Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar Hidup Bahagia – Penjelasan《Di Zi Gui》Secara Mendetail" oleh Guru Cai Li Xu pada tanggal 18
Februari 2005 (Episode 14)
Teman-teman sekalian, halo semuanya! Kita tadi pagi membahas bahwa untuk menasihati
orang lain ada prasyarat, niscaya harus memenangkan kepercayaan pihak lain
terlebih dahulu. Andai kurang kepercayaan, mungkin saat Anda menasihatinya, dia
akan salah paham terhadap Anda, apakah Anda tidak senang melihatnya? Apakah
sedang memfitnahnya? Jadi harus terlebih dahulu ada kepercayaan. Bagaimana cara
memenangkan kepercayaan dari kerabat dan teman? Kepercayaan ini jelas bukan
datang dengan sendirinya, mesti melalui kepedulian dan sumbangsih kita yang tulus
barulah akan terbina kepercayaan. Juga
ada beberapa teman yang sangat antusias, suka membantu
orang lain, tetapi sangat banyak teman saat melihatnya akan cepat-cepat
melarikan diri, merasa bahwa dia sangat menjengkelkan dan sangat bertele-tele. Lalu akan berkata
kepadanya: Saya mohon, Anda jangan merawat saya lagi. Ada tidak orang seperti
itu? Ada! Berbuat sampai setengah mati, malah dijelekkan orang lain setengah mati, ada orang seperti itu,
karena kepedulian dan sumbangsihnya tidak membidik kebutuhan orang lain. Oleh
karena itu, kita harus pandai dalam mencermati kebutuhan orang
lain, untuk kemudian bersumbangsih, dan secara alami
dapat memenangkan kepercayaan, lalu pada kesempatan yang sesuai, apa yang kita katakan akan sangat mampu
diterimanya.
Mari kita lihat, misalnya dalam hubungan antara ayah
dan anak, ketika ayahmu sangat percaya kepadamu. Beliau mungkin mempunyai
beberapa anak, namun sangat percaya kepada perkataan salah satunya, mungkin
saja karena anak tersebutlah yang membuatnya paling lapang hati, paling berbakti kepadanya, jadi telah memenangkan
kepercayaan dari ayahnya. Karena juga sering pada saat ayah memerlukannya, ia pun akan berdedikasi penuh dalam menunaikan tugas pokoknya sebagai anak. Selanjutnya, dalam hubungan antara atasan dan bawahan, atasan paling membutuhkan apa? Paling membutuhkan kita untuk
membantunya menanggung beberapa pekerjaan. Kita pun dapat melaksanakannya dengan diam-diam, lalu setiap
kali melaksanakan dapat membuatnya lapang hati, jadi itu juga membidik kebutuhannya dalam bersumbangsih, maka dia akan sangat
memercayai kita. Selanjutnya, hubungan antara suami dan istri juga, andaikata
istri di rumah dapat merapikan rumah dengan
baik, kemudian juga mendidik anaknya dengan baik, agar suami tidak ada kerisauan akan konsekuensi
mendatang. Jadi ia secara alami akan sangat percaya kepada
istrinya, maka apa yang dikatakan
istrinya dengan sendirinya akan diambil berat.
Menantu yang menikah ke
rumah suami, mulai kapan boleh memberikan nasihat? Kapan boleh menasihati sang
suami, bahkan kerabat suami yang ada di rumah? Boleh tidak hari
pertama menikah sudah memulainya, sini tidak bagus, sana juga tidak bagus,
boleh tidak seperti itu? Andai sekali sampai ke sana pun menyalahkan sana sini,
sini perlu diperbaiki, sana perlu diperbaiki, maka akan ada konsekuensi apa? Pasti
akan membuat anggota keluarga suami sangat mengucilkan kita, karena baru saja
menikah ke sana, masih belum terbina kepercayaan yang mendalam. Jadi kita
harus menuruti watak manusiawi, harus mengasihi perasaan orang lain. Paman Lu pernah mengatakan
kepada saya, sampai di lingkungan baru pasti harus banyak melihat, melihat apa?
Melihat apa kebutuhan orang lain, dan bersumbangsih; banyak mendengarkan, coba mendengarkan,
mendengarkan apa kebutuhan orang lain, adakalanya juga akan terdengar beberapa
tabu, yang tidak berkenan dibahas oleh orang
lain, kita terlebih dahulu harus menghindarinya, mampu terdengar kebutuhan, terdengar tabu; banyak melihat, banyak mendengar, kurangi
bicara dan kurangi berpendapat. Kita sampai di
sebuah perusahaan baru, bukankah juga seharusnya banyak melihat, banyak
mendengar, dan kurangi bicara! Saat Anda berbuat banyak dan berbicara sedikit, pengelola Anda, atasan Anda akan sangat mengandalkan Anda, sampai waktunya pendapat Anda akan sangat dia pentingkan. Jadi semua hakikat adalah saling bertautan, semuanya dapat berlaku.
Kita sebagai menantu, juga
harus dapat mencermati, kapan seharusnya memainkan peran tertentu. Saya
mempelajari pemahaman ini dari ibu saya, saat ibu saya menikah kemari,
adik-adik iparnya masih sedang sekolah. Saat beliau ingin
menikah, kakek saya dengan sekuat tenaga menasihatinya untuk mundur, kakek juga sangat hebat, beliau pun mulai menganalisis, beliau bilang: Kamu coba pikirkan bahwa yang menikahimu adalah putra sulung, lalu
adik laki-laki dan perempuannya masih sedang sekolah, lalu mertuamu, andai kamu menikah ke sana, mertuamu hanya seorang nelayan,
pendapatannya tidak stabil, jadi kamu menikah ke sana pasti sangat lelah. Ibuku
pun berkata: Saya masih tetap
akan menikah. Mengapa? Karena beliau merasa ayah saya sangat berbakti, orang
yang berbakti barulah ada integritas kasih, barulah ada integritas hakikat, jadi melihat segerombolan orang kaya pun tidak mau, malah memilih seorang
pemuda miskin. Alhasil pun menikah dengan
ayahku, dan sungguh sangat bersusah payah.
