Selasa, 17 Maret 2015

Episode 11

Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar Hidup Bahagia – PenjelasanDi Zi GuiSecara Mendetail" oleh Guru Cai Lixu pada tanggal 18 Februari 2005 (Episode 11)

Teman-teman sekalian, selamat malam semuanya! Pagi tadi kita berbicara tentangDi Zi Gui:
Qīn Suǒ Hào. Lì Wèi Jù. Qīn Suǒ Wù. Jǐn Wèi Qù.[Yang disenangi orang tua. Berusahalah untuk memenuhinya. Yang dijengkelkan orang tua. Berupayalah untuk menjauhinya.]
Ayat ini.『Kesenangan orang tua, pagi hari tadi kita juga menyebutkan, apa yang disenangi oleh orang tua, anak-anak akan mulai meneladaninya. Ketika yang disenangi orang tua adalah hidup yang sangat berharga, maka anak-anak akan bertekad untuk berjalan menuju arah ini; andai yang dikejar oleh orang tua adalah kehidupan yang batil, maka anak-anak mungkin akan terpengaruh melalui pencerapan indranya. Kita sering mengatakan bahwa hidup adalah untuk mengejar kekayaan dan martabat, apa itu kekayaan dan martabat yang hakiki? Kita sebagai orang tua, sebagai tetua harus secara jelas mengenal apa itu kekayaan dan martabat yang hakiki.
Apa itu kaya? Jawaban ini andai ditanyakan kepada siswa sekolah menengah, dia akan menjawab bagaimana? Punya banyak uang disebut kaya. Mengapa jawabannya begitu standar? Siapa yang memengaruhinya? Anda bertanya lagi kepadanya, apa itu martabat? Dia akan menjawab apa? Menjadi pejabat yang tinggi disebut martabat. Kita harus membimbing anak, kaya bukan punya uang banyak maka disebut kaya. Misalnya andai hari ini ia tidak tahu puas, biarpun memberi uang sebanyak apapun kepadanya, ia tidak akan merasa senang dan puas; seseorang yang benar-benar tahu puas, di dalam hatinya selalu merasa sangat bercukupan, orang yang tahu puas barulah dapat selalu senang. Jadi kekayaan yang hakiki adalah tahu puas. Entah di sekeliling teman-teman sekalian, ada tidak orang yang sangat kaya, apakah mereka merasa sudah cukup? Sudah memiliki banyak namun masih ingin menambah lagi, karena saat nafsu seseorang terbuka, maka sangat sulit untuk ditarik kembali, bagai ungkapan "nafsu adalah jurang yang dalam", jurang ini sekali ditapak tidak tampak dasarnya. Jadi kita jangan mengejar kehidupan yang batil, seharusnya mengejar kehidupan yang nyata, dan tahu puas adalah kekayaan yang hakiki. Lalu saat kita membimbing anak seperti itu, dan seumur hidupnya ini mengerti untuk tahu puas, barulah tidak akan menjadi budak materi, barulah tidak akan menjunjung tinggi kebatilan.
Apa itu martabat? Anak-anak pada umumnya akan bilang bahwa menjadi pejabat yang tinggi disebut bermartabat. Sebenarnya dia yang sebagai pejabat saat mendapat kekuasaan dan jabatan, yang paling penting adalah hal apa? Ketika dia mempunyai peluang untuk menjadi pemimpin rakyat dan pemimpin para pekerja, dia pastinya bukan menggunakan kekuasaan dan posisi itu untuk menindas orang lain, bahkan untuk meraup keuntungan pribadi. Andaikan ia adalah ketua dan pemimpin yang seperti itu, tunggu saat ia mundur dari posisinya akan mendapatkan akibat apa? Semua orang akan sangat mengabaikannya. Jadi martabat, kita harus memahami makna sesungguhnya, "dihormati orang barulah bermartabat", saat semua orang melihat Anda pun sukacita timbul dalam hati, semuanya menghormati dan mengagumi Anda dari dalam hatinya, itu barulah martabat yang sebenarnya.
Ketika kita memiliki peluang untuk menjadi pemimpin dari perusahaan, serta pemimpin dari pemerintahan, yang seharusnya kita bangkitkan bukanlah kekuasaan, yang seharusnya dibangkitkan adalah tugas pokok. Sebagai pemimpin seharusnya yang lebih penting, misalnya sebagai bos suatu usaha, kita harus selalu berniat untuk bagaimana memimpin para pekerja menuju kehidupan yang lebih baik. Bukan hanya dari sisi ekonomi harus memimpin pekerja, dari sisi rohani kita juga harus berkembang bersama para pekerja, saat Anda memposisikan seperti itu, saya yakin karyawan Anda akan sangat menghormati Anda. Dan sebagai pemimpin pemerintahan sangatlah penting, karena tingkat pengaruh dari setiap keputusan kita sangatlah besar, sehingga orang yang berkedudukan tinggi seharusnya penuh rasa waspada, waswas dalam ucapan dan perilaku, karena dampak yang dipicu oleh ucapan dan perilaku kita sangatlah besar. Ketika kita dapat selalu berpikir untuk bawahan, berpikir untuk rakyat, saya yakin saat Anda meninggalkan posisi itu, mereka pasti akan mensyukuri budi Anda, akan tetap menyayangi Anda, pastinya tidak akan bagai kaisar setiap periode bergantian pejabat.
Apakah seseorang harus memiliki kekuasaan dan jabatan barulah dapat bermartabat tinggi? Barulah akan dihormati oleh orang lain? Belum tentu! Mensius berkata: "Yang mencintai orang, akan selalu dicintai orang; yang menghormati orang, akan selalu dihormati orang". Seorang puan di Singapura yang bernama Teresa Hsu, tahun ini telah berusia seratus enam tahun, beliau hanya makan satu kali sehari, keinginannya dalam segi makanan sangat rendah. Teman-teman sekalian, nafsu yang sangat rendah tersebut apakah dari memaksakan diri untuk menahannya? Bukan! Sebenarnya orang selalu berkata bahwa sehari setidaknya harus makan tiga kali, ada juga yang makan empat kali, bahkan lima kali. Makan sebenarnya sangat buang-buang waktu, apakah Anda memiliki perasaan tersebut? Mengapa orang harus makan? Karena menghabiskan banyak energi, sehingga harus memakan banyak makanan. Saat kegelisahan seseorang semakin banyak maka akan memerlukan makanan yang lebih banyak, kegelisahannya semakin sedikit, maka makanan yang diperlukan akan sedikit.
Sebenarnya Puan Teresa Hsu makan begitu sedikit, itu sangatlah wajar. Karena kegelisahannya sangat sedikit, beliau tidak mementingkan kepentingan pribadinya, beliau selalu memikirkan untuk membantu orang lain saja, sehingga kegelisahan berkurang, kebijaksanaan akan tumbuh, secara alami tidak perlu begitu banyak makanan. Dari contoh Puan Teresa Hsu kita juga dapat merasakan, saat itu Yan Yuan (Yan Hui) belajar dengan Konfusius, beliau itu penuh sukacita kebenaran. Biarpun beliau "sebakul kecil makanan, secedok kecil minuman", orang pada umumnya tidak tahan gaya hidup demikian, tetapi "orang tidak berdaya dengan kerisauan tersebut, Hui malah tidak mengubah kesenangannya". Ketika tingkat spiritual seseorang semakin meningkat, permintaan Anda terhadap materi secara alami akan dilepaskan perlahan-lahan, maka akan berkurang.
Puan Teresa Hsu karena makannya sedikit, pakaian yang dikenakannya, beliau mengatakan bahwa beliau tidak pernah membeli pakaian, semuanya dipungut dari tumpukan sampah. Karena beliau adalah warga Singapura, saya berpikir, Biarpun yang beliau pungut adalah pakaian dari tong sampah, namun mungkin saja tidak berlubang, mungkin sudah tidak tren lagi, maka banyak orang membuangnya, beliau merasa sayang sekali, maka memungutnya untuk dipakai. Beliau mengenakan pakaian tersebut, selain menghargai materi (menghargai barang), masih ada satu makna yang mendalam. Karena beliau sendiri merawat puluhan orang jompo, beliau selalu mampir dengan membawa berbagai kebutuhan hidup, makanan, dan pakaian untuk diberikan kepada mereka. Mengapa beliau memakai pakaian yang sangat murah dan sangat sederhana tersebut? Karena yang dijenguk adalah yang hidupnya relatif tidak mampu. Andai beliau mengenakan gaun yang sangat elegan dan membawa satu karung beras ke sana, orang yang menerima pasti akan merasa sangat tertekan: Apakah saya nantinya akan menodai pakaian Anda? Ketika beliau berpakaian seperti mereka, maka akan terasa sangat akrab.
Jadi beliau masuk ke dalam rumah sahabat-sahabat tersebut, saya melihat ekspresi yang begitu sukacita dan terlonjak saat mereka melihat Puan Teresa Hsu, seolah-olah bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Jadi Singapura menganugerahinya sebagai pusaka nasional, tidak hanya orang Singapura yang menghormatinya, banyak negara di dunia juga mengundangnya untuk ceramah, terhadapnya juga sangat hormat sekali. Jadi saya bilang Puan Teresa Hsu adalah orang kaya dan bermartabat yang sesungguhnya, kekayaan dan martabat seperti ini akan sangat bermakna, hidup juga akan dilalui dengan dirinya merasa sangat berbekal. Ketika kekayaan dan martabat yang kita senangi adalah kekayaan dan martabat demikian, maka anak Anda juga akan menjalankan hidupnya menuju arah yang benar.
Saya kerap kali akan menanyakan kepada orang tua murid, Anda berharap kelak anak Anda menjalani hidup seperti apa? Teman-teman sekalian, coba Anda katakan, kelak Anda ingin anak Anda menjalani hidup seperti apa? Anda semua tidak pernah berpikir, jadi kalian yang memandu kelompok, setiap hari memandu menuju ke mana? Ada teman yang ingin mengatakan? "Tenteram dan senang". Baik! Beri tepuk tangan kepada teman ini. Kita setiap hari berpikir tenteram dan senang, Bodhisattva Guan Yin, tenteram dan senang, memohon harus memohon sesuai hakikat dan hukum, pastel berisi tidak akan jatuh dari atas langit. Kita ingin kesenangan, berharap anak senang, teman-teman sekalian, Anda senang tidak? Karena banyak teman-teman membalas dengan berkata "Saya hanya berharap dia merasa senang, juga tidak berharap dia kelak mendapatkan uang banyak". Saya bilang permintaan Anda kedengarannya sangat sederhana, pada kenyataannya sangat sulit untuk dilakukan, karena andai Anda sendiri pun tidak senang, bagaimana Anda membimbing anak untuk melalui kehidupan yang senang?
Apa itu kesenangan yang sejati, apakah kalian sudah memikirkannya dengan jelas? "Tahu puas maka selalu senang". Sungguh bagus, beri tepuk tangan! Segera dapat dipahami di dalam hati. Sungguh, seseorang tahu puas, dia bergaul dengan orang lain selalu tahu berterima kasih kepada orang lain, semakin dia bersikap tersebut, teman dan sanak saudara pun sangat menyukainya.
Selanjutnya, apa lagi yang merupakan kesenangan yang sejati? "Tidak ada kesangsian", ingin tidak ada kerisauan. Benar-benar terhadap hakikat hidup harus sangat arif, Anda baru dapat mencapai ketidakrisauan, bagai ungkapan "sesuai hakikat maka hati tenteram" barulah dapat tidak risau. Hakikat apa? Misalnya ada pepatah Tiongkok bunyinya "anak dan cucu akan memiliki berkah mereka tersendiri", yang tidak perlu Anda khawatirkan, maka Anda tidak perlu terlalu cemas. Bukan menyuruh Anda tidak mengatur anak, tetapi saat dia belum dewasa, saat dia masih kecil, Anda harus terlebih dahulu menanamkan fondasinya dengan baik. Selanjutnya setelah ia memiliki moral, secara alami akan memiliki takdir hidupnya sendiri, Anda tidak perlu pergi mengendalikannya, kalau tidak maka Anda lelah dia pun lelah!
Saya sering membuat sebuah ibarat, bagaikan Anda mengajarkan anak Anda membawa mobil, sebelum ia naik ke setir kemudi, Anda harus mengajarnya dengan baik. Tunggu sampai ia telah berada di setir kemudi dan sedang mengemudi, Anda di samping jangan terus menarik setir kemudinya, kalau begitu akan bagaimana? Mobil akan goyang kanan goyang kiri, sampai akhirnya mungkin "Brak"! Jadi Anda harus terlebih dahulu, andaikata ingin supaya anakmu tahu bagaimana untuk menilai seseorang, bagaimana memilih pasangan hidupnya, Anda harus mengajarinya dengan baik. Tunggu sampai ia telah tumbuh dewasa, Anda tidak mengajarnya dengan baik, di kemudian hari ia memilih seorang untuk dijadikan pasangan nikah, Anda malah di sana mencegahnya, benar-benar Anda menderita, dia juga akan menderita. Oleh karena itu, ketidakrisauan benar-benar harus merelakan banyak hal dalam dunia. Tentu saja ini adalah tataran yang sangat tinggi, kita boleh mengejar menuju arah tersebut.
Baik! Masih ada kesenangan sejati apa lagi? "Tubuh yang sehat". Tubuh yang sehat juga tidak bisa dimohon, Anda terhadap makanan sendiri, serta terhadap emosi sendiri harus memiliki pengelolaan yang baik barulah akan sehat. Tiongkok mengatakan "lima berkah menghampiri pintu", salah satu berkah adalah tubuh yang sehat. Andai seseorang saat beranjak tua badannya tidak sehat, biarpun anak cucu bijak dan berbakti mungkin juga tidak begitu senang.
Masih ada lagi? "Membantu orang lain", beri tepuk tangan, membantu orang sebagai kesenangan! Ini sangat penting. Ketika orang selalu berpikir untuk diri sendiri, hidupnya hanya dilalui dengan kekhawatiran perolehan dan takut kehilangan, membantu orang sebagai kesenangan! Membantu orang sebagai kesenangan tersebut, bisakah mengajar anak dengan perkataan? Harus membiarkannya melaksanakan untuk merasakan. Andaikan ada peluang ke rumah sakit, Anda pergi menjadi sukarelawan harus membawanya di sampingmu, ketika Anda membantu pasien-pasien tersebut, pasien berterima kasih kepadamu dengan tulus, bahkan saat anggota keluarga pasien juga berterima kasih kepadamu, anak Anda di samping pasti akan belajar, juga bisa dengan sukacita merasakan niat baik orang lain.
Ada seorang guru, setelah ia belajar budaya Tiongkok, pun menggunakanDi Zi Guiuntuk mempertuahkan murid-muridnya. Kebetulan Hari Perempuan Internasional tahun lalu, murid-muridnya berjalan ke depan untuk berdiskusi dengannya, dan berkata: Guru, kita telah memutuskan, besok Hari Perempuan ingin membeli dua kuntum bunga. Gurunya merasa sangat heran, ia adalah guru laki-laki, ia berkata: Membeli dua kuntum bunga buat apa? Dia pun mengatakan kepada guru: Kami sekelas memutuskan sekuntum dihadiahkan kepada semua guru perempuan di sekolah ini, sekuntum lagi dihadiahkan kepada ibu. Sang guru sekali dengar langsung turut bersukacita atas pahala, "Bagus sekali, guru mendukung kalian". Anda lihat gurunya masih belum terpikirkan, anak-anak setelah belajar pun sangat bisa memikirkan kembali hakikat yang pernah diajari oleh gurunya, harus menghormati guru, harus berbakti kepada orang tua.
Hari itu anak-anak tersebut di dalam lingkungan sekolah sambil mengambil bunga, menghadiahkan bunga tersebut kepada guru perempuan dari setiap kelas. Ada seorang siswa laki-laki setelah kembali, senyuman memenuhi wajahnya, maka gurunya datang dan berkata: Mengapa kamu begitu girang? Dia mengatakan kepada gurunya: Ketika saya memberikan bunga kepada guru perempuan tersebut, senyumannya sangat cemerlang, bahkan mengucapkan terima kasih kepada saya. Selanjutnya guru bertanya kepadanya: Apa yang Anda rasakan pada saat itu? Siswa tersebut berkata: Memberi lebih beruntung daripada menerima. Oleh karena itu, membiarkan anak untuk bersumbangsih, dia akan merasakan kesenangan dari sumbangsih. Kita membantu orang sebagai kesenangan, juga harus dari kecil membawa anak-anak untuk merasakan pengalaman dari bersumbangsih tersebut. Ini adalah membantu orang sebagai kesenangan.
Masih ada lagi? Kita sudah menyebutkan berapa kesenangan? Tahu puas maka selalu senang, membantu orang sebagai suatu kesenangan, serta tubuh yang sehat, semua itu perlu upaya, bukanlah datang tanpa alasan. Masih ada lagi? Tidak ada kerisauan. Mengapa kalian begitu ingin tidak ada kerisauan? Tidak ada kerisauan harus ada kebijaksanaan, jadi kita juga harus tiada hentinya meningkatkan ilmu. Selanjutnya, dapat makan, bisa tidur, lalu dapat buang air dengan lancar, itu benar lo! Kita melihat banyak orang yang sangat gelisah ataupun orang yang sakit parah, tidak dapat melakukan poin-poin tersebut. Kita bilang enak makan nyenyak tidur karena ada berkah, orang sekarang ingin enak makan nyenyak tidur tidak gampang, hal yang digelisahkan terlalu banyak. Jadi ingin enak makan nyenyak tidur, terlebih dahulu harus kegelisahan kurang, terlebih dahulu harus kebijaksanaan tumbuh.
Mensius pernah mengatakan ada tiga kesenangan dalam hidup, kesenangan pertama namanya "orang tua masih hidup, saudara tiada yang meninggal"; kesenangan kedua, "menengadah tidak bersalah kepada langit, menunduk tidak bersalah kepada orang"; kesenangan ketiga, "mendapatkan insan unggul seluruh penjuru dunia untuk diajar". Yang pertama, kita sering mengatakan "di rumah ada seorang tua, bagaikan memiliki sebuah pusaka", itu adalah kenyataan. Kami sejak kecil selalu tinggal bersama kakek dan nenek, andaikan tidak tinggal bersama kakek dan nenek, sebagai orang tua ingin mengajarkan hakikat bakti, sungguh tidak mudah untuk mengajarinya. Karena tinggal bersama kakek dan nenek, orang tua dapat selalu memedulikan orang tuanya sendiri untuk dilihat anaknya, jadi orang tua dapat dirawat oleh kita sendiri, itu adalah ladang berkah terbesar dalam hidup. Dan ketika kita sedang membalas budi orang tua, Anda juga akan merasakan hidup luar biasa mantap, luar biasa gembira. Jadi para guru, andai kalian sekarang tinggal bersama orang tua, pasti harus menghargainya dengan baik-baik. Ada suatu kali kami ada seorang guru bilang bahwa ia sering membantu ayahnya mencuci rambut, saya sangat kagum saat mendengarkannya, karena sekarang saya sering tidak ada di rumah, peluang untuk membantu ayah mencuci rambut pun tidak ada, jadi kalian ada peluang harus menghargainya dengan baik-baik. "Saudara tidak ada yang meninggal", kehidupan dan karier saudara mempunyai perkembangan yang sangat baik, juga tidak muncul keadaan kecelakaan serta kematian, karena saudara adalah anggota keluarga yang menemani kita paling lama dalam hidup ini. "Orang tua masih hidup, saudara tiada yang meninggal", keluarga rukun segala urusan menjadi makmur, jadi ini merupakan kesenangan pertama dalam kehidupan.
Kesenangan kedua dalam hidup, "menengadah tidak bersalah kepada langit, menunduk tidak bersalah kepada orang". Setiap hari berdedikasi penuh dalam memenuhi tugas pokok dan kewajibannya sendiri, sehingga hidup dengan sangat mantap, demikian barulah bisa enak makan dan nyenyak tidur. Andai sering melakukan hal yang menyalahi nurani, lalu sangat takut terlihat oleh orang lain, menutup-nutupi, kehidupan seperti ini tidak mungkin akan nikmat. "Segala yang telah berlalu ibarat kemarin telah mati", kesalahan yang diperbuat masa lalu adalah karena dahulu tidak belajarDi Zi Gui, jadi tidak masuk hitungan. Mulai hari ini harus menengadah dan menunduk tiada bersalah, mulai hari ini perilaku diri sendiri harus berdedikasi penuh, sesuai dengan petuah Konfusius. Saya yakin Anda memiliki sikap seperti ini, pasti akan memenangkan sanjungan dan penghormatan lebih banyak orang terhadap Anda. Ini adalah kesenangan yang kedua.
Kesenangan ketiga "mendapatkan insan unggul seluruh penjuru dunia untuk diajar". Apakah kesenangan ini hanya dimiliki oleh para guru? Bukan. Andai hari ini Anda sangat tahu untuk menyokong dan memedulikan orang lain, Anda tahu bahwa membantu orang sebagai kesenangan, kebetulan di dalam perusahaan ada rekan yang baru masuk. Seseorang sampai di sebuah lingkungan yang baru, hatinya akan lebih resah tak tenteram, saat itu Anda dapat secara tepat waktu mengulurkan tangan bantuanmu, supaya dia mengenali lingkungan, mengenali pekerjaannya, serta menopangnya dalam hal kemampuan. Lebih lanjut kemungkinan keluarganya ada sedikit masalah, usia Anda pun lebih tua daripadanya, bahkan bisa berbagi dengannya beberapa konsep bagus dalam menjalankan rumah tangga, saya yakin sumbangsih Anda akan membuatnya sangat tersentuh. Dia berkemungkinan besar berkata di depan orang lain: "Hidup saya karena bertemu dengan rekan yang baik ini, pengelola yang baik ini, hidup barulah dapat dijalani dengan begitu mulus". Oleh karena itu, Anda di mata teman tersebut, bagaikan seorang guru. Bila semakin banyak orang di sekeliling Anda memiliki penilaian begitu terhadap Anda, saya yakin Anda juga akan merasakan bahwa kehidupan ini tidak datang sia-sia.
Seseorang ingin benar-benar mampu melaksanakan "menengadah tidak bersalah kepada langit, menunduk tidak bersalah kepada orang", yang paling penting harus "sesuai kodrat mendedikasikan tugas pokok". Kehidupan ini ada tugas pokok apa saja? Dalam hidup yang singkat ini, kita seharusnya menjalankan tugas pokok yang pasti harus diemban dalam hidup secara fundamental. Wen Tianxiang mempunyai sepatah kalimat yang sangat terkenal, berbunyi "sejak dahulu mana ada yang tidak mati, meninggalkan hati yang tulus untuk mencerahkan sejarah", Anda lihat semangat kalimat ini ada relevansi tidak dengannya? "Menengadah tidak bersalah kepada langit, menunduk tidak bersalah kepada orang". Teman-teman sekalian, Anda semua pernah menghafal kalimat tersebut, namun kalimat tersebut mempunyai pengaruh apa terhadap kehidupan Anda? Setiap ayat petuah orang kudus dan bijak seharusnya dapat mendorong tercapainya kesempurnaan hidup Anda, jika tidak, maka hanya menghafal saja.
"Meninggalkan hati yang tulus untuk mencerahkan sejarah", saat SMA saya pernah membaca kalimat ini, tetapi juga tidak merasakan apa-apa, karena guru berkata kepada kami: Ayo, kalimat ini harus dihafal, ujian tengah semester pasti akan diuji. Lalu "Hàn Qīng" ini apa artinya? "Hàn Qīng" artinya adalah buku sejarah. Jika ujian tengah semester nilainya jelek, salah satu poin akan dipukul satu kali! "Dān Xīn", dān adalah warna merah, sebenarnya adalah menunjukkan hati kita yang tulus. Hidup tidak terelakkan dari kematian, tetapi dalam hidup yang singkat ini, seharusnya bagaimana membuatnya bercahaya dan hangat? Seharusnya menggunakan hati yang tulus untuk mencerahkan sejarah, mencerahkan buku sejarah. Mencerahkan buku sejarah siapa? Mengapa akar kebijaksanaan kalian begitu kuat? Niscaya terlebih dahulu harus mencerahkan sejarah diri sendiri.
Kehidupan yang kita lalui selama puluhan tahun, kini memandang ke belakang, Anda merasa puas atau tidak puas? Anda merasa lega atau panik? Sudah begitu besar, namun masih ada banyak hal yang belum dilakukan. Oleh karena itu, orang terlebih dahulu harus tidak mengecewakan diri sendiri. Selain harus mencerahkan sejarah diri sendiri, tentu saja sejarah hidupmu tergantung Anda untuk menjalankannya, Anda masih dapat menggunakan hati Anda yang tulus untuk mencerahkan sejarah siapa? Mencerahkan siapa punya? Apakah kalian semua tidak tercerahkan, mencerahkan siapa punya? Orang di sekitar kita. Kita harus "tahu apa yang didahulukan dan dikemudiankan", Anda jangan dalam sesaat mencerahkan sampai ke Amerika Serikat, orang di samping Anda harus terlebih dahulu dicerahkan dengan baik. Terlebih dahulu mencerahkan keluarga, kita bilang "Bakti adalah awal dari ratusan kebajikan", jadi harus terlebih dahulu menggunakan hati kita yang tulus untuk melaksanakan hakikat bakti, agar rasa bakti dan perilaku bakti Anda tertulis dalam sejarah hidup orang tua Anda, supaya orang tua Anda ketika menghadapi orang lain akan berkata "Saya seumur hidup membesarkan anak ini benar-benar sangatlah bernilai". Ketika sang ibu mengeluarkan kata-kata tersebut, saya yakin beliau adalah luar biasa senang. Baik! Mencerahkan sejarah orang tua.
Selanjutnya masih harus mencerahkan sejarah anak. Ketika kita menggunakan kasih ayah dan ibu yang penuh tulus untuk mendampingi anak dalam pertumbuhannya dengan baik, agar dia menanamkan fondasi dari moral, agar dia membina pandangan hidup yang benar. Tunggu saat ia masuk ke dalam masyarakat dan sekali dibandingkan dengan orang lain, dia akan merasa sangat mujur, "Hidup saya karena memiliki orang tua demikian, barulah membuatku mempunyai konsep-konsep yang benar". Saat anak-anak setiap kali terpikir bahwa ada orang tua seperti kita, barulah dapat menyukseskan hidupnya, maka kita sebagai orang tua juga telah menggunakan hati yang tulus menuliskan kebijaksanaan serta cinta Anda pada sejarah hidup anak.
Selain orang tua, selain anak, masih ada lagi? Saudara. Mengapa istri selalu terurut paling belakang? Saudara, takdir menjadi saudara juga sangat langka, kita bersaudara bisa harmonis, sebenarnya orang tualah yang paling lega, paling sukacita. Hubungan dua kakak saya dan saya juga sangat baik, kakak saya saat saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan demi menyebarluaskan ajaran orang kudus, kakak saya berkata kepada saya: Kamu jalanilah dengan tenteram, saya akan memberimu dukungan sepuluh ribu dolar setiap bulannya secara rutin, kamu jangan ada kerisauan akan konsekuensi mendatang. Ketulusan hati kakak saya segera mencerahkan segenap jiwa saya. Tentu saja kalian tidak perlu peduli apakah saya mengambil uang tersebut atau tidak, banyak teman setelah mendengarkan akan berkata: Guru Cai, apakah Anda mengambilnya? Kehendak hatilah yang paling penting! Kehendak hati kakak keduaku ini akan menemani sepanjang hidupku selalu merasakan kehangatan dalam hati, jadi kakak saya mencerahkan sejarah saya. Tentu saja beliau begitu mendukung saya, saya pasti harus melakukannya dengan penuh dedikasi. Jadi kakak saya, setelah saya melakasanakan lebih dari satu tahun, beliau sangat girang, hari pertama seminar beliau masih duduk di barisan pertama, beliau bilang beliau adalah perwakilan klan untuk mendengarkan seminar saya. Kemudian beliau mengatakan kepada ibu saya, beliau berkata: Saya mempunyai adik ini benar-benar sangat girang. Jadi saya juga telah membalasnya, menggunakan hati saya yang tulus untuk mencerahkan sejarah kakak.
Selanjutnya patutlah sampai giliran suami dan istri, suami dan istri adalah satu ruangan, tinggal bersama dalam sebuah kamar, seharusnya adalah yang paling dekat. Bagaimana mencerahkan sejarah suami, mencerahkan sejarah istri? Bukankah kita telah membahasnya sore ini, bagaimana mencerahkan? Selalu dapat melihat keunggulan pihak lain, memberinya afirmasi, memberinya semangat, ia akan membangkitkan potensinya. Kita juga harus berdedikasi penuh untuk mendukung satu sama lain, misalnya membuat dia saat bekerja tidak perlu risau akan konsekuensi mendatang. Ketika suami Anda mengobrol dengan teman-temannya, suami Anda bilang: Karena saya menikahi istri ini, barulah dapat membuat hidup saya mempunyai perkembangan yang begitu baik. Saat itu Anda telah menuliskan integritas budi, menuliskan integritas kasih pada sejarah hidup suami Anda; niscaya bukan bilang "Karena saya menikahi istri ini, barulah saya mulai sial", itu pun tidak bagus. Jadi kita harus memposisikan secara jelas, harus dapat menggunakan hati murni untuk mencerahkan ladang hati setiap orang serta hidup setiap orang.
Masih harus mencerahkan sejarah siapa lagi? Satu hari sebagai guru, selamanya sebagai ayah. Oleh karena itu, kita harus berbuat agar guru benar-benar merasa mengajar siswa seperti kita sangatlah berharga. Yang paling penting harus bagaimana? Melaksanakan sesuai ajaran. Saya punya seorang guru sekolah dasar, beliau sangat merawat saya. Sebenarnya orang di sekitar yang mempunyai takdir sangat dalam dengan Anda, asalkan Anda berusaha dengan baik, pun akan menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap hidupnya. Guruku ini, saat saya kelas lima kebetulan beliau yang mengajar saya, beliau pun bertanya kepada ibu saya, beliau bilang bagaimana mengajar anak ini? Lalu ibuku berkata: Dia itu tidak suka belajar. Dapatkah kalian melihat bahwa saya tidak suka belajar? Lalu menambahkan: Tetapi sangat jaga gengsi. Guru kami bilang kalau begitu hatiku sudah ada dasar. Hari pertama pembagian kelas, dua belas guru berdiri di sana, lalu semua murid yang selesai kelas empat dan naik ke kelas lima, semuanya berdiri di tengah lapangan. Lalu mulai "Si A kelas pertama", maka anak tersebut berlari ke kelas pertama, "Si B kelas kedua", maka berlari menuju kelas kedua, saya berlari ke kelas ketujuh, kelas lima tujuh.
Guru kami membawa kami ke dalam kelas, kemudian beliau berkata: Cai Lixu, bawa dua teman untuk mengambil sapu. Anak SD saat dipanggil guru untuk bertugas pun akan sangat bersemangat, maka dengan cepat berlari ke sana, kemudian membawanya kembali. "Cai Lixu, kamu dan lima teman lainnya pergi ambil buku", saya dan teman lainnya pun pergi lagi untuk mengambil buku. Saat hal-hal yang perlu disibukkan sudah siap dilaksanakan, semuanya duduk dengan rapi, guru kami pun berkata: Ayo, sekarang kita memilih ketua kelas, saya mencalonkan Cai Lixu, yang lain kalian yang calonkan. Sungguh sangat demokratis, benar bukan? Kalian tahu tidak hasilnya bagaimana? Orang yang lain juga tidak sebererapa kenal, hanya mendengar nama itu saja, jadi saya pun menjadi ketua kelas yang pertama kali selama masa SD. Dalam hati anak SD, ketua kelas setara dengan unggul dalam perilaku maupun prestasi, jadi guru kami tanpa jerih payah pun meningkatkan prestasi saya. Sejak saat itu peringkat saya tidak pernah lebih rendah dari tiga peringkat atas.
Jadi guru tersebut sangat baik terhadap saya, terhadap saya ada budi pengenalan dan pembinaan. Lalu saya berhasil masuk ke sekolah tinggi keguruan, juga sudah mulai mengajar. Maka saya menelepon guru saya, lalu mengajaknya untuk makan bersama di "Cai Gen Xiang" (Cai Gen Xiang di Kaohsiung). Sekali duduk juga sangat sukaria dalam mengobrol dengan guru, karena saya sedang meneruskan tekad dari guru, juga sedang mengajar, maka beliau menuturkan satu per satu pengalamannya selama mengajar kepada saya. Dalam proses perbincangan tersebut, pelayan di samping bahkan mampir ke sini, melihat kami mengobrol dengan sangat sukaria, maka bertanya kepada saya: Siapakah beliau? Saya berkata beliau adalah guru saya. Setelah dia mendengarkan juga sangat tersentuh.
Lalu karena saya beberapa tahun belakangan juga bersinggungan dengan sangat banyak kitab klasik orang kudus dan bijak, maka saya pun mengambil beberapa untuk dihadiahkan kepada guru saya, alhasil setelah guru saya menerima kitab tersebut berkata kepada saya, beliau bilang sejak hari ini apakah saya harus memanggilmu senior? Saya segera memberitahu guru: Satu hari sebagai guru, selamanya sebagai ayah, guru adalah guru. Lalu saya mengajar selama dua tahun, selanjutnya berhenti kerja, lalu pergi ke Tiongkok daratan untuk menyebarluaskan kebudayaan Tiongkok, saya pun membuat sebuah panggilan telepon kepada guru saya, melaporkan kepadanya apa yang telah dilakukan selama satu tahun ini. Guru saya di seberang telepon merasa sangat girang, beliau bilang bahwa punya siswa seperti Anda benar-benar senang. Pada waktu itu saya merasakan, ada dua macam orang yang tidak akan pernah cemburu dengan prestasi Anda, yakni orang tua dan guru. Jadi kita juga harus menggunakan hidup kita untuk mengabdi kepada masyarakat dengan baik, agar guru kita ikut merasa bangga.
Selanjutnya, kita semua adalah keturunan Yan Huang, harus berusaha agar hidup kita ini dapat meneruskan yang lalu dan membuka masa depan, serta dapat tidak menyia-nyiakan petuah nenek moyang Tiongkok ribuan tahun yang lalu, kita mewarisi dan mewariskannya, mewarisi pendahulu dan mengingatkan yang mendatang, jangan sampai budaya selama ribuan tahun tersebut terputus di tangan kita, dosa tersebut tidaklah mudah dihitung. Saat itu kami memegang sikap demikian, berharap dapat pada keadaan sekarang yang kemerosotan budi pekertinya lumayan serius ini, cepat-cepat menyebarluaskan budaya dan menyebarluaskan petuah orang kudus dan bijak. Pada waktu itu ayah saya berkata, beliau bilang hal pendidikan budaya ini sangat sulit untuk dilakukan, tidak banyak orang yang berhasil melakukannya. Lalu saya memberitahu ayah saya, saya berkata: Andaikan sepuluh ribu orang yang melakukannya, hanya dua orang saja yang berhasil, apakah kita patut melakukannya? Masih ada dua yang berhasil, menandakan bisa berhasil! Benar tidak? Kita tidak perlu bertanya kepada sembilan ribu lebih orang bagaimana mereka gagal. "Mending mencari metode untuk keberhasilan, tak berharap mencari alasan atas kegagalan". Seseorang ingin mundur, dapat mencari seratus bahkan seribu alasan, masih lebih dari cukup. Tetapi yang perlu kita lihat adalah bagaimana dua orang tersebut berhasil!
Andai dua orang tersebut berhasil karena dia adalah orang yang sangat kaya, atau karena orang tuanya adalah pejabat tinggi dan mempunyai kekuasaan, maka saya tidak akan melakukannya, karena semuanya saya tidak ada, juga kenyataannya tidak punya. Andai mereka tidak memiliki uang juga tidak punya kekuasaan, dan berhasil, kita perlu melihat bagaimana beliau berhasil melakukannya, serta belajar baik-baik dengan beliau. Saya pun menyebut guru saya Profesor Chin Kung sebagai contoh, saya bilang bahwa guru tidak punya uang, semua anggota keluarganya juga tidak berada bersamanya, sama sekali tidak ada tenaga yang membantu. Tetapi beliau malah mampu menyebarluaskan petuah orang kudus dan bijak, bahkan dapat menyebarkannya ke seluruh dunia, bermodalkan apa? Teman-teman sekalian, sangat banyak hal sebenarnya sangat polos, semuanya muncul dari sebuah "hati yang tulus". Karena beliau memiliki hati yang tulus dan hormat, jadi saat beliau menulis surat kepada banyak sekali profesor dari universitas terkenal, setiap orang bisa melihat rasa giat belajarnya melalui suratnya tersebut, maka membalas suratnya serta menerimanya menjadi murid. Jadi dalam hidup beliau ada tiga orang guru yang baik, semua berhubung rasa giat belajar beliau, gurunya pun sangat peduli kepadanya.
Berhubung ketulusan hati, jadi mendapatkan ilmu, berhubung ada rasa misional, sehingga merasa kehidupannya ini punya petuah orang kudus dan bijak, maka juga berharap untuk menguntungkan lebih banyak orang. Berhubung ada niat tersebut pun menarik dukungan serta kasih dan takzim sangat banyak orang, kenyataannya sesepuh ini benar-benar telah mempertunjukan kitab klasik orang kudus dan bijak. Di dalamLao Tzumengatakan bahwa "hakikat langit tidak bersaudara, selalu memberkati orang bajik", Tuhan jelas tidak berkata bahwa orang ini lebih akrab dengan saya, saya luar biasa menyayanginya, tidak ada. Pemberian dari langit selalu mengikuti sisi orang yang bajik, bak pepatah bahwa kebajikan akan berbuah kebajikan.Tengah dan Lumrahpun menyebutkan bahwa "ketulusan, awal dan akhir dari sesuatu", keberhasilan atau kegagalan sesuatu hal terletak di mana? Yakni pada sebuah kata, "ketulusan". "Ketulusan, awal dan akhir dari sesuatu, tidak tulus, tiada hasil", dua kalimat ini sangat bermakna, hal yang dilakukan dengan ketulusan, tidak akan karena waktu dan ruang maka mengurangi pengaruhnya. Fan Zhongyan sangat tulus, jadi sikap hidupnya terus-menerus memengaruhi orang terpelajar selama ratusan tahun. Hal yang sama, guru saya bersumbangsih dengan hati yang tulus, untuk membabarkan petuah orang kudus dan bijak, saya yakin niat beliau tersebut juga akan bermukim di hati semua siswanya. Jadi ketulusan penuh bagaikan dewa, ketulusan penuh dapat mengundang mukjizat, ini semuanya dapat Anda verifikasi dalam kehidupan Anda saat ini juga.
Dan ketika kita tidak tulus, "tidak tulus, tiada hasil", yang artinya, hal yang Anda lakukan tanpa menggunakan hati yang tulus, di kemudian hari pasti akan mengalami kemerosotan. Andaikata Anda terhadap anak Anda tidak tulus, keluarga ini pasti akan terpuruk. Anda terhadap karyawan Anda tidak tulus, biarpun Anda sekarang masih memperoleh sedikit uang, lambat laun akan runtuh pula. Jadi coba Anda cermati dengan teliti, harus tulus terhadap keluarga, terhadap karyawan, rumah tangga dan kariernya barulah dapat bertahan lama, kalau tidak maka boleh dipastikan "kekayaan tidak lewat dari tiga generasi". Sekarang kalimat ini harus diubah sedikit, Anda ada mencermati tidak, masih adakah tiga generasi? Benar! Karena batasan seseorang dalam hidup semakin lama semakin tidak memadai, memboros terlalu banyak berkah, jadi kekayaan sudah tidak lewat dari satu generasi lagi.
Jadi kita memahami bahwa hati yang tulus dapat melakukan hal-hal dengan baik, kita semua memiliki sebuah hati yang tulus, menghadapi era besar ini, kita harus "meneruskan ajaran orang kudus pendahulu yang terputus, mewujudkan perdamaian untuk semua generasi". Teman-teman sekalian, Anda mendengar tidak? Kelihatannya sangat jauh, ataupun merasa kedua bahu mengapa terasa begitu berat! Sebenarnya kami memegang sebuah sikap, "bagaimana mungkin memenuhi seluruh permintaan orang, hanya berharap tidak bersalah terhadap hatiku". Oleh karena itu, sekarang kita sebagai ayah, sebagai ibu menggunakan petuah orang kudus dan bijak dalam mendidik anak, digunakan di dalam keluarga, maka Anda sudah sedang mewarisi kebudayaan Tiongkok. Juga menggunakannya dalam berinteraksi dengan rekan Anda, dan ketika rekan Anda merasa sangat sukacita saat berinteraksi dengan Anda, Anda boleh mengatakan kepadanya bahwa sikap hidup saya tersebut dipelajari dari membacaAnalek, dipelajari dari membacaDi Zi Gui, kita berbuat sesuai peran dan kemampuan, itu juga merupakan pahala yang sempurna.
Teman-teman sekalian, sekarang mari kita lafalkan lagi kalimat Wen Tianxiang ini, lihat Anda sekalian ada merasa berbeda tidak? "Sejak dahulu mana ada yang tidak mati, meninggalkan hati yang tulus untuk mencerahkan sejarah", kalian melafalkan  dengan sangat bergelora. Saat hidup yang kita tetapkan adalah berkembang menuju nilai-nilai hidup ini, maka yang ditunjukkan oleh Anda adalah ayah dan ibu yang sangat dikagumi oleh anak Anda. Anak Anda memilik teladan seperti Anda, saya yakin hidupnya juga akan berjalan menuju arah yang benar. Saat arahnya benar, selanjutnya kita akan membahas hal-hal kecil tersebut satu per satu. Andaikata sekarang anak-anak sedang duduk di bangku SD, bagaimana kita menjelaskan "yang disenangi orang tua, berusahalah untuk memenuhinya"? Bagaimana menjelaskannya? Seperti kita yang sebagai guru akan membimbing anak-anak, andaikata orang tua berharap tubuh Anda sehat, berharap prestasi Anda baik, terhadap harapan tersebut kita harus berdedikasi penuh untuk mencapainya. Oleh karena itu, "yang disenangi orang tua, berusahalah untuk memenuhinya".
Anak berbakti zaman dahulu juga akan selalu memenuhi kebutuhan orang tua. Pada zaman dahulu saat Dinasti Han ada seorang anak berbakti bernama Cai Shun, kebetulan satu marga dengan saya, saat saya membaca yang semarga dengan saya, saya juga akan bangga akan hal tersebut, karena beliau adalah leluhur saya. Cai Shun ini kebetulan hidup di era yang bergejolak dan kacau balau, dan kebetulan ibunya suka makan murbei, jadi beliau pun pergi memetik murbei, dengan membawa dua keranjang. Malangya dalam perjalanan pulang berpapasan dengan bandit, banditnya sangat aneh: Anda memetik murbei, harusnya bawa satu keranjang saja, kok masih dibagi dua bagian? Mereka juga sangat penasaran, maka bertanya kepadanya: Mengapa Anda memetik murbei harus membawa dua keranjang? Teman-teman sekalian, mengapa membawa dua keranjang? Kalian semua kenal dengan Cai Shun. Cai Shun ini karena ibunya suka makan yang manis, jadi beliau memetik yang lebih hitam, lebih ungu, lebih masak diletakkan di satu keranjang, yang agak merah, agak tidak masak diletakkan di keranjang yang lain. Jadi Anda lihat Cai Shun benar-benar melaksanakan "yang disenangi orang tua, berusahalah untuk memenuhinya".

Alhasil setelah para bandit mendengarnya merasa sangat tersentuh. Saya akan bertanya kepada siswa: Anak-anak sekalian, bisakah bandit tersentuh? Bisa! Bandit itu selalu membunuh dan membakar, bisakah tersentuh? Dia membunuh dan membakar itu karena terpelihara kebiasaan yang buruk, tetapi tidak peduli seberapa buruk seseorang, dalam hatinya masih ada hati yang baik, karena "manusia pada awalnya, naluri dasarnya itu mulia", hanya saja ia sekarang dikuasai oleh kebiasaan buruk dan nafsu. Ketika perilaku kita sangat bermoral, maka dapat membangkitkan pengetahuan intuitifnya. Jadi anak-anak sekalian, menghadapi orang jahat perlu memukul dia tidak? Perlu memarahinya tidak? Tidak perlu! Harus belajar dengan Cai Shun, menggunakan moral untuk memengaruhinya, bisa jadi saat Cai Shun selesai berkata bahwa itu untuk dimakan ibunya, mungkin tiba-tiba ada beberapa bandit akan berpelukan dan menangis di sana, karena memikirkan ibunya. Pelajaran berikutnya kita akan teruskan lagi tentang kisah Cai Shun, terima kasih semuanya.