Selasa, 14 Juni 2011

Episode 10

Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar Hidup Bahagia – PenjelasanDi Zi GuiSecara Mendetail" oleh Guru Cai Lixu pada tanggal 17 Februari 2005 (Episode 10)

Teman-teman sekalian, kita teruskan pelajaran sebelumnya:
Jū Yǒu Cháng. Yè Wú Biàn.】[Pola hidup ada rutinitas. Karier tidak berubah.]
Jadi akademik, karier, dan rumah tangga kita harus dijalankan dengan baik, agar hati orang tua dapat tenteram. Tadi kita juga menyebutkan, pekerjaan harus memilih yang cocok, kemudian berdedikasi penuh untuk mengembangkannya, niscaya jangan menargetkan terlalu tinggi dan jauh. Banyak orang di era ini selalu ingin cepat kaya, sebenarnya mana ada makan siang gratis di dunia ini. Ketika memiliki niat yang ingin cepat kaya ini, bagai ungkapan "ingin cepat malah tidak tercapai", terkadang saat dia berganti pekerjaan, sebenarnya hatinya sangat tergesa-gesa. Ketika hati seseorang tergesa-gesa, dapatkah ia membuat pilihan yang tepat? Sangat sulit. Ketika ia berganti pekerjaan, mungkin membuat orang tua mulai khawatir.
Selanjutnya, setiap ia mengganti pekerjaan, sebenarnya telah berpengaruh terhadap kredibilitas sosialnya. Tadinya hubungan manusia yang telah terjalin, sekali Anda bergerak, misalnya membuka rumah sakit, ia adalah dokter terkenal dari rumah sakit ini. Meskipun pasien yang datang berobat kepadanya sangat banyak, tetapi kita harus berpikir, tidak hanya karena keahlian kita yang bagus, tetapi karena rumah sakit ada ketua yang sangat baik dalam memimpin, ada dewan direksi barulah dapat menyukseskan peluang kerja kita. Kita juga harus mengenang bahwa kita sudah begitu lama di rumah sakit tersebut, selama ini ada begitu banyak orang yang menyukseskan kestabilan pekerjaan kita. Jadi tidak boleh hanya berpikir bahwa diri kita lumayan bagus, ingin ada perkembangan besar, kemudian segera membuka satu lagi di seberang rumah sakit sebelumnya, menjadi bos sendiri, pendekatan semacam ini akan kehilangan apa? Kekeluargaan. Kemungkinan masih membawa keluar rekan yang lain untuk membuka bersama-sama. Kita jadi orang harus bertapak dan maju dengan mantap, tidak boleh tergesa-gesa. Lagi pula bergabung dengan baik lebih pentingnya lagi harus pamit dengan baik, andaikan tidak pamit dengan baik, keluhan-keluhan tersebut akan menghambat perkembangan karier Anda di masa mendatang. Ketika kita bertapak dan maju dengan mantap, membuat peluang tersebut ibarat aliran air membentuk saluran.
Lalu kekayaan dalam hidup, niscaya bukan bisa Anda dapatkan dengan berebut, bagai perkataan awam "bila ditakdirkan ada maka akhirnya pasti ada, bila ditakdirkan tiada maka tidak usah memaksa", ingin memanen sedemikian, yang paling penting harus menanam sedemikian terlebih dahulu. Dalam pelajaran kita beberapa hari terakhir juga telah membahas, penyebab sejati dari kekayaan sesungguhnya adalah harus banyak melaksanakan derma, banyak bersumbangsih kepada masyarakat ini, secara alami derma harta pun akan memperoleh kekayaan. Seperti orang terkaya di Hong Kong Li Ka-shing, dana yang disumbangnya setiap tahun sangatlah besar, saya pernah mengajar di Shantou, beliau adalah orang Shantou, beliau selalu menyumbangkan banyak fasilitas umum untuk membalas kampungnya. Oleh karena itu, kita menghadapi pekerjaan juga harus secara bertapak dan maju dengan mantap dalam menjalaninya, tidak boleh menargetkan terlalu tinggi dan jauh, tidak boleh terlalu tergesa-gesa. Karena sekali kita bergerak, maka akan memengaruhi seluruh keluarga dan teman di sekitarmu, kita semakin mantap dalam melaksanakan hal maka membuat hati mereka semakin tenteram. Mari kita lihat ayat berikutnya, kita bacakan satu kali bersama-sama:
Shì Suī Xiǎo. Wù Shàn Wéi. Gǒu Shàn Wéi. Zǐ Dào Kuī. Wù Suī Xiǎo. Wù Sī Cáng. Gǒu Sī Cáng. Qīn Xīn Shāng.
[Terjemahan harfiah:
"Hal meski kecil. Jangan sembarang tindak. Bila sembarang tindak. Moral anak rosot. Barang meski kecil. Jangan sembunyi sendiri. Bila sembunyi sendiri. Orang tua sedih."
Terjemahan:
"Perkara meskipun kecil. Jangan sembarangan bertindak. Bila sembarangan bertindak. Moral anak akan merosot. Barang meskipun kecil. Jangan disembunyikan sendiri. Bila disembunyikan sendiri. Orang tua akan sedih."]
『Hal meski kecil, jangan sembarang tindak, bila sembarang tindak, moral anak rosot, sebenarnya kebanyakan kebajikan besar adalah dimulai dari pelaksanaan kebajikan kecil, kebanyakan kejahatan besar juga dimulai dari akumulasi kejahatan kecil. Jadi Liu Bei ada sepatah motivasi yang sangat penting kepada anaknya, "jangan karena kebajikan kecil maka tidak dilakukan, jangan karena kejahatan kecil maka dilakukan". Ucapan dan perilaku anak dalam keluarga, Anda tidak boleh asal-asalan, jika terlalu sembrono, di kemudian hari saat keluar akan ada kemungkinan melakukan kekhilafan yang besar. Tentu saja, ingin membuat anak "jangan sembarangan bertindak", kita sebagai orang tua terlebih dahulu harus "jangan sembarangan bertindak", harus terlebih dahulu memberikan teladan untuk dilihat anak. Misalnya ketika menonton TV, boleh tidak meletakkan kaki di atas meja? Meskipun ini adalah masalah sepele, tetapi memberikan peragaan yang sangat sembrono kepada anak.
Misalnya keluar dengan membawa mobil, seingatku ada seorang guru kami di Shenzhen, hari itu kebetulan membawa seorang anak berusia lima tahun lebih. Sambil mengemudi, kebetulan berpapasan dengan lampu lalu lintas, maka ia berhenti, anak tersebut melihat guru berhenti, maka mengatakan kepadanya: Guru, Anda tidak perlu berhenti, Anda langsung bawa ke sini, kemudian berputar lagi kembali. Belajar dari mana? Ibunya adalah polisi. Jadi "perkara meskipun kecil, jangan sembarangan bertindak". Setelah guru tersebut mendengarkannya, juga berkepekaan tinggi, hal ini harus cepat dikomunikasikan dengan orang tuanya, pertimbangan anakmu terhadap benar dan salah belum terbina, kita selalu melakukan peragaan yang salah, mana boleh seperti itu! Guru tersebut dalam berbicara juga sangat artistik, menelepon ke sana untuk memberitahu orang tuanya, ia berkata: Anak Anda hari ini mengajarkan saya mengemudi. Ibunya segera tertawa, paham sendiri apa yang terjadi. Jadi teman-teman sekalian, kita sebagai tetua tidak boleh tahu salah masih membuat kesalahan, ini sangatlah tidak baik. Dari banyak faktor yang mendetail, kita harus memiliki kepekaan, harus memberikan teladan kepada anak. Bila Anda memiliki sikap tersebut, dijamin Anda akan tiba-tiba merasa bahwa moral dan ilmu sendiri juga sedang berkembang setiap harinya.
Terhadap anak ada sangat banyak hal yang perlu kita banyak peringatkan, terutama dari segi keamanan, asal tindakan ini bakal menyebabkan bahaya terhadap hidup, maka harus banyak mengingatkan. Dan adakalanya malah tidak boleh mengingatkan sekali, masih perlu tanpa jengkel dan bosan. Dari segi apa harus diingatkan? Para ayah dan ibu, harus mengingatkan dari segi apa? Menyeberangi jalan; perihal ini pertama adalah keamanan, perihal kedua juga sikap mematuhi aturan. Jadi asalkan hal menyangkut keamanan atau pematuhan peraturan, harus benar-benar dipatuhi. Seperti sering selama liburan musim dingin dan panas selalu ada beberapa kecelakaan, anak-anak bermain petasan sehingga menyebabkan kebakaran, anak-anak berjanjian untuk pergi berenang, juga tidak "keluar harus beritahu, pulang harus menghadap", jadi terkadang nenek moyang kita berkata "senang tidak boleh disangatkan", senang bersangatan menimbulkan duka. Hal-hal tersebut harus diperingatkan sejak kecil, andaikan anak-anak sering diperingatkan, sensitivitasnya terhadap keamanan akan sangat tinggi. Misalnya saat membawa air panas, Anda harus memperingatkannya untuk berhati-hati, dengan begitu maka dapat mengurangi terjadinya banyak kecelakaan.
Selain harus memperhatikan keamanan diri sendiri, juga harus mengingatkan anak, asal ada tindakan yang dapat menyebabkan bahaya bagi orang lain, sama sekali tidak boleh dilakukan. Ketika ia memiliki sikap ini, dia akan selalu mengamati, apakah ucapan dan perilaku saya menyebabkan cedera orang lain. Saya ingat pernah melihat sebuah laporan, seorang anak karena iseng, temannya ingin duduk di kursi ini, ia langsung menarik kursi tersebut. Temannya tidak memperhatikan maka langsung duduk, sehingga tulang belakangnya terbentur sangat keras dengan tanah, menyebabkan kelumpuhan permanen. Melalui contoh tersebut kami akan mendidik berbasis peluang, maka memberitahu siswa, kamu lihat, satu tindakan sebegitu kecil, menyebabkan penderitaan begitu besar kepada orang lain. Berapa orang yang menderita? Kamu lihat siswa tersebut, ia entah berapa puluh tahun harus melewati hidupnya di tempat tidur. Anak-anak, coba kamu sendiri yang berbaring di sana, kamu berbaring tiga hari saja, maka seluruh tubuhmu akan tidak nyaman. Tidak hanya dia yang menderita, ada orang yang lebih menderita daripada dia, yakni orang tuanya; melihat anak yang diasuh selama belasan tahun, tak disangka menjadi seperti ini, setiap kali melihatnya, saya yakin adalah sebuah siksaan. Jadi terhadap orang tuanya juga merupakan penderitaan seumur hidup. Seseorang tidak hanya orang tua saja yang perhatian dengannya, semua anggota keluarga dan teman yang menyayanginya juga akan sangat sedih. Jadi anak-anak sekalian, kamu lihat, sebuah tindakan kecil telah menyebabkan penderitaan begitu banyak orang, hal ini pasti tidak boleh dilakukan. Oleh karena itu, "perkara meskipun kecil, jangan sembarangan bertindak", ini persoalan dari segi keamanan.
Dari segi aturan, kita juga harus memberitahu anak untuk mematuhi aturan, "perkara meskipun kecil, jangan sembarangan bertindak". Tidak boleh sembarangan membuang sampah, membuang sampah tampaknya seperti hal yang sepele, tetapi ketika membuang sampah telah menjadi kebiasaan, itu tidak hanya akan memalukan keluarga, masih ada kemungkinan akan memalukan negara. Saya juga pernah mendengar, ketika mendaki bukit, andai Anda tidak tahu jalan harus bagaimana mendakinya? Bagaimana mendakinya? Mendaki mengikuti jalur sampah. Hal ini tampaknya praktis, tetapi saat kita berpikir lebih dalam, itu adalah kedukaan dari perilaku manusia, bukan hanya tidak ada rasa malu, terhadap alam juga tidak tahu untuk merawatnya. Orang Tiongkok ribuan tahun yang lalu ada seperti itu tidak? Ada tidak? Orang Tiongkok ribuan tahun yang lalu menerima petuah orang kudus dan bijak, "langit sebagai ayah, bumi sebagai ibu", harus menghargai tanah dan bumi yang memelihara kita ini. Oleh karena itu, biarpun membuang sampah pun tidak boleh sembarang bertindak.
Di dalam internet, pernah dilaporkan tiga buah berita. Yang pertama di Pearl Harbour, Amerika Serikat, di atas tong sampah Pearl Harbour Amerika Serikat bertuliskan sebaris karakter Tionghoa. Di Pearl Harbour semua orang berbahasa Inggris, di atas tong sampah bertuliskan "Silakan buang sampah di sini", tertulis untuk dilihat siapa? Yang kedua di Istana Raja Thailand, yang juga merupakan objek wisata internasional, di toiletnya juga bertuliskan sebaris kata, "Setelah buang air harap disiram", juga ditulis dengan karakter Tionghoa, ditulis untuk dilihat siapa? Tertulis untuk dilihat orang-orang Tiongkok. Di Notre Dame, Paris, juga bertuliskan sebaris karakter Tionghoa, "Silakan jangan membuat suara keras". Semua itu adalah hal kecil, satu adalah berbicara, satu adalah menyiram toilet, satu adalah membuang sampah, tiga hal kecil telah membentuk sebuah masalah besar, masalah besar apa? Muka orang Tiongkok telah dibuang sampai ke seluruh dunia karena tindakan kecil tersebut. Kami memberitahu hal-hal ini kepada anak-anak, anak-anak akan berkata: Guru, hapus tulisan tersebut. Saya berkata bagaimana menghapusnya? Seseorang saat Anda berbuat salah, orang tersebut ingin berbicara tentang Anda, Anda menutupi mulutnya, apakah orang tersebut tidak membicarakannya lagi? Anda berhasil menutup mulut satu orang, apakah mampu menutup mulut semua orang? Tidak mungkin! Kita harus merasa malu, tidak boleh mempermalukan negara kita sendiri, mulai dari perbuatan kita sendiri, dengan tidak membuang sampah sembarangan, serta selalu mempertahankan kebersihan publik dan ketenteraman publik.
Teman-teman sekalian, mari kita pikirkan lagi, Anda pernah pergi ke Istana Raja Thailand tidak? Kalian semua begitu berberkah, sudah pernah pergi! Apakah Anda pernah ke Paris, Perancis? Saya percaya sebagian besar warga Tiongkok tidak pernah pergi, yang bisa pergi adalah warga Tiongkok apa? Mahasiswa, orang yang sangat kaya, serta orang yang status sosialnya lumayan. Pernahkah Anda melihat seorang petani pedesaan ke Notre Dame Perancis? Sangat sedikit! Jadi semuanya adalah orang-orang yang berkedudukan sosial dan berpendidikan tinggi, namun tak disangka apa yang diperbuatnya malah norma dalam kehidupan saja tidak mampu dilaksanakan dengan baik. Hal ini juga mengungkapkan bahwa jenjang pendidikan tidak menandakan terdidik, jenjang pendidikan tidak menandakan tahu untuk bertingkah laku, dan yang paling penting dalam pendidikan, yakni harus mengajarkan seseorang sikap yang tepat dalam bertingkah laku dan melakukan hal. Jadi andaikan di dalam sekolah tidak dapat mengajarkan ini, yang lebih penting adalah pendidikan keluarga harus terlebih dahulu menanamkan dasar yang baik. Sebenarnya guru sekolah pun sangat berdedikasi penuh dalam mengajar, tetapi karena mereka satu orang harus menghadapi puluhan anak-anak, benar-benar tidak mudah. Hanya dengan orang tua murid banyak berkoordinasi dengan guru secara proaktif, perilaku hidup anak pun akan sangat mudah sesuai dengan aturan.
Oleh karena itu, dari segi keamanan, dari segi aturan, kita harus ingat "perkara meskipun kecil, jangan sembarangan bertindak"; andaikan Anda melakukannya, "bila sembarangan bertindak, moral anak akan merosot", tanggung jawab kita tadi sebagai keturunan Yan Huang juga akan merosot. Saat kecil kita paling takut orang lain mengatakan kepada kita: Perilaku kamu benar-benar kurang ajar! Terkadang mendengar "Benar-benar kurang ajar", tidak peduli apa yang kita lakukan, langsung akan bagaimana? Berubah menjadi sangat terkendali, karena takut perilaku kita sendiri membuat malu orang tua; "tubuh ada luka, membuat orang tua risau", "moral ada cedera" maka "membuat orang tua malu", jadi rasa malu bagi seseorang adalah sangat penting.
Mari kita lihat ayat berikutnya,『barang meski kecil, jangan sembunyi sendiri, bila sembunyi sendiri, orang tua sedih. Saat anak-anak masih belum terbina penilaian antara tepat dan salah, adakalanya akan mengambil barang sesuka hati, adakalanya ia merasa iseng. Jadi sebagai orang tua dalam mengasuh anak harus lebih banyak berusaha, karena saat anak melakukan beberapa perilaku yang buruk, akan segera ditampilkan di mana? Wajahnya, ia akan merasa bersalah. Ada seorang ibu kebetulan menyadari anaknya hari ini pulang dengan ekspresi yang agak beda, maka ia pergi mengecek tasnya, alhasil menemukan di dalamnya ada beberapa buah apel. Aneh, mengapa ada beberapa buah apel? Langsung bertanya kepada anaknya sendiri. Tentu saja anaknya mungkin dalam sesaat tidak dapat memberikan reaksi, juga sangat tegang, sehingga belat-belit; akhirnya pun berterus terang, dengan beberapa teman melewati toko buah maka seraya mengambilnya. Sebenarnya ia belum tentu ingin memakannya, tetapi karena bersama kerumunan teman, suasana tersebut membuatnya merasa sangat asyik.
Ibu tersebut tiada kata kedua, langsung membawa anaknya itu ke toko buah, sewaktu sampai terlebih dahulu memberikan salam bungkuk kepada pedagangnya, kemudian meminta maaf kepadanya, pedagangnya masih sedang sibuk, juga tidak tahu apa yang terjadi. Dia berkata: Anakku telah mengambil beberapa apelmu. Pedagang tersebut masih merasa tidak apa-apa. Maka ibunya membayar uang kepada pedagang tersebut, lalu meminta anaknya untuk membungkuk seraya memohon maaf kepada pedagang tersebut. Ketika ia pertama kali berbuat salah, Anda langsung mencegatnya, dia akan mengingatnya seumur hidup, dan tidak akan mengulanginya lagi. Ketika ia melihat ibunya membungkuk untuk meminta maaf kepada orang lain, sebenarnya dalam hati anak ini akan bagaimana? Merasa sangat bersalah. Oleh karena itu, keteladan sebagai ibu, akan membangkitkan rasa bersalah dan rasa malu anak. Anak tidak mungkin tidak berbuat salah, tetapi asalkan ia berbuat salah, kita dapat secara tepat waktu menuntunnya, malahan akan menjadi sebuah pendidikan basis peluang yang sangat baik.
Selain itu ada seorang ibu yang membawa anaknya berbelanja ke toko buku, setelah selesai berbelanja, karena kebanyakan buku harian menyertakan sebuah kunci kecil, anaknya pun mengambil kunci kecil tersebut. Kemudian setelah ibunya keluar, baru sadar bahwa anaknya telah mengambil kunci kecil tersebut, maka ia membawanya untuk dikembalikan kepada kasir. Kasir tersebut berkata: Kunci ini dikembalikan juga tidak tahu mau dipasang di mana, jadi buat Anda saja! Pada waktu itu ibu tersebut juga tidak mengambil ke dalam hati, maka membawanya pulang. Kemudian anaknya ke sekolah, ia tiba-tiba menyadari bahwa anaknya telah membawa pulang beberapa barang kecil milik temannya. Oleh karena itu, ketika anak masih belum memiliki penilaian antara tepat dan salah, sekali dia berbuat tindakan yang salah, Anda tidak meluruskannya, di kemudian hari ia akan menjadi terbiasa. Bila orang tua sewaktu anak belum berusia lima atau enam tahun dapat banyak bersumbangsih, mengajar dengan hati-hati, saya yakin penilaian antara tepat, salah, baik, dan buruk akan tertanam dengan sangat solid.
Oleh karena itu, ibu zaman dahulu selalu ingat untuk mempertuahkan anaknya "tak boleh serakah satu labu dan satu buahnya", satu labu dan satu buah pun tidak boleh serakah, "tak boleh sembarangan seratus mikro dan satu milinya", niscaya tidak boleh ada sikap merugikan orang lain yang terpelihara oleh anak. Dengan perkataan awam, waktu kecil mencuri jarum, waktu besar mungkin akan mencuri emas, harus mengajar anak "barang meskipun kecil, jangan disembunyikan sendiri", tidak boleh mengambil barang orang lain, dampak jangka panjangnya sangat mendalam dan jauh; karena dia serakah, kemungkinan besar pada akhirnya apa yang diinginkannya, ia akan menghalalkan segala cara untuk mencuri dan merampok. Jadi menumbuhkan ketidakserakahan anak, di kemudian hari adalah menumbuhkan rasa jujurnya. Kejujuran sangat penting. Zaman dahulu kita mengatakan "mengangkat yang berbakti dan jujur", mengapa menggunakan "bakti" dan "jujur" untuk mengukur apakah seseorang mampu melayani negara? Mari kita lihat, "bakti kepada orang tua, dasar dari moral", dasar dari menjadi manusia adalah bakti, "kejujuran" adalah dasar dari menangani masalah. Ketika ia memiliki kejujuran, maka selama melaksanakan pekerjaan, barulah ia tidak akan mencari keuntungannya sendiri, barulah dapat mementingkan umum daripada pribadi, dan melaksanakan hal dengan baik. Oleh karena itu, dasar dari bertingkah laku dan melakukan hal adalah bakti dan jujur. Pemerintahan sebuah negara baik atau tidak, dilihat dari mana? Dari jujur atau tidak jujur, oleh karena itu, kejujuran adalah dasar dari pemerintahan. Andai hari ini kita melihat para politikus tidak jujur, maka kehidupan rakyat di negeri ini akan sangat bersusah payah.
Sekarang ada sangat banyak fenomena masyarakat, coba kita berpikir kembali, dasarnya adalah pada masalah pendidikan. Jadi pendidikan telah diabaikan selama beberapa waktu, kita sekarang mengeluh pun tidak ada gunanya. Jadi dimulai dari diri sendiri, dari setiap orang tua murid, dari setiap guru mulai mengajarkan anak-anak untuk tidak serakah, dan menumbuhkan rasa jujurnya, dengan begitu masyarakat kita puluhan tahun ke depan barulah akan semakin lama semakin baik. Saat masyarakat puluhan tahun kemudian semakin jujur, semakin mengerti untuk berbakti dan menghormati orang tua serta tetua, masa tua kita barulah bagaimana? Baru dapat dikatakan ada masa depan, jadi sumbangsih setiap orang tua dan guru tentu tidak akan sia-sia.
Jadi "jangan disembunyikan sendiri", perihal pertama adalah tidak serakah, perihal kedua adalah adakalanya barang kita juga jangan dikuasai untuk diri sendiri, yakni dinikmati sendiri, tetapi seharusnya mengerti untuk bersumbangsih, dan kemudian menumbuhkan sikap anak untuk dapat bermurah hati. Jika tidak maka andai anak sewaktu memikirkan makanan, selalu berharap untuk dimakan sendiri saja, maka semakin lama hatinya akan semakin sempit. Saya ingat kebetulan ada beberapa anak yang belajar bersama, dan mereka tinggal bersama, lalu ibu dari salah satu anak tersebut membawa beberapa kaleng susu untuk anaknya, ia memberikannya di mana? Harus masuk ke dalam kamar, kemudian berkata kepada putranya: Ini semua untuk diminum kamu. Sangat takut terlihat oleh siswa yang lain. Anaknya saat meminum susu ini juga harus bagaimana? Sembunyi-sembunyi! Tidak salah sih, nutrisi ini memang diminum olehnya, tetapi terhadap segenap personalitasnya ada pengaruh apa? Saya yakin dia minum beberapa botol susu tersebut juga tidak nikmat, kondisi penyerapan juga tidak baik, karena harus tutup-tutupan.
Guru mereka sangat teliti, mencermati hal tersebut, maka pada malam hari itu berkata kepada anak tersebut: Kamu memiliki begitu banyak botol susu, daripada sendiri bersenang, lebih baik semuanya bersenang, hal-hal baik harus berbagi dengan teman-teman baik, kamu berkenan tidak mengambilnya keluar untuk diminum bersama? Lalu anak tersebut juga sangat polos, ia berkata: Boleh! Maka semua susu tersebut dituang ke dalam sebuah botol yang sama, lalu siswa yang lain semuanya sangat bersukacita, karena ia ingin mengundang semuanya untuk minum susu. Kemudian setiap orang menuangkan sedikit, lalu terjadi sebuah fenomena yang sangat menakjubkan, saat seseorang sangat berkenan untuk bersumbangsih maka akan membangkitkan rasa sukacita sangat banyak orang, juga akan berpikir demi orang lain. Jadi saat susu hendak dituang terlalu banyak, anak-anak tersebut akan berkata: Sudah, sudah, teman yang lain juga mau. Setelah itu semua orang menuang susu, dan minum bersama-sama.
Alhasil memberi lebih beruntung daripada menerima, karena ketika siswa-siswa tersebut hendak minum, semuanya bersama-sama mengucapkan terima kasih kepada anak itu, jadi dia pun sangat girang. Saat menulis buku hariannya pada malam hari itu, ia menyebutkan bahwa hari ini mentraktir semuanya minum susu, dan merasa bahwa segelas susu tersebut sangat harum, sangat lezat. Kebetulan ibunya membuka buku hariannya, sekali lihat anaknya masih begitu murah hati, masih merasa mentraktir orang sangatlah bersukacita, ibunya tiba-tiba merasa hal yang telah dilakukannya itu apakah tidak tepat. "Ketika kekayaan tersebar, maka orang akan berkumpul", orang harus murah hati barulah bisa mencapai kekeluargaan, kehidupan dan karier barulah akan ada perkembangan. Kemurahhatian kita dan ketidakserakahan kita dapat menjadi teladan yang sangat baik untuk anak.
Zaman dahulu ada seorang yang bernama Yang Zhen, Yang Zhen zaman Dinasti Han, beliau saat memerintah sangat jujur, dan seringkali akan membantu negara merekomendasi beberapa orang yang berbakat baik, untuk bersama-sama melayani negara. Saat itu beliau menjabat sebagai prefek Donglai, beliau merekomendasikan seorang terpelajar bernama Wang Mi, juga merekomendasikannya menjadi kepala daerah Changyi, yang juga merupakan sebuah jabatan. Orang tersebut sangat berterima kasih kepadanya, sehingga suatu malam ia membawa beberapa emas untuk dihadiahkan kepadanya, Yang Zhen melihat dia ingin memberinya emas, maka berkata kepada temannya Wang Mi, beliau berkata: Saya begitu memahami Anda, masih merekomendasikan Anda menjadi pejabat, mengapa Anda begitu tidak memahami saya, masih ingin memberiku emas! Lalu Wang Mi berkata kepadanya: Ini tidak apa-apa, ini hanya sekadar kehendak hatiku, sekarang ini pasti tidak ada yang tahu. Lalu Yang Zhen berkata: Bagaimana mungkin tidak ada yang tahu? Langit tahu, bumi tahu, Anda tahu, saya juga tahu. Jadi akhlak seseorang dapat dilihat dari mana? Di tempat yang tidak tampak oleh orang barulah dapat menunjukkan keteguhan seseorang. Setelah Wang Mi mendengarkannya, merasa sangat bersalah, lalu ia pun pergi.
Karena Yang Zhen sangat jujur, sehingga teladan ini juga diwariskan kepada anak cucu keturunannya, anaknya Bing, cucunya Ci, cicitnya Biao, semuanya menjabat sampai posisi tiga menteri agung, semuanya adalah pejabat tinggi negara. Meskipun tidak serakah dengan emas-emas tersebut, tetapi yang didapatkannya adalah pahala dan berkah yang lebih besar, bagai ungkapan "keluarga yang mengakumulasi kebajikan, pasti mendapat berkah berlimpah", selain imbalan berkah, yang lebih penting adalah teladan moral. Jadi kita juga harus menjadi teladan yang baik kepada anak.
Selanjutnya saya membimbing anak-anak, terhadap barang milik umum juga harus menghargainya, barang milik umum tidak boleh diambil untuk kegunaan pribadi, ini juga merupakan poin yang sangat penting. Saya pernah bertemu dengan banyak orang yang sangat berhasil, mereka semuanya menyebutkan bahwa saat itu ayah dan ibu mereka bekerja di perusahaan umum, selama bukan urusan perusahaan, maka sama sekali tidak akan menaiki mobil perusahaan untuk keluar; bahkan telepon di rumah pun tidak digunakan untuk pribadi, sangat jujur, jadi meninggalkan kesan yang mendalam kepada anak.
Saya akan berkata kepada anak-anak: Kursi-kursi yang ada di sekolahmu ini dibeli oleh siapa? Barang milik umum yang ada di sekolah ini dibeli oleh siapa? Anak-anak sangat polos, dia akan mengatakan apa? Dibeli oleh kepala sekolah. Lalu kami lanjut bertanya: Lalu uang kepala sekolah berasal dari mana? Uang kepala sekolah berasal dari, pemikiran mereka tidak begitu cepat. Saya berkata: Uang kepala sekolah berasal dari mana? Dia mengatakan: Diberikan pemerintah. Lalu uang pemerintah berasal dari mana? Berasal dari pembayar pajak. Berapa jumlah pembayar pajak? Anak-anak Tiongkok mengatakan: satu koma tiga miliar. Tidak begitu banyak, saya bilang apakah kamu sudah bisa membayar pajak? Dia bilang tidak bisa. Paling sedikit ada ratusan juta pembayar pajak. Jadi barang milik umum di sekolah, kursi ini, atau bahkan setiap barang, ia memiliki berapa pemilik? Ratusan juta pemilik. Jadi kamu mencuri barang ini, kamu telah berutang dengan ratusan juta orang, kamu nantinya jadi sapi dan kuda pun tidak mampu mengembalikannya. Jadi kami membimbing anak-anak, semua barang ada empunya, sama sekali tidak boleh karena preferensi sendiri membawanya pergi. Jadi "barang meskipun kecil, jangan disembunyikan sendiri, bila disembunyikan sendiri, orang tua akan sedih". Kita lihat lagi ayat berikutnya, mari kita membacanya sekali:
Qīn Suǒ Hào. Lì Wèi Jù. Qīn Suǒ Wù. Jǐn Wèi Qù. Shēn Yǒu Shāng. Yí Qīn Yōu. Dé Yǒu Shāng. Yí Qīn Xiū. Qīn Ài Wǒ. Xiào Hé Nán. Qīn Zēng Wǒ. Xiào Fāng Xián.
[Terjemahan harfiah:
"Kesenangan orang tua. Usaha untuk kabul. Kejengkelan orang tua. Upaya untuk buang. Tubuh ada luka. Orang tua risau. Moral ada cedera. Orang tua malu. Orang tua sayang. Bakti mana susah. Orang tua benci. Bakti baru bijak."
Terjemahan:
"Yang disenangi orang tua. Berusahalah untuk memenuhinya. Yang dijengkelkan orang tua. Berupayalah untuk menjauhinya. Tubuh ada luka. Membuat orang tua risau. Moral ada cedera. Membuat orang tua malu. Orang tua menyayangi saya. Berbakti tidaklah susah. Orang tua membenci saya. Masih berbakti barulah bijak."]
『Kesenangan orang tua, usaha untuk kabul, yang diharapkan orang tua kepada kita, andaikata berharap pelajaran di sekolah kita baik, berharap prestasi belajar kita bagus, kita harus berdedikasi penuh untuk mencapainya, "yang disenangi orang tua". Tetapi kita perlu memikirkan satu poin, orang tua sekarang sebenarnya "senang" apa? Andai yang disenangi orang tua adalah senang ketenaran dan senang keuntungan, maka terhadap anak punya pengaruh apa? Mungkin anak juga akan gila tenar dan gila untung; ketika sikapnya tersebut terbentuk, terhadap hidupnya akan ada pengaruh yang sangat buruk. Oleh karena itu, kesenangan kita sebagai orang tua masih harus menyenangi nilai kehidupan yang tepat.
Pada zaman dahulu, Raja Chu sangat menyukai wanita yang berpinggang sangat ramping, alhasil dayang di istananya sangat banyak yang mati kelaparan; apa yang disenangi atasan, bawahannya akan mengikuti kesenangannya, maka yang dipicu adalah tradisi yang salah. Sebuah keluarga membawa tradisi yang salah, keluarga akan runtuh, seorang raja dari sebuah negara membawa tradisi yang salah, maka negara akan runtuh, jadi "satu keluarga berkemanusiaan, satu negara akan menggalakkan kemanusiaan; satu keluarga mengalah, satu negara akan menggalakkan sikap mengalah", satu orang tamak dan kejam, satu negara akan timbul pemberontakan. Jadi seorang raja andaikan sangat serakah dengan materi, akibat pada akhirnya kemungkinan besar akan terjadi konflik dengan rakyat. Zaman dahulu Raja Zhou dari Shang memanjakan Daji, sebenarnya pada era Raja Zhou ada pejabat bijak yang melayani tidak? Ada! Zaman itu banyak sekali pejabat yang bijak, semuanya sangat berilmu. Salah satunya bernama Jizi, Jizi ini setelah melihat satu tindakan, beliau langsung berpikir bahwa Dinasti Shang mungkin tidak dapat dipertahankan lagi, baru melihat satu tindakan. Jadi orang terpelajar zaman dahulu mampu melihat sekelumit mengetahui perkembangannya, melihat beberapa hal kecil dapat memikirkan bahwa akan ada dampak yang sangat buruk di masa mendatang.
Karena beliau melihat Raja Zhou menghadiahkan Daji sebuah sumpit yang terbuat dari gading gajah. Teman-teman sekalian, mengapa melihat sebuah sumpit gading gajah, sudah dapat menyimpulkan bahwa Dinasti Shang akan runtuh? Kita akan berkata: Ada begitu parahkah? Coba kita menimbang dengan saksama, ketika Daji memegang sumpit gading gajah, dia akan menggunakan gelas arak dari apa? Mungkin gelas arak dari cula badak. Ketika ia menggunakan gelas arak cula badak, piring apa yang ia pakai? Mungkin piring yang terbuat dari emas dan perak. Lalu apakah mungkin piring dari emas dan perak tersebut diisi dengan tahu dan sayuran? Mungkin tidak? Pastinya adalah apa? Makanan istimewa. Berisikan makanan istimewa, apakah Anda akan memakai kaus oblong untuk menikmati makanan istimewa tersebut? Akan mengenakan pakaian apa? Gaun sutra. Memakai gaun sutra, sambil memakan makanan istimewa, apakah akan tinggal di gubuk? Akan tinggal di mana? Istana yang mewah. Ini semua memerlukan uang, didapat dari mana? Pemerasan tiada hentinya terhadap rakyat, daging dan darah rakyat, pada akhirnya rakyat pasti akan bangkit untuk melawannya. Jadi satu orang tamak keuntungan, satu negara pun akan kacau balau. Anda lihat filsuf bijak zaman dahulu benar-benar sangat bijaksana, mereka tahu untuk menguraikan selapis demi selapis, dan dapat melihat dampak buruknya di masa mendatang.
Lalu Dinasti Shang digulingkan oleh Raja Wu dari Zhou, zaman dahulu raja yang menggerakkan pemberontakan, pada kenyataannya juga sangat berbelas kasihan. Ketika beliau memusnahkan Dinasti Shang, adakah beliau menghancurkan rakyat Dinasti Shang serta anak cucu Raja Zhou? Tidak ada, malahan masih menetapkan sebidang tanah, agar keturunannya dapat terus tinggal di sana. Karena yang diutamakan raja zaman dahulu adalah kelapangdadaan terhadap seluruh dunia, seharusnya meyakinkan orang dengan perikemanusiaan, perang adalah alternatif terpaksa. Dinasti Zhou karena ada jiwa tersebut, juga sangat cepat memenangkan ketundukan seluruh negeri.
Jadi ketika yang disenangi orang tua adalah ketenaran dan keuntungan, maka terhadap sebuah keluarga juga merupakan pengaruh yang sangat besar dan sangat buruk. Penduduk dunia mengatakan, target kehidupan adalah untuk mencari kekayaan dan martabat, sebenarnya apa itu kekayaan dan martabat? Apa itu kekayaan? Orang bersibuk-sibuk seumur hidup adalah ingin menikmati kekayaan dan martabat, akhirnya ia menikmati kekayaan dan martabat nyata tidak? Kehidupan orang sekarang telah disesatkan, kita coba lihat buku-buku yang ada di pasaran, apa yang dimaksud keberhasilan? Banyak sekali buku, bagaimana mendapat lima juta pertama dan sepuluh juta pertama dalam hidup Anda, buku-buku tersebut sangat laris; bagaimana membuat interaksi antara suami dan istri lebih baik, pendidikan anak lebih baik, buku tersebut tidak lebih laris daripada yang tadi. Jadi titik fokus orang adalah pada uang, seperti merasa bahwa ada uang maka hidupnya pasti baik, tidak tahu bahwa nafsu sekali terbuka, tidak tampak dasarnya, bak pepatah bahwa nafsu adalah jurang yang dalam.
Banyak orang merasa ada uang namanya kaya, pada kenyataannya, semakin ada uang, semakin khawatir uang akan menjadi kecil; semakin ada uang, melihat orang lain lebih kaya daripada saya, ia akan merasa, andaikata melihat orang lain punya lima puluh juta, dia baru sepuluh juta, ia akan merasa ia sangat miskin; tunggu sampai dirinya punya lima puluh juta, melihat lagi orang lain memiliki seratus juta, ia akan merasa dirinya miskin. Jadi orang seperti itu kaya tidak? Tidak! Jadi arti kekayaan yang sesungguhnya, "orang yang puas itu kaya", tahu puas barulah bisa selalu senang. Ketika dia tidak tahu puas, walau punya uang sebanyak apapun, dia tetap akan merasa sangat miskin.
Saya pernah bersinggungan dengan sejumlah pengusaha, mereka bilang bahwa andai pengusaha tidak mendengarkan petuah orang kudus dan bijak, hidup ini benar-benar miskin sampai hanya tinggal uang saja. Ketika hidup ada uang dan tidak punya kebijaksanaan, uang mungkin adalah apa? Malapetaka. Ketika ada uang dan godaan di luar begitu banyak, mungkin gara-gara uang, maka akan mulai menyia-nyiakan hidupnya. Jadi pernah ada hasil penelitian, pengusaha besar ada beberapa akibat: Akibat pertama disebut "lelah hati dan lelah tenaga" setiap hari bekerja dengan sangat berupaya, bekerja lebih dari delapan jam, lebih dari sepuluh jam, tetapi saat tengah baya tiba-tiba menemukan dirinya terserang kanker, terkena penyakit parah; setelah berupaya sepuluh atau dua puluh tahun, pada akhirnya tidak ada yang dapat dibawa pergi, itu namanya lelah hati dan lelah tenaga. Saat ia berbaring di rumah sakit, perasaannya enak tidak? Tidak enak. Kekayaanku yang begitu banyak, tidak tahu akan jatuh ke tangan lelaki yang mana? Karena istrinya masih sangat muda, dia berpikir saya mencari uang seumur hidup sampai akhirnya tidak dapat menggunakannya, di dalam hatinya akan bagaimana? Menumbuk dada dan menghentak kaki. Hasil tersebut baik atau tidak? Tidak baik! Tetapi sekarang memang ada banyak orang yang berjalan menuju arah ini.
Jadi saya sering mengatakan bahwa hidup adalah máng (sibuk), máng (buta), máng (dilema), tiga "ng" yang mana? Yang pertama adalah "Máng" yang artinya sibuk, ini adalah aksara berasas paduan makna, bagian kirinya adalah "Xīn (hati)", bagian kanannya adalah "Wáng (mati)", menandakan hati telah bagaimana? Mati! Tidak dapat merasakan kebutuhan orang tua, istri, serta anak yang ada disisinya, setiap hari sangat sibuk. Sibuk untuk waktu yang lama maka akan memasuki tahap kedua, mata tidak bisa melihat lagi, telah melupakan semua tugas pokok sendiri, hanya tahu untuk mencari uang; tunggu berjalan sampai setengah baya, aneh, mengapa dengan istri tidak dapat berbicara satu katapun, anak dengan saya juga tidak dapat berkomunikasi, bukankah saya bekerja banting tulang semuanya untuk kalian? Mengapa sampai terakhir akibatnya menjadi begitu! Dia akan merasa bahwa hidup sangatlah dilematik, sebenarnya apa yang saya lakukan? Ini adalah máng (sibuk), máng (buta), máng (dilema).
Banyak orang tua murid sibuk sampai anaknya sendiri kelas berapa pun tidak tahu. Jackie Chan pernah sekali pergi menjemput, kebetulan dia ada waktu luang, hari itu tidak ada jadual main film, pergi ke sekolah untuk menunggu putranya keluar, dan sangat girang. Menunggu seharian, putranya tidak keluar. Tiba-tiba bertemu guru anaknya, keluar untuk berkata, putramu sudah naik SMP, Anda masih menunggu di SD. Jadi kita harus mengingat kembali, apa tujuan sesungguhnya dari upaya kita dalam hidup ini? Bukanlah bermain permainan uang, itu bukan tujuan sesungguhnya dari upaya awalmu. Tujuan sesungguhnya dari upaya awalmu, bukankah berharap memiliki kehidupan keluarga yang baik? Jadi kita harus ingat benar dengan target Anda sendiri, jangan setengah jalan sudah tidak tahu arah lagi. Tetapi ini benar-benar tidak mudah, karena sekarang fenomena membandingkan status sosial terlalu banyak. Pakaian yang dikenakan orang lain lebih mahal daripada kita, mobil yang dikendarai orang lain lebih bermerek daripada kita, hati kita sendiri pun terpengaruh. Oleh karena itu, jangan menjalani máng (sibuk), máng (buta), máng (dilema). Ini adalah keadaan pertama.
Keadaan kedua dari pengusaha yaitu "diborgol besi masuk jeruji", karena selama proses pencarian uang sering menempuh bahaya dengan kenekatan, dan melanggar hukum negara. Saya ingat saat pulang dari Beijing dengan pesawat, di dalam pesawat membaca seorang pria terkaya Rusia, masih sangat muda, tampaknya hanya kurang lebih berusia empat puluh tahun, kini telah menjadi tahanan, dan telah dipenjara. Oleh karena itu, hidup ini niscaya tidak boleh serakah, seharusnya menjalankan karier dengan penuh integritas, bersumbangsih dengan sungguh-sungguh, saya yakin akan ada imbalan yang baik. Tentu saja ingin agar anak di kemudian hari tidak menempuh bahaya dengan spekulasi, yang lebih penting adalah sejak kecil mengajarinya "barang meskipun kecil, jangan disembunyikan sendiri", mengajarinya jujur dan beramanah, ini barulah merupakan dasarnya.
Pengusaha jenis ketiga, juga memperoleh beberapa uang, tetapi telah merusak tubuhnya, sering ada banyak lobi bisnis, maka tubuhnya pun rusak. Bila seseorang pada usia tua tubuhnya tidak sehat, ia dapat menikmati berkahnya tidak? Mungkin seumur hidup ataupun sisa kehidupannya harus bersahabat dengan obat, begini juga bukan kehidupan yang baik.
Yang terakhir adalah pengusaha yang lebih berprestasi dan berhasil, yakni yang mampu untuk menyeimbangkan antara karier dan keluarga, ini adalah yang paling sempurna. Saya ada seorang sesepuh, marganya Lu, saya selalu memanggilnya Paman Lu. Beliau di dunia kewiraswastaan juga sangat berprestasi, bahkan pernah menjadi presiden direktur Yamaha, staf di bawahnya ada delapan puluh ribu orang, pengusaha yang sangat berhasil. Namun beliau sangat berprinsip dalam melakukan hal, beliau pun menyebutkan, pokoknya kalau hari Minggu siang, beliau pasti akan menemani istri dan anaknya untuk makan siang. Ketika beliau bersikeras demikian, apa perasaan yang dibawakan kepada istri dan putra-putrinya? Kehangatan. Ayah saya, suami saya sangat peduli terhadap keluarga, maka kohesi keluarga ini akan sangat baik. Pada hari tersebut, semua lobi bisnis akan ditolaknya. Sebenarnya ketika kita mengenal pentingnya keluarga, Anda secara alami pun akan melakukannya dengan proaktif, segala hal tergantung usaha orang, sama sekali jangan membuat alasan bahwa orang di lapangan, tubuhnya bukan kendali sendiri. Asalkan Anda bersikeras, teman-teman Anda akan secara alami menyelaraskan dengan prinsip-prinsip Anda. Pelajaran kita kali ini sampai di sini saja, terima kasih.