Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar
Hidup Bahagia – Penjelasan《Di Zi Gui》Secara Mendetail" oleh Guru
Cai Lixu pada tanggal 16 Februari 2005 (Episode 6)
Teman-teman sekalian, selamat malam! Pada pelajaran sebelumnya kita telah
memasuki《Di Zi Gui》, kita juga telah membaca "pengantar terangkum"
sebanyak satu kali, kita beralih ke halaman enam puluh,《Aturan Anak Murid.Pengantar Terangkum》. Kita juga membahas bahwa "Dì Zǐ (murid)" ini tidak hanya menunjukkan
anak-anak, tetapi setiap pelajar yang berkenan untuk mempelajari ajaran orang kudus dan bijak,
semua dinamakan dì zǐ.
"Guī (aturan)"
adalah norma, ketika kita
menaati norma tersebut, maka
dapat membuat moralitas kita semakin hari
semakin meningkat.
【Dì Zǐ Guī. Shèng Rén
Xùn.】[Aturan anak murid.
Nasihat orang kudus.]
Ini adalah ajaran
orang kudus dan bijak, dan ayat ajaran tersebut diekstrak dari ajaran Konfusius, kita di dalam《Analek》dapat melihat ayat tersebut, dalam《Analek.Pembelajaran Bab
Pertama》ada ayat ini.
【Shǒu Xiào Tì.】[Diawali bakti dan persaudaraan.]
『Berawal』ini menyebutkan
bahwa akar dari bertingkah laku itu di mana? Pada hakikat bakti dan persaudaraan, mengasihi saudara, dan
menghormati orang yang lebih tua. 『Bakti bersaudara』, di dalam "persaudaraan" mengandung sebuah sikap yang sangat penting,
yaitu rasa hormat, kehormatan terhadap orang yang lebih tua. Lalu budi pekerti dan ilmu seseorang bermula dari rasa bakti dan
rasa hormat yang tiada hentinya meningkat dan tiada hentinya dipertunjukkan. Sebenarnya asalkan seseorang dapat melaksanakan
"bakti" dan "persaudaraan", saya yakin beliau dapat menata keluarga, mengurus negara dan mendamaikan dunia. Teman-teman sekalian, apakah Anda merasa: Apakah tidak terlalu
berlebihan? Sebenarnya "hakikat akbar sangatlah
sederhana", hakikat yang sangat
mendalam, sebenarnya adalah sangat mendasar dan sangat sederhana.
Kita mengingat
kembali sejarah, dalam ribuan tahun sejarah Tiongkok, dinasti apa yang waktu
pemerintahannya paling lama, nasib negaranya paling sejahtera? Dinasti Zhou. Berapa tahun? Delapan ratus tahun.
Pertanyaannya, mengapa Dinasti Zhou dapat bertahan selama delapan ratus tahun?
Berdasarkan apa? Bakti dan persaudaraan. Kita hanya membaca
"Dinasti Zhou delapan ratus tahun", tahu permukaannya tidak tahu
seluk-beluknya. Kita juga
sering melihat, anak dan cucu orang lain kok begitu unggul? Hanya melihat hasilnya, terhadap diri sendiri tidak
banyak membantu, kita harus mencari tahu penyebabnya, barulah bisa mendapatkan pencerahan yang sangat baik dari sebab tersebut.
Pendiri Dinasti Zhou
adalah Raja Wen dari Zhou dan Raja Wu dari Zhou, lalu kakek Raja Wen dari Zhou
bernama Raja Tai. Raja Tai memiliki tiga putra, yang pertama adalah Tai Bo,
yang kedua adalah Zhong Yong, yang ketiga adalah Wang Ji, Wang Ji melahirkan Raja
Wen dari Zhou, Raja Wen dari Zhou melahirkan Raja Wu dari Zhou dan Adipati Zhou
(Zhou Gong). Pada saat Raja Tai melihat kelahiran cucunya Raja Wen dari Zhou,
beliau merasa Raja Wen dari Zhou memiliki tampang seorang kaisar, mempunyai
tampang pemimpin kudus. Tetapi ayahnya urutan
ke berapa? Urutan
ketiga. Alhasil pamannya Tai Bo
melihat wajah keriangan ayahnya saat
memandang cucu tersebut, beliau pun memahami bahwa ayahnya ingin meneruskan
takhta kepada siapa? Wang Ji, dan berharap nantinya dapat diserahkan ke tangan
cucu tersebut. Tai Bo sangat mengasihi perasaan ayahnya, jadi beliau diam-diam menggunakan alasan memetik herbal di bukit untuk
ayahnya, berjanjian dengan adiknya Zhong Yong, dua orang naik ke bukit bersama-sama, setelah pergi
tidak kembali lagi. Karena beliau ingin ayahnya gampang bertindak, tidak perlu peduli beliau adalah putra sulung, dapat langsung mewariskan takhta
kepada saudaranya yang ketiga, Wang Ji, kemudian diwariskan kepada Raja Wen
dari Zhou.
Teman-teman sekalian, apapun dapat direlakan dalam keluarga ini, dunia
pun bisa direlakan, dan
tindakan merelakan dunia ini telah menyukseskan moral apa? Hakikat bakti! Mengasihi perasaan orang tua, dapat memenuhi kehendak hati ayahnya.
Selanjutnya, tidak hanya menunjukkan hakikat bakti, tetapi juga menunjukkan apa? Kasih antarsaudara,
dunia saja bisa dihibahkan, apa lagi yang tidak dapat direlakan antarsaudara?
Selain menunjukkan bakti, menunjukkan persaudaraan, juga menunjukkan apa lagi? Menunjukkan kesetiaan,
setia kepada rakyat dunia. Karena dengan kerelaannya tersebut, dapat mempersilakan
seorang pemimpin kudus untuk memimpin segenap rakyat, kerelaan ini adalah moral yang hakiki, tradisi keluarga
yang hakiki. Jadi pujian
Konfusius terhadap Tai Bo dan Zhong Yong adalah "moral yang tertinggi", tidak ada moral tertinggi seperti itu maka
tidak akan dapat melakukan hal ini. Oleh karena itu, ada bakti dan ada persaudaraan.
Raja Wen dari Zhou
dan Wang Ji (ayahnya bernama Wang Ji), beliau terhadap Wang Ji adalah pagi,
siang, dan malam, satu hari memberi salam
tiga kali, bak pepatah pagi salami malam tenangi. Tiga kali pergi melihat ayahnya, yang pertama
adalah melihat paras ayahnya, yang kedua
adalah melihat keadaan ayahnya saat makan. Andai ayahnya makan dengan sangat baik, beliau akan sangat tenang, andai ayahnya makan sangat sedikit, beliau akan sangat risau. Berhubung ada keteladanan tersebut, maka anaknya Raja Wu dan Adipati Zhou juga
belajar dengan sangat baik, Raja Wu dari Zhou terhadap Raja Wen dari Zhou juga
sangat berbakti. Ada suatu kali Raja Wen dari Zhou sakit, Raja Wu dari Zhou
melayani di samping, dua belas hari tidak menanggalkan jubah formal, topinya
juga tidak dilepaskan, dua belas hari penuh melayani ayahnya. Berhubung rasa bakti tersebut, penyakit ayahnya pun menjadi
sembuh, dengan kata awam yaitu saat orang bertemu hal sukacita maka cerah semangatnya, bagi orang tua ada
hal apa lagi yang membuatnya lebih bahagia daripada anaknya yang berbakti? Saat
seseorang senang, sistem kekebalan
tubuh akan meningkat, ini semuanya memiliki dasar ilmiah.
Hakikat bakti mereka tersebut diwariskan turun temurun, satu
keluarga berbakti, maka satu negara akan ikut berbakti, ketika ia melihat
pemimpin yang dihormatinya begitu
berbakti, mereka akan sangat tersentuh, dan akan mulai meneladaninya. Jadi di dalam《Pembelajaran Akbar》 menyebutkan: "Satu keluarga berkemanusiaan,
satu negara menggalakkan kemanusiaan; satu keluarga mengalah, satu negara menggalakkan sikap mengalah".
Sikap saling mengalah mereka memelopori sikap saling mengalah seluruh rakyat,
sehingga banyak hal perselisihan secara alami menjadi berkurang. Jadi atasan melaksanakan bawahan meneladani, timpal baliknya memang luar biasa.
Selain Raja Wu dari
Zhou mewarisi hakikat bakti dari Raja Wen
dari Zhou, Adipati Zhou juga mewarisi persaudaraan dari Tai Bo & Zhong Yong, yakni mengasihi saudara. Saat Raja Wu dari Zhou sakit, Adipati Zhou di depan
leluhur mereka (pada saat itu mereka memanggilnya kuil leluhur kerajaan),
beliau menulis sebuah tulisan doa, berharap
mengurangi nyawanya, supaya abangnya bisa hidup
lebih lama. Kita dapat merasakan beliau bukan hanya mengasihi saudaranya,
tetapi juga dapat merasakan beliau berharap abangnya sehat, agar bisa memerintah dunia dengan baik. Adipati Zhou
selesai memanjatkan doa tersebut, ketulusan penuh dapat mengundang mukjizat, kesehatan Raja Wu dari Zhou pun
semakin membaik, dan teks doa tersebut pun
ditempatkan di dalam kuil leluhur kerajaan.
Setelah beberapa
waktu, Raja Wu dari Zhou pun meninggal, lalu digantikan oleh Raja Cheng dari
Zhou, Adipati Zhou membantunya, karena Raja Cheng masih muda. Lalu Raja Wu dari Zhou membantu Raja Cheng dari Zhou
memilih beberapa guru, pendidik agung adalah Jiang Taigong, penasihat agung
adalah Adipati Zhou. Andai Jiang Taigong yang
mengajar anakmu, Adipati Zhou yang mengajar anakmu, bagus tidak? Bagus! Oleh
karena itu, kita harus mencari guru yang baik untuk anak kita. Teman-teman sekalian jangan cemas, asalkan Anda mempunyai ketulusan, takdir yang baik pasti akan datang. Hari ini anak-anak kita dan kita
sendiri, sudah mendapatkan guru yang baik, namanya《Di Zi Gui》, kitab ini akan membuat tradisi keluarga Anda meningkat dengan sangat baik, berkelanjutan dengan sangat baik.
Kemudian Raja Cheng
dari Zhou beranjak dewasa, karena ada tuntunan dari guru sebagus itu,
beliau juga dapat memerintah negara dengan baik. Saat itu negara ada beberapa
rumor, mengatakan bahwa Adipati Zhou ingin merebut kekuasaan, banyak desas-desus tersebut yang beredar. Adipati Zhou tidak menunggu
keponakannya berbicara, beliau sendiri langsung pergi ke Shandong, agar
keponakannya lebih gampang bersikap, tidak akan terpengaruh oleh desas-desus
ini, maka beliau sendiri pun kembali ke Shandong. Lalu ketika Raja Cheng dari Zhou berjalan, tiba-tiba
melihat langit ada fenomena aneh, terjadi guntur di siang bolong. Orang dahulu
mempunyai sikap yang sangat reflektif, ketika melihat langit ada fenomena aneh,
ini menandakan apa? Apakah saya sebagai seorang kaisar telah berbuat hal yang
buruk? Teman-teman sekalian, apa ini takhayul?
Bukan! Hati dan niat manusia berhubungan erat dengan langit dan bumi, jika hati
manusia baik maka angin berselaras dan hujan
semestinya, hati manusia jahat, bencana saling berkelanjutan. Kita sekarang hatinya baik atau
jahat? Maaf saya tidak mengatakan kita. Hati manusia jahat barulah akan ada
bencana, begitu banyak bencana alam, jadi ketika melihat fenomena aneh ini kita
harus introspeksi diri, harus mulai untuk menjaga hati ini dengan baik dan
mengarahkannya ke jalan yang baik.
Raja Cheng dari Zhou
setelah melihat fenomena ini, pulang dan mengintrospeksi dirinya baik-baik,
serta berpikir apakah saya membiarkan paman saya meninggalkan negara ini adalah
tidak benar? Jadi Raja Cheng dari Zhou pun pergi ke kuil leluhur untuk bertobat
kepada nenek moyang. Hati orang dahulu sangat polos dan sederhana, "waswas ajal dan mengenang pendahulu, moral rakyat kembali kental", mereka akan mengingat
ajaran nenek moyangnya. Raja Cheng dari Zhou dalam proses pertobatannya,
kebetulan melihat teks doa yang
dipanjatkan Adipati Zhou untuk abangnya Raja Wu dari Zhou, beliau pun
membacanya, dan mengetahui pamannya berdoa agar abangnya dapat diperpanjang
hidupnya, bahkan tidak ragu memohon agar nyawanya sendiri dikurangi. Raja Cheng dari Zhou
setelah melihatnya sangat tersentuh, segera dengan statusnya selaku kaisar bersama semua pejabat sipil dan militer pergi
menyambut kembali Adipati Zhou secara pribadi. Oleh karena itu, persaudaraan Raja Wu dari Zhou dan Adipati Zhou juga diwariskan
kepada anak dan cucu generasi berikutnya, Dinasti Zhou karena ada bakti dan persaudaraan, barulah dapat diturun-temurunkan selama delapan ratus tahun.
Sebuah keluarga yang punya bakti dan persaudaraan dapat diturun-temurunkan berapa lama? Sepanjang
sejarah Tiongkok, moral Konfusius adalah yang terbaik, moralnya juga telah memengaruhi anak dan cucunya dari generasi ke generasi, jadi tradisi keluarganya dua ribu tahun lebih tidak
runtuh. Teman-teman sekalian, andai tiba-tiba
hari ini Anda mendapatkan sebuah kabar bahwa Anda adalah keturunan dari
Konfusius, apakah Anda akan merasa hari ini pasti tidak bakal sama dengan besok?
Tiba-tiba akan merasa bahwa saya tidak boleh memalukan Konfusius, saat keluar,
ucapan dan perilaku akan sangat waswas. Oleh karena itu, tradisi moral dapat berpengaruh
begitu lama.
Ketika seminar di
Xiamen saya bertemu dengan seorang guru, karena selesai seminar lima hari kami
akan meminta para guru untuk berbagi di atas panggung, maka akan ada belasan
guru yang menjadi perwakilan. Guru tersebut saat naik ke panggung, ia berkata:
Melalui seminar lima hari ini, barulah membuat saya tahu bahwa akar moral ada di mana? Hakikat bakti. Ini berasal dari《Kitab Bakti.Pembukaan Hakikat Bab Pertama》, "bakti kepada orang tua, dasar dari moral". Dia kemudian menambahkan bahwa ia memiliki
perasaan yang mendalam terhadap pernyataan ini, karena desa mereka memiliki
empat puluh lebih keluarga, semuanya memiliki marga yang sama, semuanya
bermarga Wu. Wu yang terdiri dari aksara mulut dan langit. Dia mengatakan empat
puluh lebih keluarga ini mempunyai keturunan sebanyak seratus sembilan orang,
diantaranya ada seratus delapan orang lulusan universitas, kualitasnya sangat
baik. Dan yang ke seratus sembilan itu telah diterima di universitas, namun
setelah kuliah selama dua tahun, karena beberapa faktor cuti kuliah. Boleh
dikatakan, generasi penerus mereka sepenuhnya memiliki tingkat serta standar lulusan universitas.
Dia melanjutkan
perkataannya, ia akhirnya tahu mengapa generasi mereka bisa begitu makmur.
Karena sesepuh desa mereka mengatakan kepada mereka, asalkan saat kuliah dan
bekerja ada liburan, harus ingat untuk pulang kembali melihat orang tua. Mereka
setiap hari pertama Tahun Baru Imlek, pasti akan menemani orang tuanya ke kuil
untuk sembahyang, untuk berdoa, tidak melakukan hal-hal lain. Sekarang ada
tidak yang pada hari pertama Tahun Baru Imlek ini pergi sembahyang ditemani
anaknya, coba acungkan tangannya? Anda lihat mereka itu seluruhnya melakukan
begitu. Selain menemani orang tua mereka, setelah kembali, mereka akan ke rumah
semua tetangga dan memberi salam tahun baru kepada para tetua, dari pintu ke
pintu memberi salam tahun baru kepada para tetua. Apa yang telah mereka
lakukan? Menghormati orang yang lebih tua, persaudaraan! Setelah memberi salam kepada para tetua, para
tetangga yang umurnya hampir sama ini, akan berkumpul di SD desa mereka, untuk
membahas ilmu apa yang dipanen dari sekolah pada tahun ini, pengalaman kerja
apa yang didapat pada tahun ini, semuanya membahas bersama, belajar satu sama lain. Apa yang telah mereka lakukan?
Giat belajar! Ada bakti, ada persaudaraan serta giat belajar.
Itulah sebabnya generasi penerus dari desa ini memiliki perkembangan yang
begitu baik, dan pastinya itu bukan suatu kebetulan; pastinya bukan karena di
sana adalah pembuluh naga, topografinya sangat bagus, bukanlah begitu. Lagi pula segenap topografi sebuah tempat serta seluruh lingkungan, juga akan berbalik karena hati dan niat
manusia.
Jadi "pertama bakti dan persaudaraan" yang dikatakan Konfusius, ketika seseorang
telah melaksanakan bakti dan persaudaraan, seseorang yang
memiliki rasa bakti, dia akan berbuat begitu juga dengan orang lain, ketika dia
berbakti kepada orang tuanya sendiri, ketika ia melihat orang tua yang lain
juga akan memperlakukannya dengan hormat. Jadi《Di Zi Gui》ada mengajarkan, "perlakukan semua ayah,
bagaikan ayah sendiri, perlakukan semua abang, bagaikan abang sendiri".
Teman-teman sekalian, karena dahulu saat saya mengajar, ada sebuah
kebiasaan buruk, yaitu sangat suka menguji orang, jadi pelajaran beberapa hari
ini, saya akan menguji bahan yang dibahas sebelumnya. Kita dalam menuntut ilmu,
ada sebuah sikap yang sangat penting, harus mengkaji, harus mengulang, juga
harus mempersiapkan. Jadi yang masih belum dibahas, harap teman-teman sekalian dalam beberapa hari ini membaca《Di Zi Gui》sampai mantap, dengan begitu ayat-ayat yang disebutkan
selama pelajaran, Anda akan sangat berkesan, "Ayat ini saya tahu", efek belajar Anda akan sangat
baik. Karena pagi tadi ada beberapa teman yang tidak datang mendengarkan, dan
tadi siang kita membuka sebuah resep obat tradisional Tiongkok, sangat efektif,
setelah makan dijamin budi pekerti dan ilmu akan berkembang, yaitu pada pagi hari dan malam hari melafalkan《Di Zi Gui》 satu kali. Ketika membaca pada pagi hari,
mengingatkan diri hari ini harus berperilaku menurut ajaran-ajaran tersebut;
ketika membaca pada malam hari, introspeksi apa yang telah dilakukan hari ini, mana yang relevan dengan ajaran kitab, maka menyemangati diri sendiri; mana yang belum dilaksanakan, harus
segera mengingatkan diri untuk diperbaiki; pagi satu kali, malam satu kali.
Pelafalan malam jangan pada saat sebelum tidur, kalau tidak sebelum membaca
sudah tertidur; paling baik adalah selepas bekerja, lalu cuci tangan, cuci
kaki, kemudian dilafalkan sebelum makan, kebetulan dapat meninjau perilaku kita selama satu hari ini. Baik! Jadi "pertama bakti dan persaudaraan". Selanjutnya:
【Cì Jǐn Xìn.】[Diikuti waswas dan terpercaya.]
『Waswas』adalah sikap waswas, waswas dalam ucapan dan perilaku. Terhadap kehidupan
sendiri harus ada aturan, tidak boleh berantakan, kemampuan merawat diri sendiri saja tidak
ada, apalagi memikul tanggung jawab berat keluarga.
『Percaya』adalah aksara berasas
paduan makna, menandakan
apa? Perkataan orang (aksara Xìn terdiri dari aksara orang dan perkataan).《Di Zi Gui》mengatakan, "setiap mengucapkan perkataan,
dahulukan dapat dipercaya", Konfusius juga mengatakan "orang yang
tidak dipercayai tidak dapat bertegak", andai seseorang tidak ada kredibilitas, sangat
sulit berdiri tegak dalam masyarakat. Dan ajaran Konfusius mementingkan empat ilmu: yang pertama adalah moral, yang kedua adalah ucapan, yang ketiga adalah mengurus masalah, dan yang
keempat adalah sastra. Mengapa ucapan diurutkan hanya lebih rendah satu tingkat dari moral? Karena interaktif dan kontak antarmanusia, frekuensi tertinggi memakai apa? Ucapan. Jadi ucapan itu, "satu ucapan bisa membuat bangsa makmur, satu ucapan bisa membuat bangsa runtuh", satu ucapan bisa membuat keluarga akur, satu ucapan juga bisa membuat keluarga
sengketa berkelanjutan. Jadi ucapan harus dipelajari, itu sangatlah penting. Selanjutnya:
【Fàn Ài Zhòng. Ér Qīn Rén.】[Mencintai segenap khalayak. Kemudian dekati insan pengasih.]
『Cinta segenap khalayak』, mencintai khalayak secara universal, jika menggunakan perkataan modern disebut norma hubungan antarmanusia, yakni bagaimana berinteraksi sangat akur dengan orang.《Di Zi Gui》juga tidak ketinggalan zaman, sangat menitikberatkan ilmu hubungan antarmanusia.
Berikutnya adalah『lalu dekati pengasih』, mendekati orang
yang berperi kemanusiaan. Karena kita selalu
mendekati orang yang berperi kemanusiaan, maka dapat
meningkatkan budi pekerti dan ilmu kita, bagai ungkapan "masuk ke
dalam ruang bunga anggrek, lama-kelamaan tidak tercium wanginya", Anda setiap hari bersinggungan dengan orang yang baik, secara tidak berwujud moralmu telah meningkat; tetapi "masuk ke dalam ruang
pengasinan ikan, lama-kelamaan tidak tercium busuknya", andai orang di sekitar kita adalah gerombolan preman dan berandal, ucapan dan perilaku kita
setiap hari akan semakin lama semakin kasar. Jadi mendekati orang bajik dan
berbudi sangatlah penting, dan dengan mendekati orang bajik dan berbudi barulah
dapat mengembangkan kebijaksanaan kita, jika ada kebijaksanaan dalam hidup
barulah akan membuat apa yang benar? Pilihan, hidup ini barulah akan semakin
lama semakin santai; andai tidak membuat pilihan yang tepat, maka hidup kita
akan semakin lama semakin berat. Yang terakhir:
【Yǒu Yú Lì. Zé Xué
Wén.】[Ada tenaga yang tersisa. Barulah belajar pengetahuan lain.]
Ketika perilaku kita dalam membina diri dan menangani hal, serta segenap moral telah dipelajari
secara mantap, ada waktu yang
luang, boleh juga melihat beberapa susastra yang bagus,『belajar ilmu』. Susastra kuno kebanyakan
adalah sastra yang memuat hakikat, sastra yang menjelaskan hakikat, jadi orang dahulu dalam menulis susastra sangat waswas, harus memastikan dapat bermanfaat bagi generasi
mendatang, barulah mereka akan mewariskannya. Bagaimana orang sekarang menulis artikel? Dia ingin menulis apa, langsung menulis apa, ia
juga tidak peduli akan terjadi kekacauan dunia, jadi tidak cukup waswas terhadap ucapan dan perilakunya sendiri. Jadi "belajar pengetahuan" mendingan membaca susastra orang kudus dan bijak kuno lebih aman, karena susastra tersebut telah melalui verifikasi selama ribuan tahun,
benar-benar dapat mengilhami kebijaksanaan
orang. Ini adalah "tersisa tenaga baru belajar pengetahuan". Kita memasuki bagian pertama dari ajaran,
"di dalam harus berbakti".
Teman-teman sekalian, apakah Anda merasa tidak cukup waktu dalam satu
hari? Apakah ada perasaan seperti ini? Iya. Kita juga sangat sulit untuk
menghabiskan dua jam sehari untuk membaca, tidak mudah! Jadi tersisa tenaga
baru belajar pengetahuan, "sisa"
ini kita boleh mengartikannya dengan memecahkan keseluruhan menjadi bagian-bagian, menguasai dengan
baik beberapa waktu yang tersebar. Kitab《Di Zi Gui》boleh dibawa ke mana saja, ada beberapa《Bidal Piringan Giok Terpadu》yang sangat baik, saya tiap kali menaruhnya di tas
saya, sekali ada waktu luang pun dikeluarkan untuk dihafal satu atau dua ayat, bak pepatah akumulasi hari demi hari, tetesan air dapat melubangi batu. Jangan meremehkan akumulasi
dari sepuluh atau dua puluh menit dalam sehari, bagai ungkapan "tentukan batas yang lapang, berusaha dengan giat, saat ikhtiar telah sampai, yang terhambat akan lancar".
Mari kita lihat
aksara "Xiào (bakti)" ini
adalah aksara berasas paduan makna, bagian atasnya
adalah "Lǎo (tua)", bagian bawahnya adalah "Zǐ (anak)", lǎo merujuk kepada generasi sebelumnya, zǐ merujuk kepada generasi berikutnya, generasi
sebelumnya dan generasi berikutnya menjadi satu, yakni aksara
"bakti". Mari kita lihat, generasi sebelumnya selalu ingat untuk
mengajar generasi berikutnya dengan baik, sekarang yang telah menjadi orang tua
memiliki sikap ini tidak? Selama saya mengajar, terkadang saya mendengar orang
tua yang jenjang pendidikannya tidak begitu tinggi, dia akan mengungkapkan kata
hatinya, ia berkata: Saya hanya berharap anakku tidak menjadi beban masyarakat,
ini adalah tanggung jawab saya sebagai orang tua. Jenjang pendidikannya tidak tinggi, tetapi ketika ia membuat pernyataan ini,
telah membuat saya salut bercampur rasa hormat, Anda lihat,
dia mengerti bahwa mengajar anak dengan baik adalah tugas pokoknya seumur hidup.
Orang tua selalu
berpikir untuk mengajar anak mereka dengan baik, tetapi mendidik anak harus ada
metode yang baik. Tiongkok
memiliki sebuah filosofi pendidikan yang sangat penting namanya《Catatan Ritus.Catatan Pembelajaran》, di dalamnya menyebutkan apa yang dimaksud dengan pendidikan, "makna dari pendidikan, yakni menumbuhkan kebajikan dan menyelamatkan kekhilafannya", kalimat tersebut telah mengungkapkan dua poros utama pendidikan. Jadi hari ini kita ingin mengajar
anak dengan baik, pasti harus jelas, harus menumbuhkan kebajikannya yang mana, kemudian harus mencegah, bahkan
harus menuntun kekhilafannya yang mana, karena "jika tidak diajar, nalurinya akan bergeser". Banyak sekali anak yang mempunyai kebiasaan
tidak baik, kita harus segera menyelamatkannya kembali, kapan menyelamatkannya?
Saat ini juga! Tidak bisa ditunda sekejap pun, karena belajar bagaikan
menjalani perahu melawan arus, jika tidak maju maka akan mundur.
Teman-teman sekalian, mari kita berpikir, anak sekarang mempunyai
kebiasaan buruk apa, mempunyai perilaku apa yang harus segera diperbaiki? Coba
teman-teman sekalian sebutkan, kalian
mungkin lebih berpengalaman daripada saya. "Membantah orang tua",
dengar-dengar orang dahulu adalah satu ucapan sembilan dǐng (besar pengaruhnya), anak-anak sekarang juga satu ucapan sembilan dǐng (bantah), "Dǐng" yang ini tidak sama, anak sekarang itu dǐng yang membantah, sangat lihai membantah.
Selanjutnya, masih ada lagi? "Malas, pemberontak". Baik! Ada lagi?
"Egois". Masih ada lagi? Mengapa cuma dari kaum wanita saja? Mengapa
kita yang sebagai ayah tidak mengetahuinya? Begitu tidak boleh, kita harus sangat peduli dengan anak kita sendiri! Ayo, masih ada lagi? "Acuh
tak acuh". Yaitu tidak ada rasa tanggung jawab bukan? Baik, kita tambah satu lagi sudah cukup, enam enam lancar
besar. Kebiasaan buruk, kebiasaan buruk apa? "Pola hidup tidak
teratur", aturan dalam hidup. Enam hal saja sudah cukup.
Adakalanya banyak sekali teman yang kebetulan sangat banyak
inspirasi, akan memberikan daftar sepuluh pelanggaran besar. Karena kami di
Haikou mendirikan Pusat Pengembangan Ilmu Kebudayaan Tiongkok, banyak sekali orang tua murid
yang datang kepada kami untuk menyelidiki masalah anaknya, kebetulan lokasi pusat pendidikan
sangat besar, karena digunakan untuk mengajar, jadi dari pintu depan sampai ke
ruangan kantor harus berjalan sekitar tiga puluh detik. Lalu saya menemaninya
melalui sepanjang jalan, ketika dia melihatku langsung tidak berhenti mengeluh,
"Anak saya egois, sangat suka membantah dan juga sangat malas", sama
sekali tidak perlu mengetik konsep, berbicara terus-menerus, lalu saya takut dia
terlalu haus, maka langsung berkata: Anda duduk dahulu, saya tuangkan Anda
segelas air minum. Ketika ia selesai minum air, saya mulai bertanya kepadanya,
saya mengatakan bahwa anak-anak egois adalah hasil, teman-teman sekalian, apa sebabnya? Apakah ada anak Anda yang dari lahir,
di atas kepalanya sudah bertuliskan kata "egois"? Anak-anak malas adalah hasil, apa
sebabnya? Pernahkah Anda melihat seorang anak berusia satu atau dua tahun yang
tidak suka bergerak? Ada tidak? Umur satu atau dua tahun itu sangat aktif
bergerak, mengapa kemudian menjadi begitu malas?
Mari kita lihat
lagi, anak-anak memberontak adalah hasil, apa sebabnya? Mari kita pikir dengan baik. Dengar-dengar sifat pemberontak itu
normal, ada tidak pernyataan seperti itu? Ada tidak? Dengar dari siapa? Cari
dia keluar, menyesatkan! Lima puluh tahun yang lalu, apakah Anda pernah
mendengar kata pemberontak? Di dalam buku sejarah Tiongkok ribuan tahun lalu,
apakah Anda pernah melihat kata pemberontak? Anda perhatikan, tidak pernah tampak.
Empat ribu tahun lebih sejarah orang Tiongkok tidak ada yang memberontak, tak disangka kita dalam jangka pendek dua atau tiga puluh tahun telah menghasilkan
pemberontak, hebat tidak? Mengapa dalam empat ribu tahun lebih tidak
menghasilkan generasi berikutnya yang pemberontak? Dan mengapa hanya dalam
beberapa puluh tahun saja sudah dengan cepat menghasilkan anak yang
pemberontak? Bukan kebetulan! Karena anak sekarang menerima ajaran orang kudus dan bijak Tiongkok tidak? Menerima ajaran bakti dan persaudaraan tidak? Tidak! Dia tidak berbakti, tidak ada rasa
hormat, tentu saja ucapan dan perilakunya terhadap orang tua akan ada
pelanggaran.
Saya mengingat
kembali, bahkan sangat serius pergi menanyakan kepada ibu saya, dan berkata:
Mama, saya dahulu ada berontak tidak? Membuat ibu saya berpikir lama, tidak ada.
Bagaimana sikap kita terhadap ayah? Di samping hormat juga segan, sangat
menghormati, juga sangat menakutinya, jadi ayah sangatlah berwibawa; ketika
kita hormat dan segan terhadap ayah, sama sekali tidak mungkin kita akan
memberontak. Mengapa ayah dapat membuat kami timbul rasa hormat dan segan
kepadanya? Yang paling penting perilaku ayah konsisten
dengan ucapan, beliau sangat berbakti, beliau membuat teladan untuk dilihat kita. Oleh karena itu, sejak kecil
sikap terhadap ayah adalah hormat, tidak mungkin memberontak. Jadi sekarang
anak-anak memberontak, kita sebagai orang tua murid harus merenunginya, mengapa anak-anak tidak ada rasa hormat terhadap
kita? Mungkin kita mengatakan satu hal dan melakukan yang lain. Di sana sedang
bermain mahjong, kemudian berkata dengan anak: Kamu cepat pergi baca buku, saya
hitung sampai tiga. Anak tersebut merasa tidak rela, perlahan-lahan
meninggalkan layar TV, tetapi masih berpegang di dinding sana, bertahan lama
tidak ingin pergi. Sang ibu sangat gusar: Ini ultimatum terakhir, kalau tidak, rotan saya
akan sampai ke sana! Anak itu barulah naik ke atas dengan hati yang tidak sudi. Ketika dia duduk di kursi belajar,
pertanyaannya adalah tubuhnya di meja tulis, tetapi hatinya ada di mana? TV.
Bagaimana kalian tahu? Hatinya ada pada program TV, tidak tahu apa yang akan
terjadi pada aktor utamanya, apa yang akan terjadi pada aktris utamanya.
Kalau orang tua
tidak memberi teladan kepadanya, hatinya
terima tidak? Tidak terima! Anda bilang berbicara denganmu harus sangat sopan,
Anda berbicara dengan kakek dan nenek juga tidak sopan. Saat hati tidak terima
tersebut perlahan menumpuk, sampai kapan akan meledak? Ketika tinggi badannya
setinggi Anda, kepalan tangannya sebesar kepalan Anda, ia masih mau
mendengarkan Anda tidak? Dia tidak akan mendengarkan Anda lagi. Jadi sifat
pemberontak itu adalah hasil, akar penyebabnya adalah anak-anak terhadap orang
tua tidak tumbuh rasa bakti, tumbuh rasa hormat, itu adalah akar penyebabnya.
Penyebab ini ditambah lagi dengan pencemaran yang ada di lingkungan luar, ia bahkan meneladani teman sekolahnya, maupun teman bermainnya, pada akhirnya fenomena memberontak
akan semakin lama semakin banyak. Ingin menghilangkan fenomena memberontak,
yang penting adalah melanjutkan ajaran orang kudus dan bijak, kemudian orang tua harus tahu untuk memberi
teladan dengan perbuatan, demi menjadi teladan yang baik untuk anak.
Selanjutnya kita
lihat, bagaimana "egois" terbentuk?
Teman-teman sekalian, mulai hari ini,
saat Anda sering mengalami masalah, maka Anda harus berpikir, hari ini rekan
ini memarahi saya adalah hasil, apa sebabnya? Hari ini anak-anak orang lain
dapat diajar dengan baik adalah hasil, apa sebabnya? Hari ini interaksi suami istri orang lain akur adalah hasil, apa sebabnya? Ketika Anda senantiasa
tahu untuk mencari penyebabnya, maka Anda setiap hari telah mengembangkan
kebijaksanaan. Bila Anda menemukan penyebabnya, maka Anda dapat mengobati
sesuai dengan gejala, maka banyak sekali keadaan dapat sangat cepat diganti menjadi perkembangan yang sehat. Mari kita
pikir kembali, hari ini Anda dan pasanganmu serta anakmu sedang makan malam
bersama, juga ada kakek dan nenek, ibu menyumpit lauk pertama, teman-teman sekalian, dikasihkan kepada siapa? Untuk anak-anak. Baik!
Jawaban standar! Mari, beri tepuk tangan. Standar ini adalah fenomena yang
lazim berlaku, tetapi lauk yang diberikan ini akan menimbulkan efek apa?
"Xiao Ming, ini spesial dimasak oleh mama untukmu, makan yang banyak
ya". Kakek dan nenek juga tidak mau kalah, "Cucu, beberapa hidangan
ini juga enak dimakan", kakek dan nenek juga menyumpit makanan kepada siapa? Anak tersebut. Makanan siapa
yang penuh? Cucu. Jadi dalam satu keluarga siapa yang paling besar? Cucu yang
paling besar. Hal begitu terbalik tidak? Sudah terbalik, jadi anak pun menjadi
terbalik! Hal demikian rasional tidak? Anda lihat semua orang mesti melayani dia, maka kaisar cilik telah terhasilkan.
Kaisar cilik dan
putri raja cilik telah terhasilkan, lalu apa ciri khas dari kaisar cilik dan putri raja cilik? Egois,
karena semua orang harus melayani dia, maka ia hanya akan berpikir untuk
dirinya sendiri. Dengan perkataan awam, "menemani
pemimpin ibarat menemani harimau",
jadi anak sekarang emosinya
juga sangat besar. Ketika Anda sering mengabulkan semua permintaannya, sepuluh
hal mengabulkan sembilan, yang kesepuluh tidak mengikutinya, ia akan bagaimana?
Akan menangis dan merengek. Lalu Anda juga tidak punya prinsip, sekali dia
emosi Anda akan berkata apa? Oke oke, saya belikan! Dengan begitu ia telah menyerbu kota dan merebut tanah, dan Anda akan mundur selangkah demi selangkah.
Jadi teman-teman sekalian, mengajar anak mulai dari mana? Mulai dari menyumpit lauk. Hal kecil namun ilmunya besar, setiap tindakan yang dilakukan telah
memberikan teladan untuk dipelajari
anak. Ketika hari ini Anda menyumpit lauk, segera
memberikan kepada ayah Anda: Pa, makan yang banyak ya. Ketika anakmu melihat,
akankah ia berkata: Pa, mengapa Anda tidak memikirkan aku! Tidak akan, dia
melihat ayahnya sedang melaksanakan hakikat bakti, hatinya akan sangat tersentuh, karena setiap
orang memiliki sifat dasar yang mulia. Di dalam《Pembelajaran Akbar》menyebutkan, "tahu apa
yang didahulukan dan dikemudiankan,
maka telah mendekati hakikat", berbuat apa
saja, urutannya jika benar, hakikat Anda barulah akan
terbina. Oleh karena itu, ketika Anda menyumpit lauk dengan tepat, Anda telah mengajari anakmu hakikat sebagai seorang anak yang tepat.
Ketika kita membuka
kulkas, dan membawa keluar buah-buahan,
pertama kali dikasihkan kepada siapa? Ayah saya telah tepat saat membawa buah, andai ayahku saat saya kecil membawa buahnya salah, maka
sekarang saya tidak mungkin berdiri di sini dan memberikan seminar kepada
teman-teman sekalian, awalnya berbeda mili dan senti, akhirnya berjarak kilo dan mil. Anda berkata: Guru Cai, masa begitu serius? Membawa
buah-buahan saja dapat berpengaruh begitu besar? Ada pengaruh tidak?
Benar-benar ada. Kami melihat orang tua dari kulkas membawa keluar makanan
apapun, pertama kali diberikan kepada kakek dan nenek, kami secara wajar juga
meneladani dan
mempelajarinya. Sebenarnya saya ada kemungkinan besar menjadi anak penghabis
harta, kalian dapat menafsirkannya tidak? Karena saya adalah anak tunggal, juga
cucu sulung, juga cicit sulung, karena kakek saya juga anak sulung. Saya ingat
ketika saya masih kecil, pergi ke kuburan nenek buyut saya, saat itu berumur
tiga atau empat tahun, sewaktu berlutut dan mengangkat kepala, tiba-tiba
melihat dua aksara, mata saya langsung terang, melihat namaku sendiri terukir
di urutan pertama pada batu nisan, tiba-tiba mengangkat kepala dan membusungkan dada, mempunyai rasa misional, di kemudian hari makmur dan runtuhnya klan ini, kami harus berdedikasi penuh. Jadi orang
Tionghoa mementingkan anak sulung, mementingkan cucu sulung, itu bukanlah tidak masuk akal! Karena setiap anak dan cucunya
pada generasi ini, perlu ada yang menjadi teladan untuk membimbing mereka semua, dengan begitu klannya barulah dapat makmur. Andai orang tua saya memanjakan saya, kakek dan nenek saya juga memanjakan saya, maka hari ini saya tidak mungkin belajar ajaran
orang kudus dan bijak, mungkin
sudah mulai mengabur entah sampai ke
mana. Jadi mendidik anak sangatlah penting.
Orang tua sekarang
membawa keluar buah-buahan,
entah pertama kali ada memberikan kepada kakek dan nenek tidak? Saya juga
pernah mendengar ada beberapa ibu yang membeli beberapa jenis buah yang sangat
mahal, kemudian menyembunyikannya terlebih dahulu. Mengapa ada beberapa teman
yang tertawa? Apakah ada yang begitu juga? Menyembunyikan dahulu, lalu saat kakek dan nenek tidur, baru cepat-cepat
mengambilnya keluar, "Nak, cepat datang ke sini, ini spesial dibeli ibu
untukmu". Anak tersebut makan dengan sangat girang, ia juga belajar secara menyeluruh, nujum manusia
tidak sebanding nujum langit, dia di kemudian hari ada uang, membeli buah untuk
siapa? Untuk dimakan anaknya. Beberapa teman langsung menjawab, untuk dimakan
istrinya. Anda menggunakan suka dan benci maka anak Anda pun belajar suka dan
benci, dan bukan belajar integritas kasih dan integritas budi. Oleh karena itu,
kita masih harus berjalan
mengikuti hakikat langit, harus
mempertunjukkan hakikat bakti, untuk mengilhami sifat dasar anak yang mulia. "Egois"
ini, sekarang telah ditemukan akar masalahnya, masih mulai dari hakikat bakti, masih mulai dari selalu berpikir demi orang lain, kita sebagai orang tua menjadi teladannya.
Teman-teman sekalian, andaikan anakmu telah
berumur sepuluh tahun lebih, apakah masih sempat? Anda harus yakin terhadap ayat pertama《Kitab Tiga Aksara》, "manusia pada awalnya, naluri dasarnya itu
mulia". Sebenarnya bukan orang lain tidak dapat berubah, tetapi sebelumnya
kita sudah dikalahkan oleh diri sendiri, sendiri pun tidak percaya, ketika Anda
tidak memiliki keyakinan, banyak hal pasti tidak berhasil Anda lakukan. Kami di
Tiongkok memiliki banyak program studi, orang yang datang berasal dari berbagai
strata dan berbagai usia, saya ingat banyak anak SMP yang datang. Ada seorang
siswa SMP yang datang mengikuti seminar, setelah mengikuti lima hari, setiap
hari pulang ke rumah memiliki kemajuan yang besar. Tantenya merasa sangat aneh,
mengapa seorang anak berumur sepuluh tahun lebih setelah mendengarkan seminar
lima hari memiliki perubahan yang begitu besar? Alhasil pada hari kelima, tantenya pergi ke tempat kami
mengajar untuk mencari kami, kebetulan kami sudah meninggalkan tempat tersebut.
Lalu melalui
personel dari hotel, ia mendapatkan nomor telepon kami, dia pun menelepon kami,
dia berkata: Keponakan saya setiap hari pulang dari seminar memiliki kemajuan yang sangat besar, sikapnya terhadap orang tua ataupun orang di
rumah juga sangat baik. Dia merasakan budaya Tiongkok memang memiliki daya yang
sangat besar, jadi dia berkata anak saya berusia dua tahun, satu lagi berusia
empat tahun, boleh diserahkan kepada kalian tidak? Anda lihat orang tua
sekarang, sekali bertemu dengan yang baik, langsung tidak berpikir untuk
melakukannya sendiri, langsung didorongkan kepada guru. Kami pun mengatakan
kepadanya, para guru kami berasal dari Haikou, dari Shenzhen, tempatnya terlalu jauh. Lalu ibu tersebut berkata: Tidak apa-apa, saya
akan mengirimnya dari Beijing ke Shenzhen. Jadi benar-benar anak umur sepuluh
tahun lebih juga dapat menerima pembinaan yang baik.
Lalu ada juga
seorang pria yang berusia empat puluh tahun, ketika saya seminar di Gunung
Tianmu, Hangzhou, dia diatur oleh pihak penyelenggara untuk menjadi pengawal
saya, karena kita ada empat atau lima ratus orang yang ikut seminar. Dia akan
membantu saya memblokir beberapa, mungkin saya perlu istirahat, saat itu ia
akan mengatakan "Guru mau istirahat, sekarang tidak nyaman untuk
bicara", membantu saya menangani keadaan tersebut. Lalu ia juga
pernah mempelajari seni bela diri, ia telah menjadi polisi bersenjata selama
belasan tahun, ketika ia mendengar seminar sampai hari yang ketiga, kebetulan
selesai seminar ia membawa kita untuk makan malam. Sepanjang jalan ia berkata:
Bagus sekali! Bagus sekali! Benar-benar bagus sekali! Kami benar-benar tidak
tahu apa yang dia katakan, tapi hanya merasakan hatinya sangat bersukacita.
Ketika sampai restoran, ia berkata: Guru Cai, perasaan saya sekarang hanya
dapat menggunakan perkataan anak tiga tahun untuk mewakilinya! Dia kemudian
berkata: Setelah hidup selama empat puluh tahun, akhirnya saya tahu dimana
letak kesalahan dalam hidup saya!
Sebenarnya ketika
kami mendengarkan perkataannya tersebut, hati kami merasa sangat pilu, seorang
pria tangguh empat puluh tahun, ia bukan tidak berkenan untuk belajar, tetapi
bagaimana? Tidak ada yang mengajar! Kalau tidak, Anda lihat sikapnya setelah
belajar seperti bayi yang baru lahir, sangat sukacita. Dia mengatakan bahwa dia akhirnya tahu mengapa
istri menceraikannya, mengapa anak tidak dapat berkomunikasi dengannya,
rekan-rekan menjaga jarak dengannya, semua sangat takut kepadanya. Dia akhirnya
menemukan masalahnya. Jadi dia mengatakan kepada saya, setelah kembali, hal
pertama yang ingin dilakukannya adalah mencari mantan istrinya untuk berbincang
baik-baik. "Orang yang bukan kudus dan bijak, siapa yang tiada kekhilafan, namun dapat mengubah kekhilafan, itulah kebajikan yang amat besar". Pada hari keempat, saat makan pagi, ia
berkata: Guru Cai, silakan Anda duduk di sini, saya ingin mengobrol dengan
Anda. Saya merasakan suasananya agak aneh. Baik! Pelajaran kita kali ini sampai
di sini dahulu, lain kali baru memberi jawabannya kepada kalian. Baik! Terima
kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar