Selasa, 14 Juni 2011

Episode 06

Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar Hidup Bahagia – PenjelasanDi Zi GuiSecara Mendetail" oleh Guru Cai Lixu pada tanggal 16 Februari 2005 (Episode 6)

Teman-teman sekalian, selamat malam! Pada pelajaran sebelumnya kita telah memasukiDi Zi Gui, kita juga telah membaca "pengantar terangkum" sebanyak satu kali, kita beralih ke halaman enam puluh,Aturan Anak MuridPengantar Terangkum. Kita juga membahas bahwa "Dì Zǐ (murid)" ini tidak hanya menunjukkan anak-anak, tetapi setiap pelajar yang berkenan untuk mempelajari ajaran orang kudus dan bijak, semua dinamakan dì zǐ. "Guī (aturan)" adalah norma, ketika kita menaati norma tersebut, maka dapat membuat moralitas kita semakin hari semakin meningkat.
Dì Zǐ Guī. Shèng Rén Xùn.[Aturan anak murid. Nasihat orang kudus.]
Ini adalah ajaran orang kudus dan bijak, dan ayat ajaran tersebut diekstrak dari ajaran Konfusius, kita di dalamAnalekdapat melihat ayat tersebut, dalamAnalekPembelajaran Bab Pertamaada ayat ini.
Shǒu Xiào Tì.[Diawali bakti dan persaudaraan.]
『Berawalini menyebutkan bahwa akar dari bertingkah laku itu di mana? Pada hakikat bakti dan persaudaraan, mengasihi saudara, dan menghormati orang yang lebih tua. Bakti bersaudara, di dalam "persaudaraan" mengandung sebuah sikap yang sangat penting, yaitu rasa hormat, kehormatan terhadap orang yang lebih tua. Lalu budi pekerti dan ilmu seseorang bermula dari rasa bakti dan rasa hormat yang tiada hentinya meningkat dan tiada hentinya dipertunjukkan. Sebenarnya asalkan seseorang dapat melaksanakan "bakti" dan "persaudaraan", saya yakin beliau dapat menata keluarga, mengurus negara dan mendamaikan dunia. Teman-teman sekalian, apakah Anda merasa: Apakah tidak terlalu berlebihan? Sebenarnya "hakikat akbar sangatlah sederhana", hakikat yang sangat mendalam, sebenarnya adalah sangat mendasar dan sangat sederhana.
Kita mengingat kembali sejarah, dalam ribuan tahun sejarah Tiongkok, dinasti apa yang waktu pemerintahannya paling lama, nasib negaranya paling sejahtera? Dinasti Zhou. Berapa tahun? Delapan ratus tahun. Pertanyaannya, mengapa Dinasti Zhou dapat bertahan selama delapan ratus tahun? Berdasarkan apa? Bakti dan persaudaraan. Kita hanya membaca "Dinasti Zhou delapan ratus tahun", tahu permukaannya tidak tahu seluk-beluknya. Kita juga sering melihat, anak dan cucu orang lain kok begitu unggul? Hanya melihat hasilnya, terhadap diri sendiri tidak banyak membantu, kita harus mencari tahu penyebabnya, barulah bisa mendapatkan pencerahan yang sangat baik dari sebab tersebut.
Pendiri Dinasti Zhou adalah Raja Wen dari Zhou dan Raja Wu dari Zhou, lalu kakek Raja Wen dari Zhou bernama Raja Tai. Raja Tai memiliki tiga putra, yang pertama adalah Tai Bo, yang kedua adalah Zhong Yong, yang ketiga adalah Wang Ji, Wang Ji melahirkan Raja Wen dari Zhou, Raja Wen dari Zhou melahirkan Raja Wu dari Zhou dan Adipati Zhou (Zhou Gong). Pada saat Raja Tai melihat kelahiran cucunya Raja Wen dari Zhou, beliau merasa Raja Wen dari Zhou memiliki tampang seorang kaisar, mempunyai tampang pemimpin kudus. Tetapi ayahnya urutan ke berapa? Urutan ketiga. Alhasil pamannya Tai Bo melihat wajah keriangan ayahnya saat memandang cucu tersebut, beliau pun memahami bahwa ayahnya ingin meneruskan takhta kepada siapa? Wang Ji, dan berharap nantinya dapat diserahkan ke tangan cucu tersebut. Tai Bo sangat mengasihi perasaan ayahnya, jadi beliau diam-diam menggunakan alasan memetik herbal di bukit untuk ayahnya, berjanjian dengan adiknya Zhong Yong, dua orang naik ke bukit bersama-sama, setelah pergi tidak kembali lagi. Karena beliau ingin ayahnya gampang bertindak, tidak perlu peduli beliau adalah putra sulung, dapat langsung mewariskan takhta kepada saudaranya yang ketiga, Wang Ji, kemudian diwariskan kepada Raja Wen dari Zhou.
Teman-teman sekalian, apapun dapat direlakan dalam keluarga ini, dunia pun bisa direlakan, dan tindakan merelakan dunia ini telah menyukseskan moral apa? Hakikat bakti! Mengasihi perasaan orang tua, dapat memenuhi kehendak hati ayahnya. Selanjutnya, tidak hanya menunjukkan hakikat bakti, tetapi juga menunjukkan apa? Kasih antarsaudara, dunia saja bisa dihibahkan, apa lagi yang tidak dapat direlakan antarsaudara? Selain menunjukkan bakti, menunjukkan persaudaraan, juga menunjukkan apa lagi? Menunjukkan kesetiaan, setia kepada rakyat dunia. Karena dengan kerelaannya tersebut, dapat mempersilakan seorang pemimpin kudus untuk memimpin segenap rakyat, kerelaan ini adalah moral yang hakiki, tradisi keluarga yang hakiki. Jadi pujian Konfusius terhadap Tai Bo dan Zhong Yong adalah "moral yang tertinggi", tidak ada moral tertinggi seperti itu maka tidak akan dapat melakukan hal ini. Oleh karena itu, ada bakti dan ada persaudaraan.
