Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar Hidup Bahagia – Penjelasan《Di Zi Gui》Secara Mendetail" oleh Guru Cai Lixu
pada tanggal 18 Februari 2005 (Episode 11)
Teman-teman sekalian, selamat malam
semuanya! Pagi tadi kita berbicara
tentang《Di Zi Gui》:
【Qīn Suǒ Hào. Lì Wèi Jù. Qīn Suǒ Wù. Jǐn Wèi Qù.】[Yang disenangi orang tua.
Berusahalah untuk memenuhinya. Yang dijengkelkan orang tua. Berupayalah untuk
menjauhinya.]
Ayat ini.『Kesenangan orang tua』, pagi hari tadi kita juga
menyebutkan, apa yang disenangi oleh orang tua, anak-anak akan mulai meneladaninya. Ketika yang disenangi
orang tua adalah hidup yang sangat berharga, maka anak-anak akan bertekad untuk
berjalan menuju arah ini; andai yang dikejar oleh orang tua adalah kehidupan yang batil, maka anak-anak mungkin akan
terpengaruh melalui pencerapan
indranya. Kita sering mengatakan
bahwa hidup adalah untuk mengejar kekayaan dan martabat, apa itu kekayaan dan
martabat yang hakiki? Kita sebagai orang tua, sebagai tetua harus secara jelas mengenal apa itu kekayaan dan martabat yang hakiki.
Apa itu kaya? Jawaban ini andai ditanyakan kepada siswa sekolah menengah, dia akan menjawab bagaimana? Punya
banyak uang disebut kaya. Mengapa jawabannya begitu standar? Siapa yang memengaruhinya?
Anda bertanya lagi kepadanya, apa itu martabat? Dia akan menjawab apa? Menjadi
pejabat yang tinggi disebut martabat. Kita harus membimbing anak, kaya bukan punya uang banyak
maka disebut kaya. Misalnya andai hari ini ia tidak tahu puas, biarpun memberi uang sebanyak apapun
kepadanya, ia tidak akan merasa senang dan puas; seseorang yang benar-benar
tahu puas, di dalam hatinya selalu merasa sangat bercukupan, orang yang tahu
puas barulah dapat selalu senang. Jadi kekayaan yang hakiki adalah tahu puas. Entah di
sekeliling teman-teman
sekalian, ada tidak orang yang sangat
kaya, apakah mereka merasa sudah cukup? Sudah memiliki banyak namun masih ingin
menambah lagi, karena saat nafsu seseorang terbuka, maka sangat sulit untuk
ditarik kembali, bagai
ungkapan "nafsu adalah jurang yang
dalam", jurang ini sekali ditapak tidak tampak dasarnya. Jadi
kita jangan mengejar kehidupan yang batil, seharusnya mengejar kehidupan yang
nyata, dan tahu puas adalah kekayaan yang hakiki. Lalu saat kita membimbing anak seperti itu, dan seumur hidupnya ini mengerti untuk tahu puas, barulah tidak akan menjadi
budak materi, barulah tidak akan menjunjung tinggi kebatilan.
Apa itu martabat? Anak-anak pada
umumnya akan bilang bahwa menjadi pejabat yang tinggi disebut bermartabat.
Sebenarnya dia yang sebagai pejabat saat mendapat kekuasaan dan jabatan, yang paling
penting adalah hal apa? Ketika dia mempunyai peluang untuk menjadi pemimpin rakyat
dan pemimpin para pekerja, dia pastinya bukan menggunakan kekuasaan dan posisi
itu untuk menindas orang lain, bahkan untuk meraup keuntungan pribadi. Andaikan ia adalah ketua dan pemimpin yang seperti itu, tunggu saat ia mundur dari posisinya akan
mendapatkan akibat apa? Semua orang akan sangat mengabaikannya. Jadi martabat, kita harus memahami makna sesungguhnya, "dihormati orang barulah
bermartabat", saat semua orang melihat Anda pun sukacita timbul dalam hati, semuanya menghormati dan mengagumi
Anda dari dalam hatinya, itu barulah martabat yang sebenarnya.
Ketika kita memiliki peluang untuk menjadi pemimpin dari
perusahaan, serta pemimpin dari pemerintahan, yang seharusnya kita bangkitkan bukanlah kekuasaan, yang seharusnya dibangkitkan adalah tugas
pokok. Sebagai pemimpin seharusnya
yang lebih penting, misalnya sebagai bos suatu usaha, kita harus selalu berniat untuk bagaimana memimpin para pekerja menuju
kehidupan yang lebih baik. Bukan hanya dari sisi ekonomi harus memimpin pekerja, dari
sisi rohani kita juga harus berkembang
bersama para pekerja, saat Anda memposisikan seperti
itu, saya yakin karyawan Anda akan sangat menghormati Anda. Dan sebagai pemimpin pemerintahan
sangatlah penting, karena tingkat pengaruh dari setiap keputusan kita sangatlah
besar, sehingga orang yang berkedudukan tinggi seharusnya penuh rasa waspada, waswas dalam
ucapan dan perilaku, karena dampak yang dipicu oleh ucapan
dan perilaku kita sangatlah besar. Ketika kita dapat selalu
berpikir
untuk bawahan, berpikir untuk rakyat, saya yakin saat
Anda meninggalkan posisi itu, mereka pasti akan mensyukuri budi Anda, akan
tetap menyayangi Anda, pastinya tidak akan bagai kaisar setiap periode bergantian pejabat.
Apakah seseorang harus memiliki kekuasaan
dan jabatan barulah dapat bermartabat tinggi? Barulah akan dihormati oleh orang
lain? Belum tentu! Mensius berkata: "Yang mencintai orang, akan
selalu dicintai orang; yang menghormati orang, akan selalu dihormati orang".
Seorang puan di Singapura yang bernama Teresa Hsu, tahun ini telah berusia seratus enam tahun, beliau hanya makan satu kali
sehari, keinginannya dalam segi makanan sangat rendah. Teman-teman sekalian, nafsu yang sangat rendah tersebut apakah dari memaksakan diri untuk
menahannya? Bukan! Sebenarnya orang selalu berkata bahwa sehari setidaknya
harus makan tiga kali, ada juga yang makan empat kali, bahkan lima kali. Makan
sebenarnya sangat buang-buang waktu, apakah Anda memiliki perasaan tersebut?
Mengapa orang harus makan? Karena menghabiskan banyak energi, sehingga harus
memakan banyak makanan. Saat kegelisahan seseorang semakin banyak maka akan
memerlukan makanan yang lebih banyak, kegelisahannya semakin sedikit, maka
makanan yang diperlukan akan sedikit.
Sebenarnya Puan Teresa Hsu makan begitu sedikit, itu sangatlah wajar. Karena kegelisahannya sangat
sedikit, beliau tidak mementingkan kepentingan pribadinya, beliau selalu memikirkan untuk membantu orang
lain saja, sehingga kegelisahan berkurang, kebijaksanaan akan tumbuh, secara alami
tidak perlu begitu banyak makanan. Dari contoh Puan Teresa Hsu kita juga dapat merasakan, saat itu Yan Yuan (Yan Hui) belajar dengan Konfusius, beliau itu penuh
sukacita
kebenaran. Biarpun beliau "sebakul kecil makanan, secedok
kecil minuman", orang pada
umumnya tidak tahan gaya hidup demikian, tetapi "orang tidak berdaya
dengan kerisauan tersebut, Hui malah tidak mengubah kesenangannya". Ketika
tingkat spiritual seseorang semakin meningkat, permintaan Anda terhadap materi
secara alami akan dilepaskan perlahan-lahan, maka akan berkurang.
Puan Teresa Hsu karena makannya sedikit, pakaian yang dikenakannya, beliau mengatakan
bahwa beliau tidak pernah membeli pakaian, semuanya dipungut dari tumpukan
sampah. Karena beliau adalah warga Singapura, saya berpikir, Biarpun yang beliau pungut adalah pakaian dari tong sampah, namun mungkin saja
tidak berlubang, mungkin sudah tidak tren lagi, maka banyak orang membuangnya,
beliau merasa sayang sekali, maka memungutnya untuk dipakai. Beliau mengenakan
pakaian tersebut, selain menghargai materi (menghargai barang), masih ada satu
makna yang mendalam. Karena beliau sendiri merawat puluhan orang jompo, beliau
selalu mampir dengan membawa berbagai kebutuhan hidup, makanan, dan pakaian
untuk diberikan kepada mereka. Mengapa beliau memakai pakaian yang sangat murah
dan sangat sederhana tersebut? Karena yang dijenguk adalah yang hidupnya relatif
tidak mampu. Andai beliau mengenakan gaun yang sangat elegan dan membawa satu
karung beras ke sana, orang yang menerima pasti akan merasa sangat tertekan:
Apakah saya nantinya akan menodai pakaian Anda? Ketika beliau berpakaian
seperti mereka, maka akan terasa sangat akrab.
Jadi beliau masuk ke dalam rumah
sahabat-sahabat tersebut, saya melihat ekspresi yang begitu sukacita dan terlonjak saat mereka melihat Puan Teresa
Hsu, seolah-olah bertemu dengan
anggota keluarganya sendiri. Jadi Singapura menganugerahinya sebagai pusaka
nasional, tidak hanya orang Singapura yang menghormatinya, banyak negara di
dunia juga mengundangnya untuk ceramah, terhadapnya juga sangat hormat sekali.
Jadi saya bilang Puan Teresa
Hsu adalah orang kaya dan
bermartabat yang sesungguhnya, kekayaan dan martabat seperti ini akan sangat bermakna, hidup juga akan dilalui dengan
dirinya merasa sangat berbekal. Ketika kekayaan dan martabat yang kita senangi adalah kekayaan dan
martabat demikian, maka anak Anda juga akan menjalankan hidupnya menuju arah yang benar.
Saya kerap kali akan menanyakan
kepada orang tua murid, Anda berharap kelak anak Anda menjalani hidup seperti
apa? Teman-teman
sekalian, coba Anda katakan, kelak Anda
ingin anak Anda menjalani hidup seperti apa? Anda semua tidak pernah berpikir, jadi
kalian yang memandu kelompok, setiap hari memandu menuju ke mana? Ada teman
yang ingin mengatakan? "Tenteram dan senang". Baik! Beri tepuk tangan kepada teman ini. Kita setiap
hari berpikir
tenteram dan senang, Bodhisattva Guan Yin, tenteram dan senang, memohon harus memohon
sesuai hakikat dan hukum, pastel berisi tidak
akan jatuh dari atas langit. Kita ingin kesenangan, berharap anak senang, teman-teman
sekalian, Anda senang tidak? Karena banyak teman-teman membalas dengan berkata "Saya hanya
berharap dia merasa
senang, juga tidak berharap dia kelak
mendapatkan uang banyak". Saya bilang permintaan Anda kedengarannya sangat
sederhana, pada kenyataannya sangat sulit untuk dilakukan, karena andai Anda
sendiri pun tidak senang, bagaimana Anda membimbing anak untuk melalui kehidupan yang senang?
Apa itu kesenangan yang sejati, apakah kalian
sudah memikirkannya dengan jelas? "Tahu puas maka selalu senang".
Sungguh bagus, beri tepuk tangan! Segera dapat dipahami di dalam hati.
Sungguh, seseorang tahu puas, dia bergaul dengan orang lain selalu tahu
berterima kasih kepada orang lain, semakin dia bersikap tersebut, teman dan sanak saudara pun sangat menyukainya.
Selanjutnya, apa lagi yang
merupakan kesenangan yang sejati? "Tidak ada kesangsian", ingin tidak ada
kerisauan. Benar-benar terhadap
hakikat hidup harus sangat arif, Anda baru dapat mencapai ketidakrisauan, bagai ungkapan "sesuai
hakikat maka hati tenteram" barulah dapat tidak risau. Hakikat apa? Misalnya ada pepatah
Tiongkok bunyinya "anak dan cucu akan memiliki berkah mereka
tersendiri", yang tidak perlu Anda khawatirkan, maka Anda tidak perlu terlalu cemas. Bukan menyuruh Anda tidak
mengatur anak, tetapi saat dia belum dewasa, saat dia masih kecil, Anda harus terlebih
dahulu menanamkan
fondasinya dengan baik. Selanjutnya
setelah ia memiliki moral, secara alami akan memiliki takdir hidupnya sendiri, Anda tidak
perlu pergi mengendalikannya, kalau tidak maka Anda lelah dia pun lelah!
Saya sering membuat sebuah ibarat, bagaikan Anda mengajarkan anak
Anda membawa mobil, sebelum ia naik ke setir kemudi, Anda harus mengajarnya
dengan baik. Tunggu sampai ia telah berada di setir kemudi dan sedang
mengemudi, Anda di samping jangan terus menarik setir kemudinya, kalau begitu
akan bagaimana? Mobil akan goyang kanan goyang kiri, sampai akhirnya mungkin "Brak"! Jadi Anda harus terlebih dahulu, andaikata ingin supaya anakmu tahu
bagaimana untuk menilai seseorang, bagaimana memilih pasangan hidupnya, Anda
harus mengajarinya dengan baik. Tunggu sampai ia telah tumbuh dewasa, Anda
tidak mengajarnya dengan baik, di kemudian hari ia memilih seorang untuk
dijadikan pasangan nikah, Anda malah di sana mencegahnya, benar-benar Anda
menderita, dia juga akan menderita. Oleh karena itu, ketidakrisauan benar-benar
harus merelakan
banyak hal dalam dunia. Tentu saja ini adalah tataran yang sangat tinggi, kita boleh mengejar menuju arah tersebut.
Baik! Masih ada kesenangan
sejati apa lagi? "Tubuh yang sehat". Tubuh yang sehat juga tidak bisa dimohon, Anda terhadap makanan
sendiri, serta terhadap emosi sendiri harus memiliki pengelolaan yang baik
barulah akan sehat. Tiongkok mengatakan "lima berkah menghampiri pintu", salah
satu berkah adalah tubuh yang sehat. Andai
seseorang saat beranjak tua badannya tidak sehat, biarpun anak
cucu bijak dan berbakti mungkin juga tidak begitu
senang.
Masih
ada lagi? "Membantu orang
lain", beri tepuk tangan, membantu
orang sebagai kesenangan! Ini sangat penting. Ketika orang selalu berpikir untuk diri sendiri, hidupnya hanya dilalui dengan kekhawatiran perolehan dan takut kehilangan, membantu
orang sebagai kesenangan! Membantu orang sebagai kesenangan tersebut, bisakah
mengajar anak dengan perkataan? Harus membiarkannya
melaksanakan untuk merasakan. Andaikan ada peluang ke rumah sakit, Anda pergi menjadi sukarelawan harus
membawanya di sampingmu, ketika Anda membantu pasien-pasien tersebut, pasien
berterima kasih kepadamu dengan tulus, bahkan saat anggota keluarga pasien juga berterima kasih kepadamu, anak Anda di
samping pasti akan belajar, juga bisa dengan sukacita merasakan niat
baik orang lain.
Ada seorang guru, setelah
ia belajar budaya Tiongkok, pun menggunakan《Di Zi Gui》untuk mempertuahkan murid-muridnya.
Kebetulan Hari Perempuan Internasional tahun lalu, murid-muridnya berjalan ke depan untuk berdiskusi dengannya, dan
berkata: Guru, kita telah memutuskan, besok Hari Perempuan ingin membeli dua kuntum
bunga. Gurunya merasa sangat heran, ia adalah guru laki-laki, ia berkata: Membeli
dua kuntum
bunga buat apa? Dia pun mengatakan
kepada guru: Kami sekelas memutuskan sekuntum
dihadiahkan kepada semua guru perempuan di sekolah ini, sekuntum
lagi dihadiahkan kepada ibu. Sang
guru sekali dengar langsung turut bersukacita atas pahala, "Bagus
sekali, guru mendukung kalian". Anda lihat gurunya masih belum terpikirkan, anak-anak setelah belajar
pun sangat bisa memikirkan kembali hakikat
yang pernah diajari oleh gurunya, harus menghormati guru, harus berbakti kepada orang tua.
Hari
itu anak-anak tersebut di dalam lingkungan sekolah sambil mengambil
bunga, menghadiahkan bunga tersebut
kepada guru perempuan dari setiap kelas. Ada seorang siswa laki-laki setelah kembali, senyuman
memenuhi wajahnya, maka gurunya datang dan berkata: Mengapa kamu begitu girang? Dia mengatakan kepada gurunya:
Ketika saya memberikan bunga
kepada guru perempuan tersebut, senyumannya sangat cemerlang, bahkan mengucapkan terima kasih kepada saya.
Selanjutnya guru bertanya kepadanya: Apa yang Anda rasakan pada saat itu? Siswa tersebut
berkata: Memberi lebih beruntung daripada menerima. Oleh karena itu, membiarkan anak untuk bersumbangsih, dia akan merasakan
kesenangan dari sumbangsih. Kita membantu orang sebagai
kesenangan, juga harus dari kecil membawa anak-anak untuk merasakan
pengalaman dari bersumbangsih tersebut. Ini
adalah membantu orang sebagai kesenangan.
Masih
ada lagi? Kita sudah menyebutkan berapa kesenangan? Tahu
puas maka selalu senang, membantu orang sebagai suatu kesenangan, serta
tubuh yang sehat, semua itu perlu upaya, bukanlah datang
tanpa alasan. Masih ada lagi?
Tidak ada kerisauan. Mengapa kalian begitu ingin tidak ada kerisauan?
Tidak ada kerisauan harus ada kebijaksanaan, jadi kita juga harus tiada hentinya meningkatkan ilmu. Selanjutnya, dapat makan, bisa tidur, lalu dapat buang air dengan lancar, itu benar lo! Kita melihat banyak orang yang
sangat gelisah ataupun orang yang sakit parah, tidak dapat melakukan poin-poin tersebut. Kita bilang
enak makan nyenyak tidur karena ada berkah, orang
sekarang ingin enak makan nyenyak tidur tidak gampang, hal
yang digelisahkan terlalu banyak. Jadi ingin enak makan nyenyak tidur, terlebih
dahulu harus kegelisahan kurang, terlebih dahulu harus
kebijaksanaan tumbuh.
Mensius pernah mengatakan ada tiga
kesenangan dalam hidup, kesenangan pertama namanya "orang
tua masih hidup, saudara tiada yang meninggal"; kesenangan kedua, "menengadah
tidak bersalah kepada langit, menunduk tidak
bersalah kepada orang"; kesenangan ketiga, "mendapatkan
insan unggul seluruh penjuru dunia untuk diajar".
Yang pertama, kita sering mengatakan
"di
rumah ada seorang tua, bagaikan memiliki sebuah pusaka", itu
adalah kenyataan. Kami sejak kecil selalu tinggal bersama kakek dan
nenek, andaikan tidak tinggal bersama kakek dan nenek, sebagai orang tua ingin mengajarkan hakikat
bakti, sungguh tidak mudah untuk mengajarinya. Karena tinggal bersama kakek dan nenek, orang tua dapat selalu memedulikan orang
tuanya sendiri untuk dilihat anaknya, jadi orang tua dapat dirawat oleh kita sendiri, itu adalah ladang
berkah terbesar
dalam hidup. Dan ketika kita sedang membalas budi orang tua, Anda juga akan merasakan hidup luar
biasa mantap, luar biasa gembira. Jadi para
guru, andai kalian sekarang tinggal bersama orang
tua, pasti
harus menghargainya dengan baik-baik. Ada
suatu kali kami ada seorang guru bilang bahwa ia sering membantu ayahnya
mencuci rambut, saya sangat
kagum saat mendengarkannya, karena sekarang saya sering tidak ada di rumah, peluang
untuk membantu ayah mencuci rambut pun tidak ada, jadi
kalian ada peluang harus menghargainya dengan baik-baik. "Saudara
tidak ada yang meninggal", kehidupan dan karier
saudara mempunyai perkembangan yang sangat baik, juga tidak muncul keadaan
kecelakaan serta kematian, karena saudara adalah anggota keluarga yang menemani kita
paling lama dalam hidup ini. "Orang tua masih hidup, saudara tiada
yang meninggal", keluarga rukun segala urusan menjadi makmur,
jadi ini merupakan kesenangan pertama dalam
kehidupan.
Kesenangan
kedua dalam hidup, "menengadah tidak bersalah kepada langit, menunduk tidak
bersalah kepada orang". Setiap hari berdedikasi penuh dalam memenuhi tugas
pokok dan kewajibannya sendiri, sehingga hidup dengan sangat mantap, demikian
barulah bisa enak makan dan nyenyak tidur. Andai sering melakukan hal
yang menyalahi nurani, lalu sangat takut terlihat
oleh orang lain, menutup-nutupi, kehidupan
seperti ini tidak mungkin akan nikmat. "Segala yang telah berlalu ibarat kemarin telah mati", kesalahan yang
diperbuat masa lalu adalah karena dahulu tidak belajar《Di Zi Gui》, jadi tidak masuk hitungan.
Mulai hari ini harus menengadah dan menunduk tiada bersalah, mulai hari ini perilaku diri
sendiri harus berdedikasi penuh, sesuai
dengan petuah Konfusius. Saya yakin Anda memiliki sikap seperti ini, pasti
akan memenangkan sanjungan dan penghormatan lebih banyak orang
terhadap Anda. Ini adalah kesenangan yang kedua.
Kesenangan ketiga "mendapatkan
insan unggul seluruh penjuru dunia untuk diajar".
Apakah kesenangan ini hanya dimiliki oleh para guru?
Bukan. Andai hari ini Anda sangat tahu untuk menyokong dan
memedulikan orang lain, Anda tahu bahwa membantu orang sebagai kesenangan, kebetulan
di dalam perusahaan ada rekan yang baru masuk. Seseorang sampai di sebuah lingkungan yang baru, hatinya akan lebih resah tak tenteram, saat itu Anda dapat secara tepat waktu mengulurkan tangan
bantuanmu, supaya dia mengenali lingkungan, mengenali pekerjaannya,
serta menopangnya dalam hal kemampuan.
Lebih lanjut kemungkinan keluarganya ada
sedikit masalah, usia Anda pun lebih tua daripadanya, bahkan
bisa berbagi dengannya beberapa konsep bagus dalam menjalankan rumah tangga, saya yakin sumbangsih
Anda akan membuatnya sangat tersentuh. Dia berkemungkinan besar berkata di depan orang lain: "Hidup saya karena bertemu dengan rekan yang baik ini, pengelola yang baik ini, hidup barulah
dapat dijalani dengan begitu mulus". Oleh karena itu, Anda di mata teman
tersebut, bagaikan seorang guru. Bila
semakin banyak orang di sekeliling Anda memiliki penilaian
begitu terhadap Anda, saya yakin Anda juga akan merasakan bahwa kehidupan ini tidak datang
sia-sia.
Seseorang ingin benar-benar mampu
melaksanakan "menengadah
tidak bersalah kepada langit, menunduk tidak
bersalah kepada orang", yang paling
penting harus "sesuai kodrat mendedikasikan tugas pokok". Kehidupan
ini ada tugas pokok apa saja? Dalam hidup yang singkat ini, kita seharusnya
menjalankan tugas pokok yang pasti harus diemban dalam hidup secara fundamental.
Wen Tianxiang mempunyai sepatah kalimat yang sangat terkenal, berbunyi "sejak dahulu mana ada yang
tidak mati, meninggalkan hati yang tulus untuk mencerahkan sejarah", Anda
lihat semangat kalimat ini ada relevansi tidak dengannya? "Menengadah tidak bersalah kepada langit, menunduk tidak
bersalah kepada orang". Teman-teman sekalian, Anda semua pernah menghafal kalimat tersebut, namun kalimat tersebut mempunyai pengaruh apa terhadap kehidupan Anda? Setiap ayat petuah orang kudus dan bijak seharusnya dapat mendorong tercapainya kesempurnaan hidup Anda, jika tidak, maka hanya
menghafal saja.
"Meninggalkan hati yang tulus untuk mencerahkan
sejarah", saat SMA saya pernah membaca kalimat ini, tetapi juga tidak
merasakan apa-apa, karena guru berkata kepada kami: Ayo, kalimat ini harus
dihafal, ujian tengah semester pasti akan diuji. Lalu "Hàn Qīng" ini apa artinya? "Hàn Qīng" artinya adalah buku sejarah. Jika ujian tengah semester nilainya
jelek, salah satu poin akan dipukul satu kali! "Dān Xīn", dān adalah warna merah, sebenarnya
adalah menunjukkan hati kita yang tulus. Hidup
tidak terelakkan dari kematian, tetapi dalam hidup yang singkat ini, seharusnya bagaimana
membuatnya bercahaya
dan hangat? Seharusnya menggunakan hati yang tulus
untuk mencerahkan sejarah, mencerahkan buku sejarah. Mencerahkan buku sejarah siapa? Mengapa akar kebijaksanaan kalian begitu
kuat? Niscaya terlebih dahulu harus mencerahkan sejarah diri sendiri.
Kehidupan yang kita lalui selama
puluhan tahun, kini memandang ke belakang, Anda merasa puas atau tidak puas? Anda
merasa lega atau panik? Sudah begitu besar, namun masih ada banyak hal yang belum
dilakukan. Oleh karena itu, orang terlebih dahulu harus tidak mengecewakan diri sendiri. Selain harus mencerahkan sejarah diri sendiri, tentu saja
sejarah hidupmu tergantung Anda untuk menjalankannya, Anda masih dapat menggunakan hati
Anda yang tulus untuk mencerahkan sejarah siapa? Mencerahkan siapa punya? Apakah kalian semua tidak
tercerahkan, mencerahkan siapa
punya? Orang di sekitar kita. Kita
harus "tahu apa yang didahulukan
dan dikemudiankan", Anda jangan dalam sesaat mencerahkan sampai ke Amerika Serikat, orang di samping Anda harus terlebih dahulu
dicerahkan dengan baik. Terlebih dahulu mencerahkan keluarga, kita bilang
"Bakti
adalah awal dari ratusan kebajikan", jadi harus terlebih dahulu menggunakan hati kita yang tulus untuk
melaksanakan
hakikat bakti, agar rasa bakti dan perilaku bakti Anda tertulis dalam
sejarah hidup orang tua Anda, supaya orang tua Anda ketika menghadapi orang lain
akan berkata "Saya seumur
hidup membesarkan anak ini benar-benar sangatlah bernilai". Ketika sang ibu mengeluarkan kata-kata tersebut, saya yakin beliau adalah luar biasa
senang. Baik! Mencerahkan sejarah orang tua.
Selanjutnya masih harus
mencerahkan sejarah anak. Ketika kita menggunakan kasih ayah dan ibu yang penuh tulus untuk mendampingi anak
dalam pertumbuhannya dengan baik, agar dia menanamkan fondasi dari moral, agar dia membina pandangan hidup
yang benar. Tunggu saat ia masuk ke dalam masyarakat dan sekali dibandingkan
dengan orang lain, dia akan merasa sangat mujur, "Hidup saya karena
memiliki orang tua demikian, barulah membuatku mempunyai konsep-konsep yang
benar". Saat anak-anak setiap kali terpikir bahwa ada orang tua seperti
kita, barulah dapat
menyukseskan hidupnya, maka kita sebagai orang tua
juga telah menggunakan hati yang tulus menuliskan kebijaksanaan serta cinta
Anda pada sejarah hidup anak.
Selain orang tua, selain anak, masih ada lagi? Saudara.
Mengapa istri selalu terurut paling belakang? Saudara, takdir menjadi saudara juga sangat langka, kita bersaudara bisa harmonis,
sebenarnya orang tualah yang paling lega, paling sukacita. Hubungan dua kakak
saya dan saya juga sangat baik, kakak saya saat saya memutuskan untuk berhenti
dari pekerjaan demi menyebarluaskan ajaran orang kudus, kakak saya berkata
kepada saya: Kamu
jalanilah dengan tenteram, saya akan memberimu dukungan sepuluh ribu dolar setiap bulannya secara rutin, kamu jangan ada kerisauan akan
konsekuensi mendatang. Ketulusan hati kakak saya
segera mencerahkan segenap jiwa saya. Tentu saja kalian tidak perlu peduli apakah saya mengambil uang
tersebut atau tidak, banyak teman setelah mendengarkan akan berkata: Guru Cai,
apakah Anda mengambilnya? Kehendak
hatilah yang paling penting! Kehendak hati kakak keduaku ini akan menemani sepanjang hidupku selalu merasakan
kehangatan dalam hati, jadi kakak saya mencerahkan sejarah saya. Tentu saja
beliau begitu mendukung saya, saya pasti harus melakukannya dengan penuh
dedikasi. Jadi kakak saya, setelah saya melakasanakan lebih dari satu tahun,
beliau sangat girang, hari pertama seminar beliau masih duduk di barisan
pertama, beliau bilang beliau adalah perwakilan klan untuk mendengarkan seminar saya. Kemudian beliau mengatakan kepada ibu
saya, beliau berkata: Saya mempunyai adik ini benar-benar sangat girang. Jadi
saya juga telah membalasnya, menggunakan hati saya yang tulus untuk mencerahkan
sejarah kakak.
Selanjutnya patutlah sampai giliran
suami dan istri, suami dan istri adalah satu ruangan, tinggal bersama dalam
sebuah kamar, seharusnya adalah yang paling dekat. Bagaimana mencerahkan
sejarah suami, mencerahkan sejarah istri? Bukankah kita telah membahasnya sore
ini, bagaimana mencerahkan? Selalu dapat melihat keunggulan pihak lain, memberinya
afirmasi, memberinya semangat, ia akan membangkitkan potensinya. Kita juga harus berdedikasi penuh untuk mendukung satu sama lain,
misalnya membuat dia saat bekerja tidak perlu risau akan konsekuensi mendatang. Ketika suami Anda mengobrol dengan teman-temannya, suami Anda bilang:
Karena saya menikahi istri ini, barulah dapat membuat hidup saya mempunyai
perkembangan yang begitu baik. Saat itu Anda telah menuliskan integritas budi, menuliskan integritas kasih pada sejarah hidup suami Anda; niscaya bukan bilang "Karena
saya menikahi istri ini, barulah saya mulai sial", itu pun tidak bagus. Jadi kita harus memposisikan
secara jelas, harus dapat menggunakan hati murni untuk mencerahkan ladang hati setiap orang
serta hidup setiap orang.
Masih
harus mencerahkan sejarah siapa lagi? Satu
hari sebagai guru, selamanya sebagai ayah. Oleh
karena itu, kita harus berbuat agar guru benar-benar merasa
mengajar siswa seperti kita
sangatlah berharga. Yang paling penting harus bagaimana? Melaksanakan sesuai ajaran. Saya punya seorang
guru sekolah dasar, beliau sangat merawat saya.
Sebenarnya orang di sekitar yang mempunyai takdir sangat dalam dengan
Anda, asalkan Anda berusaha dengan baik, pun akan
menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap hidupnya. Guruku
ini, saat saya kelas lima kebetulan beliau yang mengajar saya, beliau pun bertanya kepada ibu saya, beliau bilang bagaimana mengajar
anak ini? Lalu ibuku berkata: Dia itu tidak suka belajar.
Dapatkah kalian melihat bahwa saya tidak suka belajar? Lalu menambahkan: Tetapi sangat
jaga gengsi. Guru kami bilang kalau begitu hatiku
sudah ada dasar. Hari pertama pembagian kelas, dua belas guru berdiri di sana, lalu
semua murid yang selesai kelas empat dan naik ke kelas lima, semuanya berdiri di tengah lapangan. Lalu mulai "Si A
kelas pertama", maka anak tersebut berlari ke
kelas pertama, "Si B kelas kedua", maka
berlari menuju kelas kedua, saya berlari ke kelas ketujuh,
kelas lima tujuh.
Guru kami membawa kami ke dalam
kelas, kemudian beliau berkata: Cai Lixu, bawa dua teman untuk mengambil sapu. Anak
SD saat dipanggil guru untuk bertugas pun akan sangat bersemangat, maka
dengan cepat berlari ke sana, kemudian membawanya kembali. "Cai Lixu, kamu
dan lima teman lainnya pergi ambil buku", saya dan teman lainnya pun pergi lagi untuk mengambil buku. Saat
hal-hal yang perlu disibukkan sudah siap dilaksanakan, semuanya duduk
dengan rapi, guru kami pun berkata: Ayo, sekarang kita
memilih ketua
kelas, saya mencalonkan Cai Lixu, yang lain kalian yang calonkan. Sungguh sangat demokratis,
benar bukan? Kalian tahu tidak hasilnya bagaimana?
Orang yang lain juga tidak sebererapa kenal, hanya mendengar nama itu saja, jadi saya pun menjadi ketua
kelas yang pertama kali selama masa SD. Dalam hati anak
SD, ketua kelas setara dengan unggul dalam perilaku maupun prestasi, jadi guru kami tanpa
jerih payah pun meningkatkan prestasi saya. Sejak saat itu peringkat
saya tidak pernah lebih rendah dari tiga peringkat atas.
Jadi guru tersebut sangat baik terhadap saya, terhadap saya ada budi
pengenalan dan pembinaan. Lalu saya berhasil masuk ke sekolah tinggi keguruan, juga
sudah mulai mengajar. Maka saya menelepon guru saya, lalu
mengajaknya untuk makan bersama di "Cai Gen Xiang" (Cai Gen Xiang di Kaohsiung).
Sekali duduk juga sangat sukaria dalam mengobrol dengan guru, karena saya sedang
meneruskan tekad dari guru, juga sedang
mengajar, maka beliau menuturkan
satu per satu pengalamannya selama mengajar
kepada saya. Dalam proses perbincangan tersebut, pelayan
di samping bahkan mampir ke sini, melihat
kami mengobrol dengan sangat sukaria, maka bertanya kepada saya: Siapakah beliau? Saya berkata beliau
adalah guru saya. Setelah dia mendengarkan juga sangat tersentuh.
Lalu
karena saya beberapa tahun belakangan juga bersinggungan dengan sangat
banyak kitab klasik orang kudus dan bijak, maka
saya pun mengambil beberapa untuk dihadiahkan kepada guru saya, alhasil
setelah guru saya menerima kitab tersebut berkata kepada saya, beliau
bilang sejak hari ini apakah saya harus memanggilmu senior? Saya segera memberitahu guru: Satu hari sebagai guru, selamanya sebagai ayah, guru adalah guru. Lalu
saya mengajar selama dua tahun, selanjutnya berhenti kerja, lalu
pergi ke Tiongkok daratan untuk menyebarluaskan kebudayaan Tiongkok, saya pun membuat
sebuah panggilan telepon kepada guru saya, melaporkan kepadanya apa yang telah dilakukan selama satu tahun ini. Guru saya di
seberang telepon merasa sangat girang, beliau bilang bahwa punya siswa seperti
Anda benar-benar senang. Pada waktu itu saya merasakan, ada dua macam orang yang tidak akan pernah
cemburu dengan prestasi Anda, yakni
orang tua dan guru. Jadi kita juga harus menggunakan hidup kita untuk mengabdi kepada masyarakat
dengan baik, agar guru kita ikut merasa bangga.
Selanjutnya, kita semua adalah
keturunan Yan Huang,
harus berusaha agar hidup kita ini dapat meneruskan yang lalu dan membuka masa depan, serta dapat tidak
menyia-nyiakan petuah nenek moyang Tiongkok ribuan tahun yang lalu, kita mewarisi dan
mewariskannya, mewarisi pendahulu dan mengingatkan yang mendatang, jangan
sampai budaya selama ribuan tahun tersebut terputus di tangan kita, dosa tersebut
tidaklah mudah dihitung. Saat itu kami memegang sikap demikian,
berharap dapat pada keadaan sekarang yang kemerosotan budi
pekertinya lumayan serius ini, cepat-cepat menyebarluaskan budaya dan menyebarluaskan petuah orang
kudus dan bijak. Pada waktu itu ayah saya
berkata, beliau
bilang hal pendidikan budaya ini sangat sulit untuk dilakukan, tidak banyak orang yang berhasil melakukannya. Lalu
saya memberitahu ayah saya, saya berkata: Andaikan sepuluh
ribu orang yang melakukannya, hanya dua orang
saja yang berhasil, apakah kita patut melakukannya?
Masih ada dua yang berhasil, menandakan bisa berhasil! Benar
tidak? Kita tidak perlu bertanya kepada sembilan ribu lebih
orang bagaimana mereka gagal. "Mending mencari metode
untuk keberhasilan, tak berharap mencari alasan atas kegagalan".
Seseorang ingin mundur, dapat mencari seratus bahkan seribu alasan, masih lebih dari cukup. Tetapi yang perlu kita lihat adalah
bagaimana dua orang tersebut berhasil!
Andai dua orang tersebut berhasil karena dia adalah
orang yang sangat kaya, atau karena orang tuanya adalah pejabat tinggi dan mempunyai kekuasaan, maka saya tidak akan
melakukannya, karena semuanya saya tidak ada, juga kenyataannya
tidak
punya. Andai mereka tidak memiliki uang juga tidak punya kekuasaan, dan
berhasil, kita perlu melihat bagaimana beliau berhasil melakukannya, serta
belajar baik-baik dengan beliau. Saya pun menyebut
guru saya Profesor Chin Kung sebagai contoh, saya bilang
bahwa guru tidak punya uang, semua anggota keluarganya
juga tidak berada bersamanya, sama
sekali tidak ada tenaga yang membantu. Tetapi beliau malah
mampu menyebarluaskan petuah orang
kudus dan bijak, bahkan dapat menyebarkannya ke seluruh dunia, bermodalkan apa? Teman-teman
sekalian, sangat banyak hal sebenarnya sangat polos, semuanya muncul
dari sebuah "hati yang tulus". Karena beliau memiliki hati yang tulus dan hormat, jadi saat beliau menulis surat
kepada banyak sekali profesor dari universitas terkenal, setiap orang bisa
melihat rasa
giat belajarnya melalui suratnya tersebut, maka membalas
suratnya serta menerimanya menjadi murid. Jadi dalam
hidup beliau ada tiga orang guru yang baik, semua
berhubung rasa giat belajar beliau, gurunya pun sangat peduli kepadanya.
Berhubung ketulusan
hati, jadi mendapatkan ilmu, berhubung ada rasa
misional, sehingga merasa kehidupannya ini punya petuah
orang kudus dan
bijak, maka juga berharap
untuk menguntungkan lebih banyak orang. Berhubung ada
niat tersebut pun menarik dukungan serta kasih dan takzim sangat banyak orang, kenyataannya
sesepuh ini benar-benar telah mempertunjukan kitab
klasik orang kudus dan bijak. Di dalam《Lao
Tzu》mengatakan bahwa "hakikat langit tidak bersaudara, selalu
memberkati orang bajik", Tuhan jelas tidak berkata
bahwa orang ini lebih akrab dengan saya, saya
luar biasa menyayanginya, tidak ada.
Pemberian dari langit selalu mengikuti sisi orang yang bajik, bak pepatah bahwa kebajikan akan berbuah kebajikan.《Tengah dan Lumrah》pun menyebutkan bahwa "ketulusan, awal dan akhir dari sesuatu", keberhasilan atau kegagalan sesuatu hal terletak di mana? Yakni pada sebuah kata, "ketulusan". "Ketulusan, awal dan akhir
dari sesuatu, tidak
tulus, tiada hasil", dua kalimat ini sangat bermakna, hal
yang dilakukan dengan ketulusan, tidak
akan karena waktu dan ruang maka mengurangi pengaruhnya. Fan Zhongyan sangat tulus, jadi sikap hidupnya terus-menerus memengaruhi orang terpelajar selama ratusan tahun. Hal
yang sama, guru saya bersumbangsih dengan hati yang tulus, untuk membabarkan petuah orang
kudus dan bijak, saya yakin niat beliau tersebut
juga akan bermukim di hati semua siswanya. Jadi
ketulusan penuh bagaikan dewa, ketulusan penuh dapat mengundang mukjizat, ini semuanya
dapat Anda verifikasi dalam kehidupan Anda saat ini juga.
Dan ketika kita tidak tulus,
"tidak tulus, tiada
hasil", yang artinya, hal yang Anda lakukan tanpa menggunakan hati yang tulus, di kemudian
hari pasti akan mengalami kemerosotan. Andaikata Anda
terhadap anak Anda tidak tulus, keluarga ini pasti akan terpuruk. Anda
terhadap karyawan Anda tidak tulus, biarpun Anda sekarang
masih memperoleh sedikit uang, lambat laun akan
runtuh pula. Jadi coba Anda cermati
dengan teliti, harus tulus terhadap keluarga, terhadap karyawan, rumah
tangga dan kariernya barulah dapat bertahan lama, kalau
tidak maka boleh dipastikan "kekayaan tidak lewat dari tiga generasi". Sekarang kalimat ini harus diubah sedikit, Anda ada mencermati
tidak, masih adakah tiga generasi?
Benar! Karena batasan seseorang dalam hidup semakin lama
semakin tidak memadai, memboros terlalu banyak berkah, jadi
kekayaan sudah tidak lewat dari satu generasi lagi.
Jadi kita memahami bahwa hati
yang tulus dapat melakukan hal-hal dengan baik, kita semua memiliki sebuah hati
yang tulus, menghadapi era besar ini, kita harus "meneruskan ajaran orang kudus pendahulu yang terputus,
mewujudkan perdamaian untuk semua generasi". Teman-teman sekalian, Anda mendengar
tidak? Kelihatannya sangat jauh, ataupun merasa kedua bahu mengapa terasa begitu berat! Sebenarnya kami memegang sebuah sikap,
"bagaimana mungkin memenuhi seluruh permintaan orang, hanya berharap tidak bersalah terhadap hatiku". Oleh
karena itu, sekarang kita sebagai ayah, sebagai ibu menggunakan petuah orang kudus dan bijak dalam mendidik anak, digunakan di dalam keluarga, maka Anda sudah
sedang mewarisi kebudayaan Tiongkok. Juga menggunakannya dalam berinteraksi dengan rekan Anda, dan ketika rekan Anda merasa sangat sukacita saat berinteraksi dengan Anda, Anda boleh mengatakan kepadanya bahwa sikap hidup saya
tersebut dipelajari dari membaca《Analek》, dipelajari dari membaca《Di Zi Gui》, kita berbuat sesuai
peran dan kemampuan, itu juga merupakan pahala yang sempurna.
Teman-teman sekalian, sekarang mari kita lafalkan lagi kalimat Wen Tianxiang ini, lihat Anda sekalian ada merasa berbeda tidak? "Sejak dahulu mana ada
yang tidak mati, meninggalkan hati yang tulus untuk mencerahkan sejarah", kalian melafalkan dengan
sangat bergelora. Saat hidup yang kita tetapkan adalah berkembang menuju nilai-nilai hidup
ini, maka yang ditunjukkan oleh Anda adalah ayah dan ibu yang sangat dikagumi oleh anak Anda.
Anak Anda memilik teladan seperti Anda, saya yakin hidupnya juga akan berjalan
menuju arah yang benar. Saat arahnya benar, selanjutnya kita akan membahas
hal-hal kecil tersebut satu per satu. Andaikata sekarang
anak-anak sedang duduk di bangku SD, bagaimana kita menjelaskan
"yang
disenangi orang tua, berusahalah untuk memenuhinya"? Bagaimana menjelaskannya? Seperti kita yang sebagai guru akan membimbing
anak-anak, andaikata orang tua berharap tubuh Anda sehat, berharap prestasi Anda baik,
terhadap harapan tersebut kita harus berdedikasi penuh untuk mencapainya. Oleh karena
itu, "yang
disenangi orang tua, berusahalah untuk memenuhinya".
Anak berbakti zaman dahulu juga
akan selalu memenuhi kebutuhan orang tua. Pada zaman dahulu saat Dinasti Han ada
seorang anak berbakti bernama Cai Shun, kebetulan satu marga dengan saya, saat
saya membaca yang semarga dengan saya, saya juga akan bangga akan hal tersebut, karena beliau adalah leluhur saya. Cai Shun ini kebetulan hidup di era yang bergejolak dan kacau balau, dan kebetulan ibunya suka makan murbei, jadi beliau pun pergi memetik murbei, dengan
membawa dua keranjang. Malangya
dalam perjalanan pulang berpapasan dengan bandit, banditnya sangat aneh: Anda memetik murbei, harusnya bawa satu keranjang saja, kok masih dibagi dua bagian? Mereka juga sangat penasaran, maka bertanya kepadanya: Mengapa
Anda memetik murbei harus membawa dua keranjang? Teman-teman sekalian, mengapa membawa dua keranjang? Kalian semua kenal dengan Cai Shun. Cai
Shun ini karena ibunya suka makan yang manis, jadi beliau memetik yang lebih hitam, lebih ungu, lebih masak
diletakkan di satu keranjang, yang agak merah, agak tidak masak diletakkan di
keranjang yang lain. Jadi Anda lihat Cai Shun benar-benar melaksanakan "yang disenangi orang tua, berusahalah untuk memenuhinya".
Alhasil
setelah para bandit mendengarnya
merasa sangat tersentuh. Saya akan bertanya kepada siswa: Anak-anak sekalian, bisakah bandit tersentuh? Bisa! Bandit itu selalu membunuh dan membakar,
bisakah tersentuh? Dia membunuh dan membakar itu karena terpelihara kebiasaan
yang buruk, tetapi tidak peduli seberapa buruk seseorang, dalam hatinya masih
ada hati yang baik, karena "manusia pada awalnya, naluri dasarnya itu mulia", hanya saja ia sekarang dikuasai oleh
kebiasaan buruk dan nafsu. Ketika perilaku kita sangat bermoral, maka dapat
membangkitkan pengetahuan
intuitifnya. Jadi anak-anak sekalian, menghadapi orang jahat perlu memukul dia tidak? Perlu memarahinya tidak?
Tidak perlu! Harus belajar dengan Cai Shun, menggunakan moral untuk memengaruhinya, bisa jadi
saat Cai Shun selesai berkata bahwa itu untuk dimakan ibunya, mungkin tiba-tiba
ada beberapa bandit akan berpelukan dan menangis di sana, karena memikirkan
ibunya. Pelajaran berikutnya kita akan
teruskan lagi tentang kisah Cai Shun, terima
kasih
semuanya.