Setelah menikah ke sana, gaji dari mengajarnya pun
digunakan untuk rumah tangga, masih harus membiayai sekolah adik-adik iparnya.
Teman-teman sekalian, andaikan itu putri Anda, Anda mau tidak menikahkannya? Oleh karena itu, yang pertama kita harus berwawasan, wawasannya harus jauh, tahu
bahwa anak berbakti,
keluarga yang mewarisi hakikat bakti, di kemudian
hari pasti akan berkembang makmur. Selanjutnya, orang
Tiongkok mengatakan berani
rugi adalah berkah, saat Anda rela untuk rugi, maka
akan memenangkan rasa hormat dan kekaguman orang lain terhadap Anda. Keluarga
ibu saya masih tergolong
mampu, menikah kemari masih tahu untuk demikian bersumbangsih, jadi adik-adik iparnya sangat kagum terhadapnya,
para paman saya terhadap ibu saya juga sangat baik. Dan situasi keluarga pun perlahan mulai membaik,
karena seorang yang berbakti terhadap keluarganya pasti ada rasa tanggung
jawab. Ibu saya menikah ke dalam
keluarga kami hampir dua puluhan tahun, beliau barulah mulai apa? Buka mulut; saat kepercayaan telah mencapai tingkat tertentu, maka buka mulut akan punya kekuatan yang sangat besar.
Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan dengan matang, jangan terlalu
tergesa-gesa, adakalanya ingin cepat malah tidak
tercapai. Dan memberikan saran kepada orang lain, Anda jangan awalnya tidak ada
saran, sekali memberi saran langsung lima atau enam poin, begitu juga tidak
baik. Maka kadang-kadang kita memberi satu saran, alhasil meskipun mereka tidak
mengikutinya, lalu hasilnya sama dengan verifikasi Anda: Yang Anda katakan
sangatlah akurat! Secara
perlahan-lahan kepercayaan tersebut akan semakin lama
semakin tinggi.
Jadi hubungan antara ayah dan anak, antara atasan dan
bawahan, antara suami dan istri semuanya perlu terbina dari kepercayaan dan sumbangsih. Selanjutnya, antarsaudara juga demikian, Anda semakin merawat saudaramu, saudaramu pun semakin memercayaimu. Yang terakhir antarteman, teman adalah
yang tidak berhubungan darah, ini semuanya harus melalui interaksi yang lama, bak pepatah bahwa lamanya waktu akan tampak hati seseorang, barulah
benar-benar memenangkan kepercayaan dari teman, sehingga mementingkan nasihat kita
terhadapnya.
Sangat banyak filsuf kudus kita dari Tiongkok kuno telah membuat pertunjukan yang sangat baik, teman-teman sekalian, coba Anda pikir-pikir, siapa yang tingkat keberhasilan dalam menasihati orang lain melebihi lima puluh
persen coba tunjuk tangannya?
Tidak banyak! Apakah Anda menyadari bahwa orang
sekarang susah dinasihati? Ya! "Jika tidak diajar, nalurinya akan bergeser", alasan pertama adalah orang nyata-nyata
tidak menerima petuah orang kudus dan bijak, dari sudut pandang yang lain
adalah hati kita sekarang terlalu terburu-buru, jadi ketika menasihati orang, adakalanya pada sikap dan metodenya tidak dikuasai dengan baik.
Pada masa awal Dinasti Tang, saat itu masih belum terhitung Dinasti Tang, kebetulan di zaman antara Dinasti Sui
dan Tang. Ayah Tang Taizong bernama Li Yuan, beliau membawa bala tentaranya menaklukkan selatan dan memerangi utara, tentu saja Li Shimin pun mengikuti di sampingnya. Suatu kali Li Yuan
memutuskan untuk membawa bala tentaranya untuk
menjalani rute ini, Tang Taizong sekali melihatnya, rute ini berkemungkinan
besar akan bertemu sergapan dari tentara musuh, akan tersapu bersih seluruh tentaranya. Oleh
karena itu, Li Shimin pun terus menasihati ayahnya untuk tidak mengambil jalan yang satu
ini, tetapi ayahnya tidak mendengarkannya. Alhasil pagi hari itu saat akan
berangkat, tiba-tiba di luar tenda terdengar ada orang yang menangis
tersedu-sedu, Li Yuan sangat aneh, mengapa ada seorang pria dewasa yang menangis
tersedu-sedu di sana? Li Yuan pun berjalan keluar, melihat Li Shimin duduk di
tanah sambil menangis tersedu-sedu. Lalu Li Shimin pun berkata "Ayah, kalau pergi seperti ini pasti
akan membuat seluruh tentara tersapu bersih", beliau semakin omong semakin keras tangisannya. Di dalam《Di Zi Gui》menyebutkan "disertai dengan tangisan, walaupun dipukul tidak dendam", "disertai dengan tangisan" ini yakni yang dipertunjukkan oleh Kaisar Taizong Li Shimin. Ayahnya sekali lihat, anak ini
benar-benar langka, bersikeras ingin menasihatinya, lalu pun benar-benar mengubah rute, sehingga tentaranya tidak
sampai terjadi musibah.
Jadi teman-teman sekalian,
rasa bakti seorang anak telah menyelamatkan apa? Sebuah bala tentara. Andaikan
bala tentara ini tidak terselamatkan, kelanjutan dinasti Tiongkok akan
bagaimana? Teman-teman sekalian, adakah Anda merasa bahwa hidup benar-benar harus
sangat waswas, awalnya berbeda mili dan santi, namun hasilnya berjarak kilo dan mil, betul! Kalau tidak sekarang coba Anda ingat kembali, beberapa dekade ini, andaikan di salah satu kunci Anda membuat pilihan yang salah, maka sekarang kita tidak akan ada berkah demikian, bisa di sini mendengarkan petuah orang kudus dan bijak tanpa kerisauan akan konsekuensi mendatang. Oleh karena itu,
orang harus selalu waswas, juga harus selalu
bersyukur, karena selama proses ini, juga ada sangat banyak kerabat dan teman yang memberikan kita peringatan, bimbingan, nasihat yang sangat penting. Ini adalah anak menasihati ayah.
Tentu saja juga ada ayah menasihati anak, ayah menasihati anak sebagian besar adalah saat anak telah
dewasa, juga tidak nyaman untuk berteriak keras kepadanya. Tetapi saat kecil, kita bisa menegurnya dengan perkataan keras nan benar. Setelah dewasa cenderung jaga gengsi, Anda langsung memarahinya di depan orang lain, ia mungkin selain tidak
dapat menerima bahkan akan mendendam di dalam hati. Ada
seorang remaja yang berumur enam belas tahun, dia kebetulan menyetir mobil dan
membawa ayahnya sampai di sebuah tempat rekreasi, lalu menurunkan ayahnya di
sana. Setelah itu berjanjian dengan
ayahnya untuk bertemu di sini jam empat sore, ia pun membawa mobil ke sebuah SPBU untuk mengisi minyak. Sampai di SPBU, ia merasa waktu masih ada beberapa
jam, jadi ia berpikir untuk pergi ke bioskop di sebelah untuk
menonton film, kemudian baru kembali ke SPBU, lalu bergegas kembali untuk menjemput ayahnya. Alhasil
setelah menonton bagaimana? Melupakan waktu, setelah menyadarinya, telah tertunda selama satu jam lebih. Dia dengan cepat berlari ke SPBU, dan membawa mobil ke tempat di mana ia berjanji temu dengan ayahnya.
Alhasil ia berpikir dalam
hatinya, ayah pasti akan memarahinya, jadi ia pun memikirkan sebuah alasan,
bilang kepada ayahnya bahwa karena mobil mogok jadi dibawa untuk diperbaiki. Kita tidak boleh
menyalahkannya, karena dia tidak pernah mempelajari《Di Zi Gui》, "jika masih
disamarkan, akan menambah kesalahan lagi", "salah tidak disengaja, namanya adalah kekhilafan",
sekarang ialah "salah yang disengaja" maka
itu "namanya adalah kejahatan". Dia pikir dia sangat pintar, kemudian saat bertemu ayahnya maka mulai berkata
kepadanya: Ayah, karena mobil mogok, jadi barulah datang terlambat. Ayahnya
berkata: Mengapa kamu menipu saya? Dia masih tidak menyerah, ia bilang: Ayah,
apa yang saya katakan adalah benar. Ayahnya
melanjutkan berkata: Saya telah menelepon ke SPBU tersebut, mereka memberitahu saya bahwa mobilmu terus berada di sana. Alhasil kebohongannya itu terungkap, maka merasa sangat bersalah.
Ayahnya melanjutkan
berkata: Saya sangat gusar, saya bukan gusar dengan kamu, saya gusar dengan
diri saya sendiri. Ayahnya berkata: Anak yang saya didik selama enam belas
tahun, tak disangka akan karena takut saya menegurnya maka menipuku, ini karena
saya tidak pandai mendidik anak, jadi saya seharusnya tinjau diri baik-baik,
perjalanan ini akan saya tempuh dengan kaki sendiri. Jarak dari rumah
mereka delapan belas mil, satu jam kira-kira baru menempuh empat atau lima mil,
ayahnya pun benar-benar selangkah demi selangkah berjalan pulang. Sang anak
mengemudi mobil mengikuti ayahnya dari belakang, anak tersebut berkata bahwa
ini adalah jalan paling menyiksa yang pernah ditempuh selama hidupnya, tetapi
juga merupakan sebuah pelajaran terbaik yang didapat seumur hidupnya. Anak
tersebut berkata bahwa sejak kejadian itu sampai sekarang, dia tidak pernah
lagi berbohong. Oleh karena itu, ayah tersebut telah menggunakan moralnya,
menggunakan rasa bersalahnya untuk membangkitkan rasa bersalah anaknya. Ini
juga merupakan ayah menasihati anak.
Jadi kita dalam menasihati, selain harus memiliki
ketulusan, iktikad, dan niat bajik, juga harus memiliki metode yang sangat cerdas.
Selanjutnya, hubungan antara atasan dan bawahan, kita
juga harus menasihati, sebagai pejabat punya tanggung jawab untuk menasihati rajanya. Berbicara soal menasihati, kita pasti akan terpikir menteri
yang mana? Wei Zheng dari Dinasti Tang. Wei Zheng sebenarnya adalah seorang,
saya rasa mungkin adalah orang yang sangat kocak. Saat beliau mulai melayani
Kaisar Taizong, perkataan beliau pun
diutarakan di muka, sangat memiliki seni dalam berbahasa. Beliau pun
mengatakan kepada Kaisar Taizong: Kaisar, saya tidak ingin menjadi pejabat
setia, saya ingin menjadi pejabat baik. Kaisar Taizong setelah mendengarkan
merasa sangat heran, mengapa tidak ingin menjadi pejabat setia dan ingin
menjadi pejabat baik? Wei Zheng lalu berkata: Karena menjadi pejabat setia bakalan dipenggal kepalanya, menjadi pejabat baik baru tidak
akan kehilangan nyawa. Kaisar Taizong
sekali dengar maka tertawa terbahak-bahak. Sebenarnya Kaisar Taizong adalah seorang yang pintar, saat beliau tertawa di sana beliau akan berpikir: Pejabat setia biasanya dibunuh oleh siapa? Dibunuh oleh pemimpin tirani; andaikan saya
membunuhnya, maka saya pun menjadi apa? Menjadi pemimpin tirani dalam sejarah! Oleh karena itu, pernyataan Wei Zheng tersebut sebenarnya telah membuat nyawa dirinya sendiri dapat dipertahankan terlebih dahulu.
Wei Zheng juga sering pada saat Kaisar Taizong
mempunyai beberapa kekhilafan, pun berbicara terus terang dan lugas, beliau juga sering mengingatkan Kaisar Taizong,
"air dapat membawa perahu, juga dapat membalikkan perahu", rakyat dapat menjunjung Anda, menyukseskan pencapaian Anda, ketika Anda
tidak menghargai rakyat, mereka sama halnya dapat menggulingkan Anda. Oleh karena itu, Kaisar
Taizong juga selalu penuh rasa waspada dalam mengurus negara. Suatu kali Wei Zheng menasihati dengan
sangat intens, membuat Kaisar Taizong emosi setengah mati, dan kemudian penuh emosi berjalan pulang ke mahligainya, sambil jalan sambil berteriak, "Kurang ajar,
saya pasti harus membunuhnya", dengan penuh emosi tersebut kembali ke mahligainya. Sang permaisuri pun melihatnya, tampak beliau emosi setengah mati, permaisuri berpikir dalam hati hanya siapa yang mampu melakukannya? Hanya Wei Zheng yang dapat
melakukannya. Maka permaisuri segera mengganti
pakaian yang sangat bermartabat, pakaian yang sangat formal, setelah
mengenakannya pun berjalan ke depan
Kaisar Taizong, maka berlutut di hadapannya seraya berkata: Selamat kepada Kaisar! Tahniah kepada
Kaisar! Kaisar Taizong yang tadinya emosi setengah mati, terhadap kelakuan permaisuri ini merasa heran bukan kepalang. Kemudian permaisuri berkata: Kaisar, pasti muncul seorang pemimpin yang bijaksana, muncul raja bijaksana dan pemimpin kudus barulah pejabatnya berani berbicara demikian terus terang dan lugas. Alhasil Kaisar
Taizong sekali mendengarnya pun mengganti keberangan menjadi sukacita: Jadi saya adalah
pemimpin bijaksana! Oleh karena itu,
seorang istri memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap suaminya, andaikan saat itu permaisuri masih melontarkan beberapa fitnah terhadap Wei
Zheng, saya pikir "Era Kemakmuran Zhenguan" mungkin harus ditulis
ulang.
Jadi kemakmuran sebuah keluarga, kemakmuran sebuah
dinasti, niscaya adalah sumbangsih dari sangat banyak
orang, partisipasi sangat banyak orang barulah dapat tercapai. Saat kita memahami poin ini, maka saat punya
hal-hal yang berprestasi dalam hidup, niscaya jasa tersebut hars dibalas kepada semua pihak,
pastinya adalah tekad khalayak barulah dapat membentuk benteng. Oleh karena itu, Kaisar Taizong tidak hanya memiliki
Wei Zheng, masih ada permaisuri di sampingnya,
serta bantuan dari begitu banyak orang yang berbudi luhur.
Kemudian Wei Zheng pun wafat, Kaisar Taizong menangis
dengan sangat sedih, beliau berkata: Saya punya tiga cermin (zaman dahulu
semuanya adalah cermin perunggu), "dengan bercermin dari perunggu, dapat
merapikan pakaian dan topi", dapat mengenakan pakaian dan topinya dengan
baik, "dengan bercermin dari sejarah", menggunakan sejarah untuk mengamati kebijakan pemerintahannya, "dapat mengetahui kemakmuran dan keruntuhan", bertindak bagaimana baru dapat membuat
dinastinya makmur, dan bertindak bagaimana bakalan membuat dinastinya runtuh, beliau dapat mengamatinya dari sejarah; "dengan bercermin dari
manusia", mempekerjakan pejabat yang berbudi mulia untuk menasihatinya, "dapat mengerti kelebihan
dan kekurangan", dapat memahami kelebihan dan kekurangan semua kebijakan
yang diambilnya, untuk kemudian memperbaikinya. Kaisar Taizong mengatakan bahwa
beliau memiliki tiga cermin, dan sekarang telah rusak satu buah, yakni Wei
Zheng telah wafat. Dari sini kita juga bisa melihat bahwa seorang pemimpin yang bijaksana pasti sangat
menghargai dan mencintai yang berbakat, barulah beliau mampu memenangkan
kepercayaan dari para pejabat terhadapnya.
Dalam mengurus negara harus demikian, sekarang mengurus perusahaan juga harus demikian. Jadi teman-teman sekalian, sekarang dunia kewiraswastaan sangat menekankan ilmu manajemen, sebenarnya di dalam《Empat Buku》ada ilmu manajemen tidak? Ada! Bahkan semuanya merupakan ilmu manajemen yang sangat terperinci, yakni pedoman ditetapkan
maka uraian berkembang. Mari kita berpikir, di dalam《Tengah dan Lumrah》menyebutkan,
"dalam mengatur dunia dan negara ada sembilan syarat", ada sembilan metode yang baik untuk mengurus dunia, yang pertama "yakni membina diri",
yang kedua "yakni menyegani yang bijak". Dalam menuntut ilmu harus inisiatif, jadi saya
hanya membahas tentang tiga poin, yang lainnya teman-teman sekalian pergi baca《Tengah dan Lumrah》. "Yakni menyayangi keluarga, yakni menghormati
pejabat besar, yakni mengasihi para menteri, yakni
memputrakan rakyat jelata, yakni mendatangkan
banyak tukang, yakni menenangkan orang asing, yakni memedulikan para pemimpin", sembilan metode ini, sebenarnya
digunakan pada masa kini pasti akan
membuat perusahaan Anda berkembang dengan subur.
Yang pertama niscaya harus
"membina diri", sendiri benar-benar memiliki moral barulah dapat
memenangkan orang yang benar-benar baik untuk bekerja sama denganmu, asalkan
ada orang maka tidak usah takut tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik,
jadi di dalam《Pembelajaran Akbar》juga mengingatkan kita bahwa "ada moral barulah ada insan".
Orang kaya sekarang belum tentu dapat menemukan orang berbakat, sekarang sangat
banyak orang kaya baru, namun saat ia ingin mencari karyawan pun tidak bisa
mendapatkan yang unggul. Tetapi asalkan kita sendiri memiliki moral, bagai
ungkapan "barang berlonggok mengikuti jenis, orang berhimpun mengikuti
kawanan", secara alami moralmu akan menarik insan yang bercita-cita luhur
untuk kemari. Jadi akarnya masih pada pembinaan diri.
Yang kedua "menyegani
yang bijak", menghormati orang yang bijak, secara alami akan ada lebih
banyak filsuf bijak untuk datang mengabdi, karena orang yang benar-benar bijak
bukanlah dapat direkrut dengan uang. Harus menggunakan apa untuk dapat merekrutnya? Apakah Kongming (Zhuge Liang) direkrut dengan menggunakan uang? Apa sebab dari "tiga kunjungan ke pondok jerami"?
Ketulusan hati; apa lagi? Rasa hormat, kita hormat terhadap orang yang berbudi luhur, beliau pun sangat berkenan untuk kemari. Selain ketulusan
hati, rasa hormat, masih ada satu lagi, harus punya hati untuk melayani segenap rakyat, barulah dapat mempekerjakan orang-orang tersebut. Tadi kita membahas bahwa
Kaisar Taizong yang begitu menghargai Wei Zheng, niscaya akan membuat lebih banyak orang terpelajar untuk bersetia kepadanya, ini adalah menyegani yang bijak. Andaikan
hari ini yang sebagai bos tidak menyegani yang bijak, dan masih cemburu
terhadap banyak sekali bawahan yang sangat berkemampuan kerja, bahkan masih menyenangi nafsu berahi, biarpun dia sekarang bagai mentari di posisi klimaks,
cepat atau lambat akan terpuruk. Jadi saat
seseorang menyegani yang bijak maka mampu "mengusir fitnah menjauhi cabul", mengusir pemfitnahan dan menjauhi nafsu berahi.
Yang ketiga, "yakni menyayangi keluarga",
"keluarga" ini menunjukkan orang tua dan sanak
saudaranya. Ketika seorang pemimpin ia terlebih dahulu dapat melaksanakan hakikat bakti, niscaya akan mampu memengaruhi karyawan dan
rakyatnya dengan moralnya tersebut. Di Tiongkok ada sebuah perusahan, yang tadinya telah rugi tujuh sampai delapan ratus
juta RMB, telah rugi begitu banyak, sangat banyak perusahaan mungkin tidak
dapat bangkit kembali, namun beliau tetap bersikeras untuk terus berupaya. Selama proses berupaya tersebut, perusahaan mereka ini memiliki tradisi
keluarga yang sangat baik, yakni saat setiap festival penting, direktur utamanya pasti akan membawa anak dan cucunya
sendiri untuk sembahyang kepada almarhumah ibunya, jadi keluarga ini
memiliki tradisi berhakikat bakti. Lalu terhadap
pelatihan karyawannya beliau juga sangat berusaha, ini adalah menganggap karyawan sebagai anggota keluarga, dan mereka
menggunakan《Di Zi Gui》untuk melatih
karyawan.
Menggunakan《Di Zi Gui》untuk melatih
karyawannya, ini sangat langka! Kewiraswastaan dan perdagangan pada umumnya, melatih karyawannya dengan pelatihan apa? Bagaimana
memasarkan barang, bukan? Tetapi beliau malah menggunakan《Di Zi Gui》untuk melatih
karyawan, menandakan beliau berharap karyawan yang bekerja di sini dapat
berkembang, dapat benar-benar belajar bertingkah laku dan melakukan hal. Di
kemudian hari biarpun mereka telah pergi, beliau juga merasa tidak mengecewakan karyawan tersebut. Dengan ada hakikat baktinya tersebut, juga ada rasa peduli dan niat memupuk terhadap bawahannya tersebut, jadi beliau kini pun sudah dari rugi tujuh sampai delapan ratus juta RMB,
sampai sekarang perusahaannya berkembang dengan sangat pesat, juga sangat berhasil. Jadi memang benar bahwa hakikat yang diajarkan oleh
nenek moyang kita, pasti tidak akan pernah berubah karena waktu dan ruang. Lalu mengapa sangat banyak perusahaan tidak dapat bertahan lama? Karena dia tidak kembali ke sikap mendasar dalam bertingkah laku, banyak sekali orang yang
setelah tumbang, masih tidak tahu
mengapa mereka sendiri bisa tumbang.
Tadi kita dari Kaisar Taizong yang tahu menerima
nasihat dari bawahan dan pejabat terhadapnya,
menandakan beliau menyegani yang bijak. Kita dari ucapan dan perilaku seorang pemimpin kudus, juga dapat mempelajari bahwa mengapa beliau bisa begitu berhasil! Saat kita telah mengetahuinya, maka sikap-sikap
tersebut harus diapakan? Setelah mendengarkan kisah Kaisar Taizong, setelah mendengarkan kisah Wei Zheng harus bagaimana? Drama
dalam hidup kita ini pemeran utamanya siapa? Kita sendiri! Jadi selama proses kita mendengar cerita, siapakah Kaisar Taizong? Saya adalah Kaisar
Taizong. Harus ada sikap untuk mempelajari keunggulannya tersebut, jika tidak setelah mendengarkan, Min
Ziqian adalah Min Ziqian, Zilu adalah Zilu, maka bukankah telah sia-sia
mendengarkannya?
Jadi ada seorang guru yang
perkembangannya luar biasa pesat, suatu hari beliau berkata kepada guru yang
lain, beliau berkata: Saya merasa saat Guru Cai mengajar, setiap katanya seperti
memarahiku. Apakah saya tampaknya seperti yang bisa memarahi orang? Tetapi dari
pernyataannya tersebut telah ditunjukkan keluar, mengapa kemajuannya demikian
luar biasa cepat? Karena beliau selalu melihat yang baik maka akan mengingatkan diri untuk meneladaninya,
mendengarkan yang tidak baik langsung bagaimana? "Melihat
keburukan orang, segera introspeksi
diri", seolah-olah merasa semuanya seperti sedang mengatakanku, ini namanya piawai dalam belajar. Oleh karena itu, sama-sama mendengar
pelajaran begitu banyak, yang didapat oleh setiap orang tidaklah sama, maka piawai dalam mempelajari sangatlah penting. Ini adalah Dinasti Tang.
Pada masa pemerintahan Kaisar
Wu dari Han, masa pemerintahan tersebut juga merupakan suatu dinasti yang pemerintahan sipil dan militernya berkembang lumayan makmur. Namun pada masa akhir pemerintahan Kaisar Wu tersebut terjadi sebuah
peristiwa yang sangat malang, namanya
"Pemberontakan Sihir". Yakni ada orang yang menuduh putra mahkota dan permaisuri, mereka memakai beberapa ilmu sihir untuk menjebak orang lain, serta menguburkannya di dalam tanah, sebenarnya ingin
mengambinghitamkan permaisuri dan putra mahkota.
Akhirnya putra mahkota merasa situasi tersebut tidak baik, maka mengerahkan tentara untuk membunuh
orang-orang yang menyihir tersebut, membunuh dukun-dukun klenik yang telah menipu kaisar. Namun berhubung tindakan ini, Kaisar Wu dari Han malah berpikir
bahwa putra mahkota akan memberontak, jadi saat itu putra mahkota serta sanak saudaranya seluruhnya
dipenjarakan, sehingga membuat segenap klan Dinasti Han juga sangat kacau balau. Alhasil Kaisar Wu dari Han saat itu kebetulan
sedang emosi berat, maka berkata
asalkan yang ada di dalam penjara seluruhnya harus dibunuh, membunuh sanak
saudara sendiri.
Ada seorang bayi yang baru
saja lahir, ia adalah cicit Kaisar Wu dari Han, yakni Kaisar Xuan dari Han di
kemudian hari, baru sajalah lahir. Saat itu ada seorang pejabat besar bernama
Bing Ji, beliau juga bertanggung jawab terhadap hal tersebut, yakni pengadilan
atas pemberontakan sihir ini, namun beliau pun tidak berkenan menyerahkan Kaisar
Xuan keluar. Kaisar Wu telah mengutus orang untuk memintanya, Bing Ji meskipun
tahu bahwa Kaisar Wu sedang emosi berat, tetapi beliau juga sangat bersemangat
positif, beliau pun menjawab: Orang yang tidak bersalah, kita pun tidak patut
membunuhnya, apalagi orang tersebut masih merupakan anggota keluarga dari
kaisar. Alhasil orang suruhan itu pun membawa pesan tersebut kembali ke Kaisar
Wu dari Han. Kaisar Wu dari Han tiba-tiba sadar, barulah memberikan amnesti
kepada orang-orang yang belum dibunuh tersebut. Jadi Bing Ji mempertaruhkan
nyawanya, karena saat kaisar sedang emosi berat, beliau berkemungkinan besar
akan terlibat ke dalam, bahkan nyawanya sendiri pun tidak dapat dipertahankan.
Jadi beliau mempertaruhkan nyawa untuk menasihati, barulah dapat membuat Kaisar
Wu sadar.
Lalu Kaisar Xuan dari
Han meneruskan takhta, tetapi sejak itu Bing Ji tidak pernah
menyebut lagi peristiwa tersebut.
Oleh karena itu, orang terpelajar zaman dahulu merasa saya berbuat demikian, misalnya "mengorbankan badan demi kemanusiaan, merelakan tubuh demi kebenaran", adalah untuk apa? Niscaya bukan untuk di kemudian hari saya
mendapatkan manfaat atau tidak, namun apakah
mengikuti petuah orang kudus dan
bijak atau tidak, dapat selalu demi rakyat dan negara, dan juga tidak mengecewakan hati nuraninya sendiri. Dari sini kita melihat nasihat bawahan terhadap kaisarnya ataupun pemimpinnya pada masa Dinasti Tang
dan Dinasti Han.
Selanjutnya mari kita
lihat, antara suami dan istri juga harus menasihati, tadi juga menyebutkan,
permaisuri dari Kaisar Taizong juga dengan sangat terampil menasihatinya. Ada
seorang teman yang ingin menasihati suaminya untuk berpantang merokok, bagaimana
menasihati suami untuk berpantang merokok? Ada seorang wanita menyuruh suaminya
untuk tidak merokok, kebetulan suaminya sedang makan bersama beberapa temannya,
ada seorang teman menyodorkan suaminya sebatang rokok, ia segera merebut
rokoknya kemari, berbuat demikian apakah akan berhasil? Hal ini pasti akan
menimbulkan efek berlawanan. Jadi saat kita menasihati harus melihat iktikad,
bukan sejenis pengekangan "Kamu harus mendengarkan saya", itu pasti
akan ada efek berlawanan; iktikadnya pasti harus berpikir agar pihak lain mendapat
manfaat. Selanjutnya kesempatan harus ditangkap dengan tepat, dengan cara
merebut begitu, gengsinya bagaimana? Merasa dipermalukan. Oleh karena itu,
harus mempertimbangkan sikap dan mempertimbangkan metode.
Ada satu lagi yang
menasihati suaminya berpantang merokok pun bukan dengan cara begitu, ia berkata
kepada suaminya: Bang, Anda lihat anak-anak kami masih kecil, mereka semuanya
begitu comel, kesehatan Anda barulah andalan kami seumur hidup. Bukan pria saja
yang memberi rayuan manis ada efeknya, wanita mengatakannya juga sangat
efektif, suaminya tiba-tiba akan merasa "Saya sangat penting"! Jadi
memakai perkataan yang lembut tersebut untuk menasihati suaminya berpantang.
Tidak hanya menasihati suaminya berpantang, tetapi juga memberitahu metodenya,
maka membeli sangat banyak kuaci, dan berkata kepada suaminya "Bila Anda
sangat ingin merokok maka cepat-cepat makan kuaci", masih memberitahunya
metode. Lalu menggerogoti kuaci selama beberapa waktu, kemudian menghadapi
tataran tertentu, akhirnya merokok kembali, pertama kalinya tidak berhasil.
Yang kedua kali tidak sayang biaya besar, ganti menjadi cokelat, saat ingin
merokok maka makan cokelat. Alhasil kedua kalinya juga bertahan beberapa waktu,
lumayan efektif.
Tiba-tiba ada seorang
teman datang mengunjungi suaminya, sekali duduk, temannya ini segera mengambil
sebatang rokok dan disodorkan kepada suaminya. Pada saat tersebut andaikan Anda
adalah istrinya harus bagaimana? Dalam keadaan panik, istrinya pun berjalan kemari, juga "ramahkan
tampang saya, lembutkan suara saya", maka ia pun berkata kepada teman
suaminya: Anda harus banyak pengertian terhadap saya, saya telah
berbuat agar suamiku berpantang merokok, pertama kalinya membeli kuaci untuknya, menggerogoti untuk waktu yang sangat lama; akhirnya cara ini gagal,
kemudian membelinya sangat banyak cokelat, saya
telah menghabiskan begitu banyak uang, jika nanti masih tidak berhasil dipantangi, saya tidak tahu harus menghabiskan waktu berapa
lama, semangat berapa banyak lagi, mohonlah! Mohonlah! Andaikan Anda teman suaminya, apakah Anda masih akan
menyodorkannya? Jadi menggunakan perkataan yang lembut dalam menasihati orang untuk mundur, gengsi
suaminya bagaimana? Juga terselamatkan. Jadi benar-benar, kita selain harus memiliki sebuah niat, harus ada kemahiran akan watak manusiawi, menggunakan beberapa metode yang baik untuk menasihati. Tidak boleh orang lain
tidak mendengarkan, kita pun berang karena kesal dan malu, bertindak impulsif, maka hidup akan semakin dijalani semakin banyak penyesalan serta
keluhan. Oleh karena itu, kita dalam menasihati orang juga perlu senantiasa mencermati kesempatan dan metodenya.
Pada zaman Dinasti Zhou ada seorang raja bernama
Adipati Zhuang dari Zheng, beliau kebetulan ada konflik dengan adiknya, karena ibunya lebih memanjakan adiknya,
bahkan masih mendukung adiknya dengan sangat banyak
kekuatan, sehingga membuat adiknya bangkit untuk menentangnya. Jadi Adipati Zhuang dari Zheng
sangat gusar terhadap ibunya,
dalam keadaan emosi maka mengeluarkan sebuah pernyataan, beliau berkata
"Saya dan ibu saya tidak akan bertemu lagi selain di alam baka". Apa artinya?
Seumur hidup ini bagaimanapun tidak akan lagi menemui ibunya. Adipati Zhuang
dari Zheng selesai mengucapkan perkataan tersebut, bagaimana? Anda
rasa beliau akan bagaimana? Apakah beliau akan merasa sangat nikmat? Sebenarnya saat orang mengucapkan perkataan emosi, selesai mengucapkannya pun akan sangat menyesal, karena tidak dapat
ditarik kembali. Lagi pula beliau adalah raja dari sebuah negara, raja dari sebuah negara satu ucapan besar pengaruhnya, perkataannya harus dapat
dipegang, alhasil kemudian benar-benar pun tidak lagi bertemu dengan ibunya.
Kita harus ingat, antarmanusia, jalinan-jalinan tersebut harus dijalani
dengan baik, "jangan karena kerenggangan kecil menjauhi keluarga terdekat, jangan karena
dendam baru melupakan budi lama", jangan
karena kerengganngan yang kecil maka
menjauhi anggota keluarga kita yang paling dekat, jangan karena pergesekan yang baru maka melupakan budi puluhan tahun, berbuat demikian sangat memotong berkahnya sendiri, sebenarnya berbuat demikian
mencelakai diri sendiri, juga menyakiti hati orang lain. Orang jangan begitu bego, kita jangan melakukan hal-hal yang merugikan orang serta tidak menguntungkan sendiri, sebenarnya merugikan orang dijamin tidak menguntungkan diri, ini adalah kebenaran!
Situasi Adipati Zhuang dari Zheng tersebut, salah
satu pejabat melihatnya, pejabat ini adalah seorang anak berbakti yang bernama Ying Kaoshu. Teman-teman sekalian, seorang anak berbakti melihat rajanya begitu terhadap
ibunya, beliau akan melakukan apa? Menasihati! Karena seorang anak berbakti
pasti dapat ikut merasakan jerih payah dari seorang ibu. Ketika ibu dari orang
lain tidak bisa mendapatkan perawatan dari anak mereka, hati mereka akan
bagaimana? Juga akan sangat merana, beliau dapat ikut
merasakannya. Di dalam《Kitab Bakti》menyebutkan,
"mengajar dengan bakti, sehingga menghormati semua
orang di dunia yang berstatus
ayah", seseorang yang benar-benar mempunyai rasa bakti, beliau akan
menghormati semua orang tua di dunia. Dan saya pikir, Ying Kaoshu ini tidak
hanya memikirkan ibunya Adipati Zhuang dari Zheng, beliau masih mempertimbangkan suatu dampak yang lebih mendalam dan jauh, yakni saat seorang raja pun tidak berbakti kepada
ibunya, akan menyebabkan masalah apa yang
lebih serius? Betul, segenap rakyat akan berkata: Raja saja tidak berbakti kepada ibunya, untuk apa menyuruh saya untuk berbakti! Maka
tradisi segenap bangsa berkemungkinan besar akan mulai memburuk dalam sekejap.
Jadi sebagai seorang bawahan, beliau merasa itu
adalah tangggung jawabnya, harus
cepat-cepat menasihati, namun harus menasihati hingga Adipati Zhuang dari Zheng puas hati dan menerima.
Oleh karena itu, suatu hari Ying Kaoshu pun mengambil
hadiah yang sangat baik untuk dipersembahkan kepada Adipati Zhuang dari Zheng.
Karena etiket saat itu, asalkan pejabat mempersembahkan barang kepada
raja, raja pasti harus membalasnya, pasti harus menjamunya makan, jadi Ying
Kaoshu telah memperhitungkan, berdeduksi di atas piringan
pasir, pasti akan mengundang saya untuk makan. Selama proses perjamuan tersebut, Ying Kaoshu pun duduk di sana dan
menempatkan sangat banyak makanan yang
sangat lezat ke sisi lain. Adipati Zhuang dari Zheng semakin lihat semakin
merasa penasaran, beliau berkata: Makanan yang saya anugerahkan kepadamu, mengapa Anda tidak memakannya? Ying Kaoshu pun berkata: Saya dari kecil sampai
besar, semua makanan yang lezat pasti ibu saya yang makan dahulu, saya baru
makan; dan ibu saya tidak pernah memakan makanan yang dianugerahi oleh raja, jadi saya ingin membungkusnya pulang, ibuku makan dan bersisa barulah saya makan. Rasa baktinya tersebut, Adipati Zhuang dari Zheng setelah mendengarkan sangat tersentuh, beliau berkata: Ai...!
Anda masih punya ibu untuk berbakti, daku sekarang
tidak ada lagi ibu untuk berbakti.
Beberapa perkataan
tersebut membangkitkan pula rasa bakti Adipati Zhuang dari Zheng, maka Ying
Kaoshu berkata, beliau bilang raja, Anda pasti dapat langsung berbakti kepada
ibumu, karena saya telah menemukan sebuah tempat, di sana ada sebuah gua menuju
ke bawah tanah, nama tempat tersebut adalah "Alam Baka". Asalkan Anda dan ibu
Anda berjanjian untuk
bertemu di sana, selanjutnya Anda membawanya pulang kembali ke negeri, maka
semuanya serba sempurna. Maka itu,
Adipati Zhuang dari Zheng pun bertemu dengan ibunya di "Alam Baka" ini, lalu mengunakan upacara yang sangat meriah untuk
mengundang ibunya kembali ke ibu kota. Kita dapat membayangkan bahwa saat
ibunya berjalan di jalan raya ibu kota, rakyat yang
melihatnya juga akan bagaimana? Bersorak-sorai sambil menari. Anda lihat, sebuah nasihat Ying Kaoshu mempunyai
dampak yang sangat besar. Yang ini kita membicarakan tentang atasan dan bawahan, tadi membicarakan pula antara suami dan istri.
Selanjutnya kita lihat antarsaudara, tingkat
kesulitan menasihati saudara juga sangat tinggi, karena jarak usia antara saudara lumayan
dekat, bila ingin timbul rasa hormat yang sangat mendalam, kecuali moral Anda
membuatnya sangat kagum. Jika tidak maka saat Anda menasihati sampai setengah,
ia akan bilang: Kamu itu lima puluh
langkah menertawai seratus langkah, kamu juga hampir sama, apa hak kamu
mengataiku? Andai saudara kita berkata demikian, kita harus bagaimana? Pada
waktu itu "saat demikian hening lebih baik daripada bersuara", adakalanya
keheningan, sekali hening bagaikan jutaan guntur, saat Anda hening, semakin ia
berbicara yang kasar, ia akan semakin
bilang semakin merasa bersalah, karena bagaimanapun Anda menasihati dengan niat baik.
Pada zaman Dinasti Ming ada seorang terpelajar
bernama Chen Shien, adiknya itu menganggur dan bermalas-malasan, sering kali tengah malam baru pulang rumah, abang Chen Shien setelah melihatnya sangat gusar, setiap kali melihat adiknya maka memarahinya,
bahkan ingin menghukumnya. Adiknya sudah begitu dewasa, memarahinya seperti itu ada gunanya tidak? Semakin marah semakin tidak
kembali, akan mendapat efek
berlawanan. Jadi kita melakukan hal apa saja harus melihat
bagaimana hasilnya, andaikan efeknya tidak bagus, harus segera memperbaiki
cara dan sikapnya. Maka Chen Shien berkata kepada abangnya: Abang, biarkan saya
yang mencoba! Mulai hari itu, Chen Shien pun berdiri di depan pintu untuk
menunggu adiknya kembali. Alhasil sekali lihat jam sepuluh telah berlalu, jam
sebelas telah berlalu, saat ini sangat penting, kita harus bagaimana? Mampu
menahan emosi. Andai Anda tidak
mampu menahan emosi, mengapa masih belum pulang? Mungkin sekali Anda melihat
adikmu pun akan bagaimana? Emosi akan naik. Jadi tadi kita menyebutkan,
menasihati orang juga sangat penting memenuhi apa? Kesabaran.
Menunggu sampai jam sebelas,
jam dua belas, akhirnya tampak adiknya, dengan segera tidak menunggu adiknya
berjalan ke depan pintu, beliau langsung berlari ke sana memegang tangan
adiknya: Dik, cuaca di luar sangat sejuk, Anda dingin tidak? Kemudian menggenggam
tangan adiknya, sambil berjalan sambil bilang: Perutmu pasti sudah lapar, saya
suruh kakak ipar untuk membuatkanmu semangkuk mi. Membawa adiknya masuk ke
dalam, lalu menggerendel sendiri pintunya dengan baik. Beliau pun bersikeras demikian untuk beberapa
hari, kemudian adiknya perlahan-lahan pun pulang ke rumah semakin lama semakin
awal. Tentu saja saat kehidupan adiknya telah normal, saat itu sang abang harus
maju selangkah lagi untuk memberikan sangat banyak petuah orang kudus dan bijak kepadanya, karena adiknya juga
harus memiliki pandangan hidup yang benar, barulah dia bisa menjalankan
kehidupannya dengan baik. Dan yang paling penting adalah Chen Shien dengan ketulusannya, dengan kepeduliannya, tidak dengan ajaran verbal, namun dengan apa? Dengan keteladanan, beliau telah memenangkan kembali jalinan persaudaraan dengan adiknya tersebut. Oleh karena itu,
ini adalah menasihati antarsaudara.
Pada zaman Dinasti Han ada seorang terpelajar
bernama Zheng Jun, abangnya saat itu menjadi bupati, beliau pun melihat
abangnya sering menerima suap dari orang lain. Hatinya sangat cemas, abangnya
sendiri jika terus menerima suap seperti ini, cepat atau lambat akan terbongkar
kedoknya. Lalu bagaimana menasihatinya? Dia adalah abangmu. Teman-teman sekalian, coba Anda pikirkan, lihat kalian mempunyai cara
yang sama seperti Zheng Jun tidak, kita akan membahasnya di pelajaran
berikutnya, terima kasih semuanya.