Raja Wen dari Zhou dan Wang Ji (ayahnya bernama Wang Ji), beliau terhadap Wang Ji adalah pagi, siang, dan malam, satu hari memberi salam tiga kali, bak pepatah pagi salami malam tenangi. Tiga kali pergi melihat ayahnya, yang pertama adalah melihat paras ayahnya, yang kedua adalah melihat keadaan ayahnya saat makan. Andai ayahnya makan dengan sangat baik, beliau akan sangat tenang, andai ayahnya makan sangat sedikit, beliau akan sangat risau. Berhubung ada keteladanan tersebut, maka anaknya Raja Wu dan Adipati Zhou juga belajar dengan sangat baik, Raja Wu dari Zhou terhadap Raja Wen dari Zhou juga sangat berbakti. Ada suatu kali Raja Wen dari Zhou sakit, Raja Wu dari Zhou melayani di samping, dua belas hari tidak menanggalkan jubah formal, topinya juga tidak dilepaskan, dua belas hari penuh melayani ayahnya. Berhubung rasa bakti tersebut, penyakit ayahnya pun menjadi sembuh, dengan kata awam yaitu saat orang bertemu hal sukacita maka cerah semangatnya, bagi orang tua ada hal apa lagi yang membuatnya lebih bahagia daripada anaknya yang berbakti? Saat seseorang senang, sistem kekebalan tubuh akan meningkat, ini semuanya memiliki dasar ilmiah.
Hakikat bakti mereka tersebut diwariskan turun temurun, satu keluarga berbakti, maka satu negara akan ikut berbakti, ketika ia melihat pemimpin yang  dihormatinya begitu berbakti, mereka akan sangat tersentuh, dan akan mulai meneladaninya. Jadi di dalamPembelajaran Akbar menyebutkan: "Satu keluarga berkemanusiaan, satu negara menggalakkan kemanusiaan; satu keluarga mengalah, satu negara menggalakkan sikap mengalah". Sikap saling mengalah mereka memelopori sikap saling mengalah seluruh rakyat, sehingga banyak hal perselisihan secara alami menjadi berkurang. Jadi atasan melaksanakan bawahan meneladani, timpal baliknya memang luar biasa.
Selain Raja Wu dari Zhou mewarisi hakikat bakti dari Raja Wen dari Zhou, Adipati Zhou juga mewarisi persaudaraan dari Tai Bo & Zhong Yong, yakni mengasihi saudara. Saat Raja Wu dari Zhou sakit, Adipati Zhou di depan leluhur mereka (pada saat itu mereka memanggilnya kuil leluhur kerajaan), beliau menulis sebuah tulisan doa, berharap mengurangi nyawanya, supaya abangnya bisa hidup lebih lama. Kita dapat merasakan beliau bukan hanya mengasihi saudaranya, tetapi juga dapat merasakan beliau berharap abangnya sehat, agar bisa memerintah dunia dengan baik. Adipati Zhou selesai memanjatkan doa tersebut, ketulusan penuh dapat mengundang mukjizat, kesehatan Raja Wu dari Zhou pun semakin membaik, dan teks doa tersebut pun ditempatkan di dalam kuil leluhur kerajaan.
Setelah beberapa waktu, Raja Wu dari Zhou pun meninggal, lalu digantikan oleh Raja Cheng dari Zhou, Adipati Zhou membantunya, karena Raja Cheng masih muda. Lalu Raja Wu dari Zhou membantu Raja Cheng dari Zhou memilih beberapa guru, pendidik agung adalah Jiang Taigong, penasihat agung adalah Adipati Zhou. Andai Jiang Taigong yang mengajar anakmu, Adipati Zhou yang mengajar anakmu, bagus tidak? Bagus! Oleh karena itu, kita harus mencari guru yang baik untuk anak kita. Teman-teman sekalian jangan cemas, asalkan Anda mempunyai ketulusan, takdir yang baik pasti akan datang. Hari ini anak-anak kita dan kita sendiri, sudah mendapatkan guru yang baik, namanyaDi Zi Gui, kitab ini akan membuat tradisi keluarga Anda meningkat dengan sangat baik, berkelanjutan dengan sangat baik.
Kemudian Raja Cheng dari Zhou beranjak dewasa, karena ada tuntunan dari guru sebagus itu, beliau juga dapat memerintah negara dengan baik. Saat itu negara ada beberapa rumor, mengatakan bahwa Adipati Zhou ingin merebut kekuasaan, banyak desas-desus tersebut yang beredar. Adipati Zhou tidak menunggu keponakannya berbicara, beliau sendiri langsung pergi ke Shandong, agar keponakannya lebih gampang bersikap, tidak akan terpengaruh oleh desas-desus ini, maka beliau sendiri pun kembali ke Shandong. Lalu ketika Raja Cheng dari Zhou berjalan, tiba-tiba melihat langit ada fenomena aneh, terjadi guntur di siang bolong. Orang dahulu mempunyai sikap yang sangat reflektif, ketika melihat langit ada fenomena aneh, ini menandakan apa? Apakah saya sebagai seorang kaisar telah berbuat hal yang buruk? Teman-teman sekalian, apa ini takhayul? Bukan! Hati dan niat manusia berhubungan erat dengan langit dan bumi, jika hati manusia baik maka angin berselaras dan hujan semestinya, hati manusia jahat, bencana saling berkelanjutan. Kita sekarang hatinya baik atau jahat? Maaf saya tidak mengatakan kita. Hati manusia jahat barulah akan ada bencana, begitu banyak bencana alam, jadi ketika melihat fenomena aneh ini kita harus introspeksi diri, harus mulai untuk menjaga hati ini dengan baik dan mengarahkannya ke jalan yang baik.
Raja Cheng dari Zhou setelah melihat fenomena ini, pulang dan mengintrospeksi dirinya baik-baik, serta berpikir apakah saya membiarkan paman saya meninggalkan negara ini adalah tidak benar? Jadi Raja Cheng dari Zhou pun pergi ke kuil leluhur untuk bertobat kepada nenek moyang. Hati orang dahulu sangat polos dan sederhana, "waswas ajal dan mengenang pendahulu, moral rakyat kembali kental", mereka akan mengingat ajaran nenek moyangnya. Raja Cheng dari Zhou dalam proses pertobatannya, kebetulan melihat teks doa yang dipanjatkan Adipati Zhou untuk abangnya Raja Wu dari Zhou, beliau pun membacanya, dan mengetahui pamannya berdoa agar abangnya dapat diperpanjang hidupnya, bahkan tidak ragu memohon agar nyawanya sendiri dikurangi. Raja Cheng dari Zhou setelah melihatnya sangat tersentuh, segera dengan statusnya selaku kaisar bersama semua pejabat sipil dan militer pergi menyambut kembali Adipati Zhou secara pribadi. Oleh karena itu, persaudaraan Raja Wu dari Zhou dan Adipati Zhou juga diwariskan kepada anak dan cucu generasi berikutnya, Dinasti Zhou karena ada bakti dan persaudaraan, barulah dapat diturun-temurunkan selama delapan ratus tahun.
Sebuah keluarga yang punya bakti dan persaudaraan dapat diturun-temurunkan berapa lama? Sepanjang sejarah Tiongkok, moral Konfusius adalah yang terbaik, moralnya juga telah memengaruhi anak dan cucunya dari generasi ke generasi, jadi tradisi keluarganya dua ribu tahun lebih tidak runtuh. Teman-teman sekalian, andai tiba-tiba hari ini Anda mendapatkan sebuah kabar bahwa Anda adalah keturunan dari Konfusius, apakah Anda akan merasa hari ini pasti tidak bakal sama dengan besok? Tiba-tiba akan merasa bahwa saya tidak boleh memalukan Konfusius, saat keluar, ucapan dan perilaku akan sangat waswas. Oleh karena itu, tradisi moral dapat berpengaruh begitu lama.
Ketika seminar di Xiamen saya bertemu dengan seorang guru, karena selesai seminar lima hari kami akan meminta para guru untuk berbagi di atas panggung, maka akan ada belasan guru yang menjadi perwakilan. Guru tersebut saat naik ke panggung, ia berkata: Melalui seminar lima hari ini, barulah membuat saya tahu bahwa akar moral ada di mana? Hakikat bakti. Ini berasal dariKitab BaktiPembukaan Hakikat Bab Pertama, "bakti kepada orang tua, dasar dari moral". Dia kemudian menambahkan bahwa ia memiliki perasaan yang mendalam terhadap pernyataan ini, karena desa mereka memiliki empat puluh lebih keluarga, semuanya memiliki marga yang sama, semuanya bermarga Wu. Wu yang terdiri dari aksara mulut dan langit. Dia mengatakan empat puluh lebih keluarga ini mempunyai keturunan sebanyak seratus sembilan orang, diantaranya ada seratus delapan orang lulusan universitas, kualitasnya sangat baik. Dan yang ke seratus sembilan itu telah diterima di universitas, namun setelah kuliah selama dua tahun, karena beberapa faktor cuti kuliah. Boleh dikatakan, generasi penerus mereka sepenuhnya memiliki tingkat serta standar lulusan universitas.
Dia melanjutkan perkataannya, ia akhirnya tahu mengapa generasi mereka bisa begitu makmur. Karena sesepuh desa mereka mengatakan kepada mereka, asalkan saat kuliah dan bekerja ada liburan, harus ingat untuk pulang kembali melihat orang tua. Mereka setiap hari pertama Tahun Baru Imlek, pasti akan menemani orang tuanya ke kuil untuk sembahyang, untuk berdoa, tidak melakukan hal-hal lain. Sekarang ada tidak yang pada hari pertama Tahun Baru Imlek ini pergi sembahyang ditemani anaknya, coba acungkan tangannya? Anda lihat mereka itu seluruhnya melakukan begitu. Selain menemani orang tua mereka, setelah kembali, mereka akan ke rumah semua tetangga dan memberi salam tahun baru kepada para tetua, dari pintu ke pintu memberi salam tahun baru kepada para tetua. Apa yang telah mereka lakukan? Menghormati orang yang lebih tua, persaudaraan! Setelah memberi salam kepada para tetua, para tetangga yang umurnya hampir sama ini, akan berkumpul di SD desa mereka, untuk membahas ilmu apa yang dipanen dari sekolah pada tahun ini, pengalaman kerja apa yang didapat pada tahun ini, semuanya membahas bersama, belajar satu sama lain. Apa yang telah mereka lakukan? Giat belajar! Ada bakti, ada persaudaraan serta giat belajar. Itulah sebabnya generasi penerus dari desa ini memiliki perkembangan yang begitu baik, dan pastinya itu bukan suatu kebetulan; pastinya bukan karena di sana adalah pembuluh naga, topografinya sangat bagus, bukanlah begitu. Lagi pula segenap topografi sebuah tempat serta seluruh lingkungan, juga akan berbalik karena hati dan niat manusia.
Jadi "pertama bakti dan persaudaraan" yang dikatakan Konfusius, ketika seseorang telah melaksanakan bakti dan persaudaraan, seseorang yang memiliki rasa bakti, dia akan berbuat begitu juga dengan orang lain, ketika dia berbakti kepada orang tuanya sendiri, ketika ia melihat orang tua yang lain juga akan memperlakukannya dengan hormat. JadiDi Zi Guiada mengajarkan, "perlakukan semua ayah, bagaikan ayah sendiri, perlakukan semua abang, bagaikan abang sendiri".
Teman-teman sekalian, karena dahulu saat saya mengajar, ada sebuah kebiasaan buruk, yaitu sangat suka menguji orang, jadi pelajaran beberapa hari ini, saya akan menguji bahan yang dibahas sebelumnya. Kita dalam menuntut ilmu, ada sebuah sikap yang sangat penting, harus mengkaji, harus mengulang, juga harus mempersiapkan. Jadi yang masih belum dibahas, harap teman-teman sekalian dalam beberapa hari ini membacaDi Zi Guisampai mantap, dengan begitu ayat-ayat yang disebutkan selama pelajaran, Anda akan sangat berkesan, "Ayat ini saya tahu", efek belajar Anda akan sangat baik. Karena pagi tadi ada beberapa teman yang tidak datang mendengarkan, dan tadi siang kita membuka sebuah resep obat tradisional Tiongkok, sangat efektif, setelah makan dijamin budi pekerti dan ilmu akan berkembang, yaitu pada pagi hari dan malam hari melafalkanDi Zi Gui satu kali. Ketika membaca pada pagi hari, mengingatkan diri hari ini harus berperilaku menurut ajaran-ajaran tersebut; ketika membaca pada malam hari, introspeksi apa yang telah dilakukan hari ini, mana yang relevan dengan ajaran kitab, maka menyemangati diri sendiri; mana yang belum dilaksanakan, harus segera mengingatkan diri untuk diperbaiki; pagi satu kali, malam satu kali. Pelafalan malam jangan pada saat sebelum tidur, kalau tidak sebelum membaca sudah tertidur; paling baik adalah selepas bekerja, lalu cuci tangan, cuci kaki, kemudian dilafalkan sebelum makan, kebetulan dapat meninjau perilaku kita selama satu hari ini. Baik! Jadi "pertama bakti dan persaudaraan". Selanjutnya:
Cì Jǐn Xìn.[Diikuti waswas dan terpercaya.]
Waswasadalah sikap waswas, waswas dalam ucapan dan perilaku. Terhadap kehidupan sendiri harus ada aturan, tidak boleh berantakan, kemampuan merawat diri sendiri saja tidak ada, apalagi memikul tanggung jawab berat keluarga.
Percayaadalah aksara berasas paduan makna, menandakan apa? Perkataan orang (aksara Xìn terdiri dari aksara orang dan perkataan).Di Zi Guimengatakan, "setiap mengucapkan perkataan, dahulukan dapat dipercaya", Konfusius juga mengatakan "orang yang tidak dipercayai tidak dapat bertegak", andai seseorang tidak ada kredibilitas, sangat sulit berdiri tegak dalam masyarakat. Dan ajaran Konfusius mementingkan empat ilmu: yang pertama adalah moral, yang kedua adalah ucapan, yang ketiga adalah mengurus masalah, dan yang keempat adalah sastra. Mengapa ucapan diurutkan hanya lebih rendah satu tingkat dari moral? Karena interaktif dan kontak antarmanusia, frekuensi tertinggi memakai apa? Ucapan. Jadi ucapan itu, "satu ucapan bisa membuat bangsa makmur, satu ucapan bisa membuat bangsa runtuh", satu ucapan bisa membuat keluarga akur, satu ucapan juga bisa membuat keluarga sengketa berkelanjutan. Jadi ucapan harus dipelajari, itu sangatlah penting. Selanjutnya:
Fàn Ài Zhòng. Ér Qīn Rén.[Mencintai segenap khalayak. Kemudian dekati insan pengasih.]
『Cinta segenap khalayak, mencintai khalayak secara universal, jika menggunakan perkataan modern disebut norma hubungan antarmanusia, yakni bagaimana berinteraksi sangat akur dengan orang.Di Zi Guijuga tidak ketinggalan zaman, sangat menitikberatkan ilmu hubungan antarmanusia.
Berikutnya adalahlalu dekati pengasih, mendekati orang yang berperi kemanusiaan. Karena kita selalu mendekati orang yang berperi kemanusiaan, maka dapat meningkatkan budi pekerti dan ilmu kita, bagai ungkapan "masuk ke dalam ruang bunga anggrek, lama-kelamaan tidak tercium wanginya", Anda setiap hari bersinggungan dengan orang yang baik, secara tidak berwujud moralmu telah meningkat; tetapi "masuk ke dalam ruang pengasinan ikan, lama-kelamaan tidak tercium busuknya", andai orang di sekitar kita adalah gerombolan preman dan berandal, ucapan dan perilaku kita setiap hari akan semakin lama semakin kasar. Jadi mendekati orang bajik dan berbudi sangatlah penting, dan dengan mendekati orang bajik dan berbudi barulah dapat mengembangkan kebijaksanaan kita, jika ada kebijaksanaan dalam hidup barulah akan membuat apa yang benar? Pilihan, hidup ini barulah akan semakin lama semakin santai; andai tidak membuat pilihan yang tepat, maka hidup kita akan semakin lama semakin berat. Yang terakhir:
Yǒu Yú Lì. Zé Xué Wén.】[Ada tenaga yang tersisa. Barulah belajar pengetahuan lain.]
Ketika perilaku kita dalam membina diri dan menangani hal, serta segenap moral telah dipelajari secara mantap, ada waktu yang luang, boleh juga melihat beberapa susastra yang bagus,belajar ilmu. Susastra kuno kebanyakan adalah sastra yang memuat hakikat, sastra yang menjelaskan hakikat, jadi orang dahulu dalam menulis susastra sangat waswas, harus memastikan dapat bermanfaat bagi generasi mendatang, barulah mereka akan mewariskannya. Bagaimana orang sekarang menulis artikel? Dia ingin menulis apa, langsung menulis apa, ia juga tidak peduli akan terjadi kekacauan dunia, jadi tidak cukup waswas terhadap ucapan dan perilakunya sendiri. Jadi "belajar pengetahuan" mendingan membaca susastra orang kudus dan bijak kuno lebih aman, karena susastra tersebut telah melalui verifikasi selama ribuan tahun, benar-benar dapat mengilhami kebijaksanaan orang. Ini adalah "tersisa tenaga baru belajar pengetahuan". Kita memasuki bagian pertama dari ajaran, "di dalam harus berbakti".
Teman-teman sekalian, apakah Anda merasa tidak cukup waktu dalam satu hari? Apakah ada perasaan seperti ini? Iya. Kita juga sangat sulit untuk menghabiskan dua jam sehari untuk membaca, tidak mudah! Jadi tersisa tenaga baru belajar pengetahuan, "sisa" ini kita boleh mengartikannya dengan memecahkan keseluruhan menjadi bagian-bagian, menguasai dengan baik beberapa waktu yang tersebar. KitabDi Zi Guiboleh dibawa ke mana saja, ada beberapaBidal Piringan Giok Terpaduyang sangat baik, saya tiap kali menaruhnya di tas saya, sekali ada waktu luang pun dikeluarkan untuk dihafal satu atau dua ayat, bak pepatah akumulasi hari demi hari, tetesan air dapat melubangi batu. Jangan meremehkan akumulasi dari sepuluh atau dua puluh menit dalam sehari, bagai ungkapan "tentukan batas yang lapang, berusaha dengan giat, saat ikhtiar telah sampai, yang terhambat akan lancar".
Mari kita lihat aksara "Xiào (bakti)" ini adalah aksara berasas paduan makna, bagian atasnya adalah "Lǎo (tua)", bagian bawahnya adalah "Zǐ (anak)", lǎo merujuk kepada generasi sebelumnya, zǐ merujuk kepada generasi berikutnya, generasi sebelumnya dan generasi berikutnya menjadi satu, yakni aksara "bakti". Mari kita lihat, generasi sebelumnya selalu ingat untuk mengajar generasi berikutnya dengan baik, sekarang yang telah menjadi orang tua memiliki sikap ini tidak? Selama saya mengajar, terkadang saya mendengar orang tua yang jenjang pendidikannya tidak begitu tinggi, dia akan mengungkapkan kata hatinya, ia berkata: Saya hanya berharap anakku tidak menjadi beban masyarakat, ini adalah tanggung jawab saya sebagai orang tua. Jenjang pendidikannya tidak tinggi, tetapi ketika ia membuat pernyataan ini, telah membuat saya salut bercampur rasa hormat, Anda lihat, dia mengerti bahwa mengajar anak dengan baik adalah tugas pokoknya seumur hidup.
Orang tua selalu berpikir untuk mengajar anak mereka dengan baik, tetapi mendidik anak harus ada metode yang baik. Tiongkok memiliki sebuah filosofi pendidikan yang sangat penting namanyaCatatan RitusCatatan Pembelajaran, di dalamnya menyebutkan apa yang dimaksud dengan pendidikan, "makna dari pendidikan, yakni menumbuhkan kebajikan dan menyelamatkan kekhilafannya", kalimat tersebut telah mengungkapkan dua poros utama pendidikan. Jadi hari ini kita ingin mengajar anak dengan baik, pasti harus jelas, harus menumbuhkan kebajikannya yang mana, kemudian harus mencegah, bahkan harus menuntun kekhilafannya yang mana, karena "jika tidak diajar, nalurinya akan bergeser". Banyak sekali anak yang mempunyai kebiasaan tidak baik, kita harus segera menyelamatkannya kembali, kapan menyelamatkannya? Saat ini juga! Tidak bisa ditunda sekejap pun, karena belajar bagaikan menjalani perahu melawan arus, jika tidak maju maka akan mundur.
Teman-teman sekalian, mari kita berpikir, anak sekarang mempunyai kebiasaan buruk apa, mempunyai perilaku apa yang harus segera diperbaiki? Coba teman-teman sekalian sebutkan, kalian mungkin lebih berpengalaman daripada saya. "Membantah orang tua", dengar-dengar orang dahulu adalah satu ucapan sembilan dǐng (besar pengaruhnya), anak-anak sekarang juga satu ucapan sembilan dǐng (bantah), "Dǐng" yang ini tidak sama, anak sekarang itu dǐng yang membantah, sangat lihai membantah. Selanjutnya, masih ada lagi? "Malas, pemberontak". Baik! Ada lagi? "Egois". Masih ada lagi? Mengapa cuma dari kaum wanita saja? Mengapa kita yang sebagai ayah tidak mengetahuinya? Begitu tidak boleh, kita harus sangat peduli dengan anak kita sendiri! Ayo, masih ada lagi? "Acuh tak acuh". Yaitu tidak ada rasa tanggung jawab bukan? Baik, kita tambah satu lagi sudah cukup, enam enam lancar besar. Kebiasaan buruk, kebiasaan buruk apa? "Pola hidup tidak teratur", aturan dalam hidup. Enam hal saja sudah cukup.
Adakalanya banyak sekali teman yang kebetulan sangat banyak inspirasi, akan memberikan daftar sepuluh pelanggaran besar. Karena kami di Haikou mendirikan Pusat Pengembangan Ilmu Kebudayaan Tiongkok, banyak sekali orang tua murid yang datang kepada kami untuk menyelidiki masalah anaknya, kebetulan lokasi pusat pendidikan sangat besar, karena digunakan untuk mengajar, jadi dari pintu depan sampai ke ruangan kantor harus berjalan sekitar tiga puluh detik. Lalu saya menemaninya melalui sepanjang jalan, ketika dia melihatku langsung tidak berhenti mengeluh, "Anak saya egois, sangat suka membantah dan juga sangat malas", sama sekali tidak perlu mengetik konsep, berbicara terus-menerus, lalu saya takut dia terlalu haus, maka langsung berkata: Anda duduk dahulu, saya tuangkan Anda segelas air minum. Ketika ia selesai minum air, saya mulai bertanya kepadanya, saya mengatakan bahwa anak-anak egois adalah hasil, teman-teman sekalian, apa sebabnya? Apakah ada anak Anda yang dari lahir, di atas kepalanya sudah bertuliskan kata "egois"? Anak-anak malas adalah hasil, apa sebabnya? Pernahkah Anda melihat seorang anak berusia satu atau dua tahun yang tidak suka bergerak? Ada tidak? Umur satu atau dua tahun itu sangat aktif bergerak, mengapa kemudian menjadi begitu malas?
Mari kita lihat lagi, anak-anak memberontak adalah hasil, apa sebabnya? Mari kita pikir dengan baik. Dengar-dengar sifat pemberontak itu normal, ada tidak pernyataan seperti itu? Ada tidak? Dengar dari siapa? Cari dia keluar, menyesatkan! Lima puluh tahun yang lalu, apakah Anda pernah mendengar kata pemberontak? Di dalam buku sejarah Tiongkok ribuan tahun lalu, apakah Anda pernah melihat kata pemberontak? Anda perhatikan, tidak pernah tampak. Empat ribu tahun lebih sejarah orang Tiongkok tidak ada yang memberontak, tak disangka kita dalam jangka pendek dua atau tiga puluh tahun telah menghasilkan pemberontak, hebat tidak? Mengapa dalam empat ribu tahun lebih tidak menghasilkan generasi berikutnya yang pemberontak? Dan mengapa hanya dalam beberapa puluh tahun saja sudah dengan cepat menghasilkan anak yang pemberontak? Bukan kebetulan! Karena anak sekarang menerima ajaran orang kudus dan bijak Tiongkok tidak? Menerima ajaran bakti dan persaudaraan tidak? Tidak! Dia tidak berbakti, tidak ada rasa hormat, tentu saja ucapan dan perilakunya terhadap orang tua akan ada pelanggaran.
Saya mengingat kembali, bahkan sangat serius pergi menanyakan kepada ibu saya, dan berkata: Mama, saya dahulu ada berontak tidak? Membuat ibu saya berpikir lama, tidak ada. Bagaimana sikap kita terhadap ayah? Di samping hormat juga segan, sangat menghormati, juga sangat menakutinya, jadi ayah sangatlah berwibawa; ketika kita hormat dan segan terhadap ayah, sama sekali tidak mungkin kita akan memberontak. Mengapa ayah dapat membuat kami timbul rasa hormat dan segan kepadanya? Yang paling penting perilaku ayah konsisten dengan ucapan, beliau sangat berbakti, beliau membuat teladan untuk dilihat kita. Oleh karena itu, sejak kecil sikap terhadap ayah adalah hormat, tidak mungkin memberontak. Jadi sekarang anak-anak memberontak, kita sebagai orang tua murid harus merenunginya, mengapa anak-anak tidak ada rasa hormat terhadap kita? Mungkin kita mengatakan satu hal dan melakukan yang lain. Di sana sedang bermain mahjong, kemudian berkata dengan anak: Kamu cepat pergi baca buku, saya hitung sampai tiga. Anak tersebut merasa tidak rela, perlahan-lahan meninggalkan layar TV, tetapi masih berpegang di dinding sana, bertahan lama tidak ingin pergi. Sang ibu sangat gusar: Ini ultimatum terakhir, kalau tidak, rotan saya akan sampai ke sana! Anak itu barulah naik ke atas dengan hati yang tidak sudi. Ketika dia duduk di kursi belajar, pertanyaannya adalah tubuhnya di meja tulis, tetapi hatinya ada di mana? TV. Bagaimana kalian tahu? Hatinya ada pada program TV, tidak tahu apa yang akan terjadi pada aktor utamanya, apa yang akan terjadi pada aktris utamanya.
Kalau orang tua tidak memberi teladan kepadanya, hatinya terima tidak? Tidak terima! Anda bilang berbicara denganmu harus sangat sopan, Anda berbicara dengan kakek dan nenek juga tidak sopan. Saat hati tidak terima tersebut perlahan menumpuk, sampai kapan akan meledak? Ketika tinggi badannya setinggi Anda, kepalan tangannya sebesar kepalan Anda, ia masih mau mendengarkan Anda tidak? Dia tidak akan mendengarkan Anda lagi. Jadi sifat pemberontak itu adalah hasil, akar penyebabnya adalah anak-anak terhadap orang tua tidak tumbuh rasa bakti, tumbuh rasa hormat, itu adalah akar penyebabnya. Penyebab ini ditambah lagi dengan pencemaran yang ada di lingkungan luar, ia bahkan meneladani teman sekolahnya, maupun teman bermainnya, pada akhirnya fenomena memberontak akan semakin lama semakin banyak. Ingin menghilangkan fenomena memberontak, yang penting adalah melanjutkan ajaran orang kudus dan bijak, kemudian orang tua harus tahu untuk memberi teladan dengan perbuatan, demi menjadi teladan yang baik untuk anak.
Selanjutnya kita lihat, bagaimana "egois" terbentuk? Teman-teman sekalian, mulai hari ini, saat Anda sering mengalami masalah, maka Anda harus berpikir, hari ini rekan ini memarahi saya adalah hasil, apa sebabnya? Hari ini anak-anak orang lain dapat diajar dengan baik adalah hasil, apa sebabnya? Hari ini interaksi suami istri orang lain akur adalah hasil, apa sebabnya? Ketika Anda senantiasa tahu untuk mencari penyebabnya, maka Anda setiap hari telah mengembangkan kebijaksanaan. Bila Anda menemukan penyebabnya, maka Anda dapat mengobati sesuai dengan gejala, maka banyak sekali keadaan dapat sangat cepat diganti menjadi perkembangan yang sehat. Mari kita pikir kembali, hari ini Anda dan pasanganmu serta anakmu sedang makan malam bersama, juga ada kakek dan nenek, ibu menyumpit lauk pertama, teman-teman sekalian, dikasihkan kepada siapa? Untuk anak-anak. Baik! Jawaban standar! Mari, beri tepuk tangan. Standar ini adalah fenomena yang lazim berlaku, tetapi lauk yang diberikan ini akan menimbulkan efek apa? "Xiao Ming, ini spesial dimasak oleh mama untukmu, makan yang banyak ya". Kakek dan nenek juga tidak mau kalah, "Cucu, beberapa hidangan ini juga enak dimakan", kakek dan nenek juga menyumpit makanan kepada siapa? Anak tersebut. Makanan siapa yang penuh? Cucu. Jadi dalam satu keluarga siapa yang paling besar? Cucu yang paling besar. Hal begitu terbalik tidak? Sudah terbalik, jadi anak pun menjadi terbalik! Hal demikian rasional tidak? Anda lihat semua orang mesti melayani dia, maka kaisar cilik telah terhasilkan.
Kaisar cilik dan putri raja cilik telah terhasilkan, lalu apa ciri khas dari kaisar cilik dan putri raja cilik? Egois, karena semua orang harus melayani dia, maka ia hanya akan berpikir untuk dirinya sendiri. Dengan perkataan awam, "menemani pemimpin ibarat menemani harimau", jadi anak sekarang emosinya juga sangat besar. Ketika Anda sering mengabulkan semua permintaannya, sepuluh hal mengabulkan sembilan, yang kesepuluh tidak mengikutinya, ia akan bagaimana? Akan menangis dan merengek. Lalu Anda juga tidak punya prinsip, sekali dia emosi Anda akan berkata apa? Oke oke, saya belikan! Dengan begitu ia telah menyerbu kota dan merebut tanah, dan Anda akan mundur selangkah demi selangkah. Jadi teman-teman sekalian, mengajar anak mulai dari mana? Mulai dari menyumpit lauk. Hal kecil namun ilmunya besar, setiap tindakan yang dilakukan telah memberikan teladan untuk dipelajari anak. Ketika hari ini Anda menyumpit lauk, segera memberikan kepada ayah Anda: Pa, makan yang banyak ya. Ketika anakmu melihat, akankah ia berkata: Pa, mengapa Anda tidak memikirkan aku! Tidak akan, dia melihat ayahnya sedang melaksanakan hakikat bakti, hatinya akan sangat tersentuh, karena setiap orang memiliki sifat dasar yang mulia. Di dalamPembelajaran Akbarmenyebutkan, "tahu apa yang didahulukan dan dikemudiankan, maka telah mendekati hakikat", berbuat apa saja, urutannya jika benar, hakikat Anda barulah akan terbina. Oleh karena itu, ketika Anda menyumpit lauk dengan tepat, Anda telah mengajari anakmu hakikat sebagai seorang anak yang tepat.
Ketika kita membuka kulkas, dan membawa keluar buah-buahan, pertama kali dikasihkan kepada siapa? Ayah saya telah tepat saat membawa buah, andai ayahku saat saya kecil membawa buahnya salah, maka sekarang saya tidak mungkin berdiri di sini dan memberikan seminar kepada teman-teman sekalian, awalnya berbeda mili dan senti, akhirnya berjarak kilo dan mil. Anda berkata: Guru Cai, masa begitu serius? Membawa buah-buahan saja dapat berpengaruh begitu besar? Ada pengaruh tidak? Benar-benar ada. Kami melihat orang tua dari kulkas membawa keluar makanan apapun, pertama kali diberikan kepada kakek dan nenek, kami secara wajar juga meneladani dan mempelajarinya. Sebenarnya saya ada kemungkinan besar menjadi anak penghabis harta, kalian dapat menafsirkannya tidak? Karena saya adalah anak tunggal, juga cucu sulung, juga cicit sulung, karena kakek saya juga anak sulung. Saya ingat ketika saya masih kecil, pergi ke kuburan nenek buyut saya, saat itu berumur tiga atau empat tahun, sewaktu berlutut dan mengangkat kepala, tiba-tiba melihat dua aksara, mata saya langsung terang, melihat namaku sendiri terukir di urutan pertama pada batu nisan, tiba-tiba mengangkat kepala dan membusungkan dada, mempunyai rasa misional, di kemudian hari makmur dan runtuhnya klan ini, kami harus berdedikasi penuh. Jadi orang Tionghoa mementingkan anak sulung, mementingkan cucu sulung, itu bukanlah tidak masuk akal! Karena setiap anak dan cucunya pada generasi ini, perlu ada yang menjadi teladan untuk membimbing mereka semua, dengan begitu klannya barulah dapat makmur. Andai orang tua saya memanjakan saya, kakek dan nenek saya juga memanjakan saya, maka hari ini saya tidak mungkin belajar ajaran orang kudus dan bijak, mungkin sudah mulai mengabur entah sampai ke mana. Jadi mendidik anak sangatlah penting.
Orang tua sekarang membawa keluar buah-buahan, entah pertama kali ada memberikan kepada kakek dan nenek tidak? Saya juga pernah mendengar ada beberapa ibu yang membeli beberapa jenis buah yang sangat mahal, kemudian menyembunyikannya terlebih dahulu. Mengapa ada beberapa teman yang tertawa? Apakah ada yang begitu juga? Menyembunyikan dahulu, lalu saat kakek dan nenek tidur, baru cepat-cepat mengambilnya keluar, "Nak, cepat datang ke sini, ini spesial dibeli ibu untukmu". Anak tersebut makan dengan sangat girang, ia juga belajar secara menyeluruh, nujum manusia tidak sebanding nujum langit, dia di kemudian hari ada uang, membeli buah untuk siapa? Untuk dimakan anaknya. Beberapa teman langsung menjawab, untuk dimakan istrinya. Anda menggunakan suka dan benci maka anak Anda pun belajar suka dan benci, dan bukan belajar integritas kasih dan integritas budi. Oleh karena itu, kita masih harus berjalan mengikuti hakikat langit, harus mempertunjukkan hakikat bakti, untuk mengilhami sifat dasar anak yang mulia. "Egois" ini, sekarang telah ditemukan akar masalahnya, masih mulai dari hakikat bakti, masih mulai dari selalu berpikir demi orang lain, kita sebagai orang tua menjadi teladannya.
Teman-teman sekalian, andaikan anakmu telah berumur sepuluh tahun lebih, apakah masih sempat? Anda harus yakin terhadap ayat pertamaKitab Tiga Aksara, "manusia pada awalnya, naluri dasarnya itu mulia". Sebenarnya bukan orang lain tidak dapat berubah, tetapi sebelumnya kita sudah dikalahkan oleh diri sendiri, sendiri pun tidak percaya, ketika Anda tidak memiliki keyakinan, banyak hal pasti tidak berhasil Anda lakukan. Kami di Tiongkok memiliki banyak program studi, orang yang datang berasal dari berbagai strata dan berbagai usia, saya ingat banyak anak SMP yang datang. Ada seorang siswa SMP yang datang mengikuti seminar, setelah mengikuti lima hari, setiap hari pulang ke rumah memiliki kemajuan yang besar. Tantenya merasa sangat aneh, mengapa seorang anak berumur sepuluh tahun lebih setelah mendengarkan seminar lima hari memiliki perubahan yang begitu besar? Alhasil pada hari kelima, tantenya pergi ke tempat kami mengajar untuk mencari kami, kebetulan kami sudah meninggalkan tempat tersebut.
Lalu melalui personel dari hotel, ia mendapatkan nomor telepon kami, dia pun menelepon kami, dia berkata: Keponakan saya setiap hari pulang dari seminar memiliki kemajuan yang sangat besar, sikapnya terhadap orang tua ataupun orang di rumah juga sangat baik. Dia merasakan budaya Tiongkok memang memiliki daya yang sangat besar, jadi dia berkata anak saya berusia dua tahun, satu lagi berusia empat tahun, boleh diserahkan kepada kalian tidak? Anda lihat orang tua sekarang, sekali bertemu dengan yang baik, langsung tidak berpikir untuk melakukannya sendiri, langsung didorongkan kepada guru. Kami pun mengatakan kepadanya, para guru kami berasal dari Haikou, dari Shenzhen, tempatnya terlalu jauh. Lalu ibu tersebut berkata: Tidak apa-apa, saya akan mengirimnya dari Beijing ke Shenzhen. Jadi benar-benar anak umur sepuluh tahun lebih juga dapat menerima pembinaan yang baik.
Lalu ada juga seorang pria yang berusia empat puluh tahun, ketika saya seminar di Gunung Tianmu, Hangzhou, dia diatur oleh pihak penyelenggara untuk menjadi pengawal saya, karena kita ada empat atau lima ratus orang yang ikut seminar. Dia akan membantu saya memblokir beberapa, mungkin saya perlu istirahat, saat itu ia akan mengatakan "Guru mau istirahat, sekarang tidak nyaman untuk bicara", membantu saya menangani keadaan tersebut. Lalu ia juga pernah mempelajari seni bela diri, ia telah menjadi polisi bersenjata selama belasan tahun, ketika ia mendengar seminar sampai hari yang ketiga, kebetulan selesai seminar ia membawa kita untuk makan malam. Sepanjang jalan ia berkata: Bagus sekali! Bagus sekali! Benar-benar bagus sekali! Kami benar-benar tidak tahu apa yang dia katakan, tapi hanya merasakan hatinya sangat bersukacita. Ketika sampai restoran, ia berkata: Guru Cai, perasaan saya sekarang hanya dapat menggunakan perkataan anak tiga tahun untuk mewakilinya! Dia kemudian berkata: Setelah hidup selama empat puluh tahun, akhirnya saya tahu dimana letak kesalahan dalam hidup saya!
Sebenarnya ketika kami mendengarkan perkataannya tersebut, hati kami merasa sangat pilu, seorang pria tangguh empat puluh tahun, ia bukan tidak berkenan untuk belajar, tetapi bagaimana? Tidak ada yang mengajar! Kalau tidak, Anda lihat sikapnya setelah belajar seperti bayi yang baru lahir, sangat sukacita. Dia mengatakan bahwa dia akhirnya tahu mengapa istri menceraikannya, mengapa anak tidak dapat berkomunikasi dengannya, rekan-rekan menjaga jarak dengannya, semua sangat takut kepadanya. Dia akhirnya menemukan masalahnya. Jadi dia mengatakan kepada saya, setelah kembali, hal pertama yang ingin dilakukannya adalah mencari mantan istrinya untuk berbincang baik-baik. "Orang yang bukan kudus dan bijak, siapa yang tiada kekhilafan, namun dapat mengubah kekhilafan, itulah kebajikan yang amat besar". Pada hari keempat, saat makan pagi, ia berkata: Guru Cai, silakan Anda duduk di sini, saya ingin mengobrol dengan Anda. Saya merasakan suasananya agak aneh. Baik! Pelajaran kita kali ini sampai di sini dahulu, lain kali baru memberi jawabannya kepada kalian. Baik! Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar