaan lawannya, dan bersaing dengan perusahaan yang ditinggalkannya
tersebut. Baik! Jadi "atasan dan bawahan ada kebenaran". Kakak beradik dapat berinteraksi dengan baik, maka di rumah dia tahu untuk saling merawat, saling membantu, sekali berinteraksi dengan teman sekelasnya, sekali berinteraksi dengan rekan kerjanya, sikapnya tersebut secara alami akan ditampilkan, jadi juga akan bersahabat karib dengan yang lainnya.
Jadi hubungan suami istri sekali tegak, lima hubungan manusia pun akan tegak, maka mengajarkan bagaimana suami istri hidup rukun, ini adalah ilmu yang sangat penting.
Teman-teman sekalian, apakah Anda pernah
belajar cara interaksi antara suami dan istri? Apakah diajarkan dalam buku
pelajaran? Tidak. Mengapa hal yang begitu penting tidak diajarkan? Anda lihat,
pertanyaan ujian yang diuji sebelumnya, tidak berpengaruh besar terhadap kehidupan sekarang, tetapi dipelajari untuk
waktu yang lama; lalu hakikat sangat penting yang
memengaruhi kehidupan kita, malahan tidak pernah dipelajari. Hubungan antara
suami dan istri juga harus ingat, "waswas pada permulaan". Pertama kali sewaktu belum
menikah, Anda perlu membuka lebar mata Anda, harus memilih pasangan yang tepat.
Tentu saja Anda ingin memilah-milah orang lain, orang lain juga ingin
memilah-milah Anda. Ingin menemukan pasangan yang baik, bukan terus-menerus mengikuti kencan buta, metode ini
sangat melelahkan. Metode terbaik yaitu kumpulan bintang mengitari bulan, asal Anda mengkilapkan lingkaran cahaya Anda, banyak
bintang akan mendekati Anda, sampai saat itu terserah Anda untuk memilih, ini
adalah metode paling ulung untuk menemukan pasangan.
Baik! Suami dan istri harus waswas pada permulaannya, harus menelaah apakah ia pasangan yang mampu berinteraksi denganmu seumur hidup, ini
bukanlah hal yang boleh asal-asalan. Sekarang banyak
pemuda dan pemudi, mereka belajar hakikat suami dan istri, belajar
interaksi antara pria dan wanita, belajar dari mana? Belajar dari lagu-lagu
cinta. Di dalam lagu cinta, bagaimana keadaan interaksi laki-laki dan
perempuan dalam lagu cinta? Cinta sampai
sangat menderita, cinta bagaikan
kepedihan hidup dan mati, ada tidak?
Masa muda tidak menderita kayanya tidak mirip
anak muda, "orang jika tak sembrono maka menyia-yiakan masa
muda", apakah ini dinamakan cinta? Saya menyadari hal ini, maka saat saya mengajar murid kelas lima dan enam SD, saya pun sangat waswas. Saya segera memberikan mereka beberapa suntikan pencegahan,
supaya mereka memiliki sikap yang benar terhadap hubungan antara pria dan
wanita, jangan disesatkan oleh lagu-lagu cinta ini. Saya berkata kepada mereka,
interaksi antarmanusia semuanya harus melalui beberapa proses, pasti awalnya dimulai
dari "saling berkenalan", setelah berkenalan, selanjutnya berkembang menjadi "saling mengetahui", saling memahami,
lalu "saling menghargai", saling menghargai takdir satu sama lain, baru sampai "saling
mencintai", dan akhirnya "pernikahan", apakah ini adalah akhir?
Banyak orang mengatakan bahwa "pernikahan adalah kuburan cinta", itu semuanya menyesatkan. Andaikan berinteraksi dengan baik, arak yang direndam lebih
lama akan lebih harum, jadi perlu dijalani dengan baik.
Apa itu kasih sejati dan cinta sejati? Saya sering memberikan satu contoh,
kasih sejati cinta sejati adalah bagaikan seorang kakek yang berumur tujuh
puluhan tahun memegang tangan nenek yang berumur tujuh puluhan tahun, berjalan
santai di taman. Kemudian nenek tersebut mengatakan kepada suaminya, beliau
berkata: Bang, besok adalah tanggal lima belas kalender Imlek, besok kita patut makan
vegetarian. Anda melihat dari pasangan tua tersebut barulah dapat melihat
perasaan saling mengasihi dan saling mencintai, dan pastinya bukan semacam
emosi yang sangat intens, itu sangatlah mudah untuk berubah. Jadi kami memberitahu anak-anak, ini adalah proses interaksi
antara laki-laki dan perempuan, serta interaksi antarmanusia.
Andai seorang cowok baru
berkenalan denganmu hari ini, ia segera memberitahumu: Aku sangat mencintaimu. Ini pasti adalah apa? Pasti
ia berbohong kepadamu, ini tidak sesuai dengan kodrat alam, ini merupakan
kesalahan. Lalu, hari ini bertemu denganmu dan memberitahumu, "Seumur
hidup ini, saya tidak akan menikahi orang lain selain kamu", Anda harus
segera sadar. Ada apa dengan dia? Dia tidak tahu Anda adalah orang seperti apa,
bukan? Dia tidak tahu seluruh sikap Anda terhadap orang dan masalah, kemudian
dia bilang dia sangat menyukaimu, ini disebut apa? Retorika; tetapi kekuatan
retorika sangat besar, Anda akan tidak tahan jika tidak ada ketenangan batin yang cukup, jadi harus supaya mereka terlebih dahulu membina pengenalan yang benar. Dan proses saling berkenalan dan saling
mengetahui ini harus sangat berkepala dingin, andaikata Anda merasa pria ini lumayan, Anda harus mencermati secara saksama, lihat bagaimana ia berinteraksi dengan rekan kerjanya, bagaimana ia berinteraksi dengan temannya; ataupun Anda dan dia adalah teman
satu kampus, Anda harus melihat bagaimana ia berinteraksi dengan siswa yang lain. Dengan mencermati secara objektif, maka dapat benar-benar memahami sikapnya dalam bertingkah laku dan melakukan hal.
Andaikan pada permulaan, Anda tidak begitu mengenalinya, Anda sudah pergi
dengannya sendirian untuk menonton film, mendaki bukit, dan minum kopi, apa yang akan terjadi jika seperti ini? Ia pasti dengan yang terbaik, tidak hanya yang terbaik, tetapi akan
melampaui standar mempertunjukkan
kepada Anda; kemudian yang buruk semua ditutupinya, sehingga yang Anda kenal
bukanlah dia yang terlihat seperti biasa. Andai terhadap siswa dan teman yang lain, dia sangat mempunyai rasa kasih, sangat peduli kepada orang lain, bisa
dijamin andai dia ingin saling mencintai dan mengasihi dengan Anda, ia pasti
akan banyak bersumbangsih untuk Anda. Jadi saling mengetahui juga harus objektif, harus berakal budi, tidak boleh langsung keluar berduaan untuk
beraktivitas, ini sangat berbahaya. Teman-teman sekalian, anak-anak muda sekarang tidak mengetahui hal ini,
sehingga terjebak dalam situasi yang sangat
berbahaya. Ada sebuah perkataan, "karena salah paham maka bersatu, karena paham maka berpisah", betul! Karena pemahamannya cuma di permukaan,
bukan pemahaman objektif yang sebenarnya.
Oleh karena itu, saling mengetahui sangatlah penting, harus banyak mencermati, harus berkepala dingin.
Selanjutnya saling menghargai, menghargai takdir satu sama lain dan peluang untuk berinteraksi, lalu saling mencintai, kemudian
barulah berjalan menuju ke penghujung karpet. Dalam proses saling mengetahui ini
ada satu poin yang sangat penting, harus terlebih dahulu ada konsensus barulah
berjalan menuju pernikahan. Banyak teman sangat berjiwa heroik dan berambisi kuat, dia bilang: Bukan masalah jika konsepnya tidak tepat, saya akan mengubahnya. Ada jiwa
heroik dan ambisi kuat tidak? Orang semacam ini lumayan banyak. Saya akan
berkata kepadanya, ada sebuah perkataan berbunyi "mabuk tergeletak di
medan perang janganlah tuan tertawa, sedari dahulu
berapa orang yang pulang selamat dari perang", andai Anda memegang sikap ini sewaktu pergi, jumlah
orang yang pulang dan hidup kembali tidaklah banyak. Karena sampai umur dua
atau tiga puluh tahun, sangat banyak kebiasaan dan karakter sudah cukup
melekat, kecuali dia berkenan berubah, jika tidak
maka orang lain sangat sulit untuk memutarbalikkannya. Jadi kita masih harus
mengikuti takdir, jangan memaksa,
harus menemukan pasangan yang setekad dan sepaham, pernikahan
barulah tidak akan dijalani dengan susah payah.
Saling mencintai, bagaimana mencintai orang lain?
Bagaimana mengidentifikasi interaksi antarmanusia adalah cinta sejati? Anda lihat sekarang banyak
sekali orang menggunakan kata "cinta" untuk mengancam orang lain, ada
tidak? Aku sangat mencintaimu, sehingga kamu harus bagaimana bagaimana terhadap
saya. Ketika tidak paham terhadap cinta, mungkin akan selalu membawa bendera
cinta untuk mengendalikan orang lain, selalu membuat orang merasa menderita dan gelisah. Kita lihat aksara
"Ài (cinta)"
ini, itu adalah aksara berasas paduan makna, di tengahnya
adalah "Xīn (hati)", di
luar adalah "Shòu (merasakan)",
maka cinta adalah berusaha untuk merasakan.
Merasakan apa? Merasakan di mana letak kebutuhan orang lain. Ketika orang lain
selalu merasakan kebutuhan Anda, serta tahu untuk peduli kepada Anda, dalam hati Anda, perasaan Anda akan sangat
hangat, pasti tidak akan begitu menderita seperti yang tertulis dalam lagu cinta. Jadi
perasaan cinta adalah menghangatkan. Kita sekarang harus mampu membedakan apakah itu
cinta sejati atau bukan, andai bukan, harus segera
membuat pilihan, jangan melekat pada kesesatan dan tidak sadar.
Perkataan cinta adalah terus terang, perkataannya
tidak bakal setumpuk retorika, hari ini ia bisa beretorika terhadap Anda, di lain hari dia juga akan beretorika dengan
orang lain. Sebaliknya yang dapat diandalkan adalah pria yang kurang bisa
retorika, sebab semangat dan usahanya tidak
ditempatkan untuk retorika tersebut, jadi dia barulah tidak begitu bisa bicara.
Orang yang suka beretorika, menempatkan semua tenaganya pada apa? Semuanya
ditempatkan pada cara penuturan kata-kata. Ada seorang wanita, dia bilang saat
pertama kali bertemu dengan suaminya, suaminya tidak mengatakan apa-apa,
kalimat pertama yang dikatakannya adalah: Gigi Anda kurang sehat. Lalu berkata:
Jadi usus Anda juga kurang sehat, karena gigi Anda kurang sehat, saat Anda
mengunyah makanan, pencernaannya akan kurang bagus, sehingga beban usus dan
lambung Anda juga besar. Kemudian ia berpikir, cowok ini benar-benar jujur,
sama sekali tidak ada retorika, pertama kali bertemu sudah mengutarakan
kekurangan saya. Dia merasa ia sangat andal, kemudian ia pun menikah dengannya. Dipikir-pikir,
ia benar-benar cerdas, ia tahu bahwa orang yang perkataannya lurus barulah
dapat diandalkan. Jadi kata-kata cinta seharusnya terus terang.
Selanjutnya, benak cinta adalah tanpa pamrih, iktikadnya tidak egois. Seseorang yang tahu untuk peduli dan menyayangi orang lain, ia seharusnya terhadap orang tua,
istri, dan teman, bahkan terhadap
orang asing, sikapnya adalah sama. Sekarang sangat banyak pria dan wanita yang berkontak, pihak lain tidak berkenan meneruskan kontak tersebut, maka dia akan berang karena kesal dan malu, bahkan akan menyakiti pihak
lain. Ini bukan hati tanpa pamrih, ini adalah nafsu mengekang dan posesif,
mereka telah mengenakan jubah
cinta untuk membohong orang. Jadi Anda harus jelas bahwa itu adalah nafsu, itu
adalah pengekangan dan posesif, pasti bukan cinta, mereka telah mencemari kata
‘cinta’.
Selanjutnya, perilaku cinta adalah memperkenankan, tahu untuk memperkenankan orang lain. Kami ada seorang guru, suaminya punya seorang adik perempuan yang kuliah dan hidup di
Hawaii. Kebetulan adiknya ada masalah keuangan, lalu suaminya berkata kepada
istrinya: Kita selama dua sampai tiga tahun ini ada menyimpan sedikit uang,
sekarang adik saya sedang kesulitan, saya ingin mengirimkan uang yang kita
simpan selama dua atau tiga tahun tersebut kepadanya. Teman-teman sekalian, andai itu suami Anda, apa
yang akan Anda katakan? Mengapa tidak ada yang menjawab? Guru tersebut langsung
berkata kepada suaminya, dia berkata: Anda berbuat demikian saya sangat terharu, Anda begitu tanpa pamrih merawat adikmu, saya yakin ibumu, bahkan kedua orang tuamu akan sangat lega, jadi saya mendukungmu berbuat demikian, besok saya bantu Anda mengirimkan uangnya. Anda
lihat istrinya masih membantu suaminya melakukan hal tersebut, sehingga perilaku cinta adalah memperkenankan kebajikan pihak lain, memperkenankan perilaku pihak lain.
Keesokan harinya saat guru tersebut hendak
pergi mengirim uang, kebetulan ada teman lain yang sangat tersentuh setelah
mendengar hal ini, dia bilang kepadanya, Anda tidak perlu pergi sendiri, saya
akan bantu Anda mengirimnya, dia sangat akrab dengan bank. Setelah uang
tersebut dikirim, ia mengatakan kepada guru tersebut, kapanpun Anda ingin
memberikan uangnya kepadaku tidak masalah, saya telah membantu Anda
mengirimnya. Oleh karena itu, perilaku seseorang yang bajik akan menyentuh hati orang di sekitarnya.
Dari empat sudut pandang ini, kita bisa menentukan
apakah ia benar-benar tahu bagaimana mencintai orang. Ada seorang teman memberikan
saran, dia berkata: Guru Cai, selain empat poin ini masih harus menambahkan
satu poin lagi, katanya harus menambahkan "Suka membaca kitab orang kudus dan bijak". Saya mengatakan sarannya ini sangat
masuk akal. Karena sikap baik tersebut, kita mempelajarinya dari mana? Pasti
bukan muncul secara sendirinya, tetapi harus belajar ajaran orang kudus dan bijak barulah sikap yang tepat tersebut dapat terbentuk.
Baik! Saat kita telah memilih pasangan yang tepat, seterusnya
harus dijalani, harus mencapai konsensus. Isu pertama yang paling penting dalam
keluarga adalah harus mendidik anak dengan baik, bagai ungkapan "yang terpenting tak lain daripada mengajar anak". Mari kita
berpikir tentang hal ini, andai status sosial suami
dan istri sangat baik, juga sangat kaya, tetapi anaknya setiap hari menganggur
dan bermalas-malasan, kehidupan mendatangnya akan baik tidak? Tidak mungkin.
Tidak hanya keluarga saja yang harus mengajar anaknya dengan baik, kaisar dan
raja kita ribuan tahun yang lalu, beliau juga mengenal bahwa mengajar generasi berikutnya dengan baik sangatlah penting, jadi pertama kali mereka
naik takhta, hal apa yang paling penting? Menetapkan putra mahkota. Dia juga
berharap dinastinya dapat teratur dan aman
dalam jangka waktu lama, maka putra mahkota harus tegap barulah dunia akan
tegap, sehingga mereka akan mengundang guru terbaik dalam negeri ini untuk
mengajari anaknya. Ketika antara suami dan istri mencapai semacam konsensus,
maka sangat gampang berkoordinasi.
Di dalam lima hubungan manusia, hubungan suami istri
disebut "suami dan istri ada perbedaan", suami dan istri adalah hakikat, ada perbedaan adalah moral. Dimana perbedaannya? Perbedaannya adalah pada
tanggung jawab yang berbeda. Pada zaman kuno, pria mengurus luar, wanita mengurus dalam, karena di
dalam keluarga ada dua tiang utama, yang pertama adalah kehidupan jasmani, yang
kedua adalah kehidupan rohani. Pria mengurus luar, menyelesaikan masalah ekonomi dan masalah kehidupan; wanita mengurus dalam, membina kehidupan
rohani dan mendidik anak dengan baik. Sekarang banyak suami istri yang
sama-sama pergi ke luar untuk bekerja, pendidikan anak ditinggalkan kepada
siapa? Baby sitter, guru, tenaga kerja asing, banyak sekali! Jadi sekarang ada
istilah baru yang disebut "orang tua pengganti". Contoh yang tadi
kita sebutkan, guru, banyak
yang mengirimkan anaknya ke kelas penitipan anak selepas sekolah. Ada mengundang orang tua pengganti apa lagi selain itu? Pengasuh lintas generasi (kakek dan nenek) juga
sangat banyak. Masih ada satu lagi orang tua pengganti yang sering dipekerjakan
oleh orang tua murid: TV, dan sekarang juga ada komputer.
Teman-teman sekalian, ketika kita memperoleh banyak uang, apakah Anda
mampu terus-menerus mempertahankan uang tersebut di sisi Anda? Kita harus memahami
bahwa kekayaan dimiliki bersama oleh lima tuan, banjir menginginkan uang Anda,
kebakaran menginginkan uang Anda, pejabat korup menginginkan uang Anda, pencuri
dan perampok menginginkan uang Anda; keempat ini masih tidak cukup kuat, yang terakhir
paling hebat, yakni anak cucu durhaka, Anda mencari uang dengan sangat susah payah, ia menghabiskannya dengan sangat nikmat. Oleh karena itu, andai Anda di sini mencari uang, yang di sana membocorkan kekayaan, maka tidak akan dapat
dipertahankan. Ketika kita menggunakan orang tua pengganti untuk mengajar
anak-anak, pada akhirnya anak-anak
tidak mengerti masalah, Anda mungkin harus khawatir seumur hidup, mungkin akan
mengalami depresi, demikian pun sangat berbahaya.
Mari kita lihat, menyerahkan anak kepada kelas
penitipan anak, saya pernah berpikir tentang sebuah masalah secara mendalam,
juga pernah mencermati. Anak-anak
ranking sepuluh besar di dalam kelas, hampir setengah ada kursus, setengahnya
lagi tidak kursus. Setengah anak-anak yang kursus ini, saya mulai mencermati bahwa mereka kurang konsentrasi saat mengikuti
pelajaran. Karena andai pelajaran hari ini telah dipelajarinya saat kelas
kursus, apa yang dia pikirkan? Dia akan menepuk-nepuk siswa di samping dan
berkata: Itu saya sudah belajar, itu telah saya pelajari sebelumnya. Dia fokus
atau tidak sewaktu mengikuti pelajaran? Itu sangat parah! Dalam menuntut ilmu
itu yang paling penting adalah harus konsentrasi dan harus fokus, ketika ia
mulai meremehkan terhadap penuntutan ilmu, tampang kegagalan sudah tampak. Jadi
materi yang sudah dipelajarinya, ia tidak konsentrasi. Kebetulan materi yang
diajar hari ini belum pernah dipelajarinya, ia akan berpikir bahwa guru kelas
kursus juga akan mengajarnya nanti.
Murid seperti ini, saya juga menemukan bahwa malam
sebelum ujian mereka akan memegang beberapa helai kertas dan membacanya
mati-matian. Kertas apa itu? Rangkuman poin-poin penting yang dirangkum oleh
guru kelas kursus mereka, jadi dia bersekolah siapa yang membantunya belajar?
Guru-guru kursus tersebut. Jadi saya melihat mereka sangat serius dalam
menghafal, lalu selepas ujian mereka langsung berkata: Bebas sudah! Saya
berpikir, pengetahuan tersebut dalam dua atau tiga hari
sudah dilupakan dari otaknya
secara total. Anak-anak ranking sepuluh besar lainnya yang tidak kursus, mereka
juga tidak mempunyai rangkuman tersebut, mereka kebanyakan adalah dua orang
siswa duduk di sana, "Yuk, aku merangkum beberapa poin penting, aku tanya
kamu, lihat kamu bisa tidak? Kamu juga tanya saya, lihat aku bisa tidak?"
semuanya merangkum sendiri poin-poin pentingnya, sewaktu dia merangkum
poin-poin penting, ia telah sedikit demi sedikit
mengakumulasi kemampuannya dalam menuntut ilmu.
Oleh karena itu, sangat banyak orang memiliki kesesatan pikiran, merasa bahwa mengeluarkan uang pasti akan efektif; setelah mengeluarkan uang juga tidak melihat secara
waswas, apakah anak-anak
benar-benar ada belajar sesuatu.
Ini adalah yang pertama, efek dari kelas penitipan anak, kita harus
memikirkannya.
Yang kedua, pembantu rumah tangga. Banyak pembantu
rumah tangga berbicara Mandarin saja tidak jelas, sehingga kemampuan bahasa dan
sastra generasi berikutnya terus menurun. Teman-teman sekalian, kemampuan pelajaran bahasa adalah dasar bagi
semua mata pelajaran, pelajaran bahasa tidak baik, maka belajar mata pelajaran
lain akan sangat sulit. Masalah tidak hanya pada bahasa, pembantu rumah tangga saat merawat anak-anak menggunakan sikap apa? Sikap orang
tua bukan? Bukan, ia akan melayaninya bagaikan bos dan kaisar. Banyak anak-anak
hasil didikan pembantu rumah tangga, ketika hendak keluar rumah, langsung duduk
di kursi kecil, sepasang kakinya diangkat, minta bantu dipakaikan kaus kaki dan
sepatu, jadi kemampuan hidupnya sangat rendah. Anak seperti ini, andaikan
bisnis Anda gagal, dia mungkin akan mati kelaparan. Kekayaan tidak bisa selalu
dipertahankan, Anda harus mempertimbangkan bahwa ketika keluarga tidak begitu
kaya, anak-anak memiliki kemampuan untuk hidup mandiri tidak? Harus berpandangan tinggi dan bervisi jauh. Juga ada berita
mengatakan bahwa anak-anak yang dilayani oleh pembantu rumah tangga di rumahnya tersebut, setelah sampai di sekolah, guru mengaturnya
untuk menyapu lantai, dia akan bernegosiasi dengan guru, dia bilang: Guru, saya
kasih Anda uang, Anda yang bantu saya untuk melakukannya. Apa yang ada dalam nilai hidupnya? Uang dapat membantu menyingkirkan perkara. Jadi fenomena ini,
pembantu rumah tangga tidak dapat menggunakan sikap orang tua dalam mengasuh
anak Anda.
Selanjutnya yang ketiga, pengasuh lintas generasi.
Banyak tetua sewaktu menjadi orang tua masih sangat berakal budi, ketika menjadi kakek dan nenek, mengapa cucu ini
begitu comel, sehingga sangat memanjakannya. Ibu saya, sewaktu beliau mendidik
kita begitu berprinsip! Sangat berprinsip. Saya masih ingat suatu waktu saya
punya permintaan terhadap ibu saya, tuntutan yang tidak rasional, lalu ibu
saya memegang sebuah buku, tidak menggubris saya. Lalu saya berbaring di lantai
dan mulai berguling-guling, pokoknya harus membuatnya mencapai tujuanku,
alhasil ibu saya sama sekali tidak melihat saya, terus membaca bukunya. Lalu saya merasa berguling itu sangat lelah, juga tahu
menggunakan emosi tidak bisa mencapai tujuan saya, ibu saya tidak menerima
ancaman itu, lalu saya pun bangkit sendiri dan pergi, Anda lihat kesan saya
begitu mendalam. Oleh karena itu, mendidik anak harus punya prinsip yang tepat, tidak boleh membiarkan anak langsung mendapatkan apa yang diinginkannya, dia
akan terlalu manja. Anda lihat sewaktu ibu saya mendidik saya begitu baik, alhasil saat mengasuh cucu malah
mulai memanjakannya, dan sering mengatakan kepada saya: Kamu jangan begitu
galak dengan keponakanmu. Lalu saya pun tidak berbicara apa-apa, setelah lewat
sekitar setengah tahun, beliau mengatakan kepada saya: Kamu galak itu benar.
Karena cucu tersebut telah naik ke atas kepalanya. Jadi pengasuhan lintas
generasi efeknya tidak baik, akan memanjakan anak, maka lebih aman jika anak-anak diasuh sendiri.
Selanjutnya, TV dan komputer, itu tidak perlu
dikatakan lagi, semua yang diajarkan adalah fenomena keserakahan, kebencian,
kebodohan, dan kecongkakan. Kita melihat
banyak anak yang perkataannya sangat memberontak, perkataannya sangat kasar,
hal ini adakalanya belum tentu belajar dari orang tuanya, tetapi belajar dari
TV dan komputer. Dan menonton TV dan komputer memiliki semacam efek hipnotis, apakah Anda merasa bahwa orang yang menonton TV,
sepertinya terisolasi dari dunia, orang di sebelahnya bagaimana memanggilnya
pun tidak ada gunanya. Mengapa? Karena radiasi dan gelombang magnetik TV akan
membuat otak Anda seperti sudah terisolasi di dalam sebuah ruangan, bagaikan kondisi otak yang terisolasi selama sembilan puluh enam jam.
Jadi semakin banyak menonton TV semakin tidak bisa berpikir. Anda lihat mengapa
banyak produk-produk mahal suka diiklankan melalui TV, serta menghamburkan
jumlah uang yang besar ke dalamnya? Karena sewaktu menonton TV orang cenderung
tidak berakal budi, melihat setelah
mengoleskan SK Ⅱ, langsung jernih bagaikan kristal, membuat mabuk yang
melihatnya, maka ia langsung membelinya. Jadi TV mempunyai dampak yang mendalam dan jauh terhadap otak anak, ini telah terbukti
secara ilmiah. Di situs www.dfg.cn kami ada sebuah artikel yang berjudul "Anak Yang
Dibesarkan Oleh TV", teman-teman boleh pergi
membacanya; ilmuwan telah berhasil
meneliti bahwa TV memiliki dampak yang sangat buruk
terhadap anak.
Baik! Jadi kita memahami bahwa pendidikan anak masih
harus tergantung pada kita sendiri, baru dapat dikuasai dengan baik, karena
pertumbuhan anak tidak mungkin akan berulang sekali lagi. Sekarang suruh Anda
sendiri yang mengasuh anakmu, bisakah Anda melakukannya? Mungkin langsung
berkata: Guru Cai, orang di lapangan, tubuhnya bukan kendali sendiri, apa yang Anda bilang saya sangat setuju.
Masalah pertama yang harus kita pikirkan adalah masalah ekonomi. Orang pada umumnya pun merasa bahwa jika tidak mencari uang berdua maka
akan mati kelaparan, Anda lihat kita sangat banyak posisi pra-atur. Teman-teman sekalian, pada zaman kakek saya, pasangan suami istri, hanya
suami yang keluar untuk mencari uang, lagi pula masih melahirkan lima, enam anak, bahkan tujuh, delapan
anak, mereka ada mati kelaparan tidak? Tidak. Sekarang kita cuma mengasuh satu
anak, masih harus dua orang yang mencari uang, malahan takut mati kelaparan,
masalahnya di mana? Masalahnya adalah tidak menguasai sikap inti dari pengurusan rumah tangga: Ulet dan hemat. "Hemat adalah
akar dari pengurusan rumah tangga",
asalkan rajin dan hemat,
jangan sembarang mengabur, sebenarnya uang
yang dihasilkan satu orang, untuk digunakan keluarga sudah cukup. Lagi pula hanya
satu orang yang berpenghasilan, keluarga menggunakannya dengan sangat ulet dan
hemat, dari kecil dapat menanamkan sikap apa kepada anak? Sikap sangat ulet dan hemat, Anda telah menempatkan
anakmu pada posisi tidak terkalahkan, tidak akan menjadi budak materi. Baik!
Pada pelajaran berikutnya kita baru lebih lanjut menganalisis dari sisi
ekonomi, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar