Minggu, 28 Juni 2015

Episode 14

Dikutip dan diterjemahkan dari : "Seminar Hidup Bahagia – PenjelasanDi Zi GuiSecara Mendetail" oleh Guru Cai Li Xu pada tanggal 18 Februari 2005 (Episode 14)

Teman-teman sekalian, halo semuanya! Kita tadi pagi membahas bahwa untuk menasihati orang lain ada prasyarat, niscaya harus memenangkan kepercayaan pihak lain terlebih dahulu. Andai kurang kepercayaan, mungkin saat Anda menasihatinya, dia akan salah paham terhadap Anda, apakah Anda tidak senang melihatnya? Apakah sedang memfitnahnya? Jadi harus terlebih dahulu ada kepercayaan. Bagaimana cara memenangkan kepercayaan dari kerabat dan teman? Kepercayaan ini jelas bukan datang dengan sendirinya, mesti melalui kepedulian dan sumbangsih kita yang tulus barulah akan terbina kepercayaan. Juga ada beberapa teman yang sangat antusias, suka membantu orang lain, tetapi sangat banyak teman saat melihatnya akan cepat-cepat melarikan diri, merasa bahwa dia sangat menjengkelkan dan sangat bertele-tele. Lalu akan berkata kepadanya: Saya mohon, Anda jangan merawat saya lagi. Ada tidak orang seperti itu? Ada! Berbuat sampai setengah mati, malah dijelekkan orang lain setengah mati, ada orang seperti itu, karena kepedulian dan sumbangsihnya tidak membidik kebutuhan orang lain. Oleh karena itu, kita harus pandai dalam mencermati kebutuhan orang lain, untuk kemudian bersumbangsih, dan secara alami dapat memenangkan kepercayaan, lalu pada kesempatan yang sesuai, apa yang kita katakan akan sangat mampu diterimanya.
Mari kita lihat, misalnya dalam hubungan antara ayah dan anak, ketika ayahmu sangat percaya kepadamu. Beliau mungkin mempunyai beberapa anak, namun sangat percaya kepada perkataan salah satunya, mungkin saja karena anak tersebutlah yang membuatnya paling lapang hati, paling berbakti kepadanya, jadi telah memenangkan kepercayaan dari ayahnya. Karena juga sering pada saat ayah memerlukannya, ia pun akan berdedikasi penuh dalam menunaikan tugas pokoknya sebagai anak. Selanjutnya, dalam hubungan antara atasan dan bawahan, atasan paling membutuhkan apa? Paling membutuhkan kita untuk membantunya menanggung beberapa pekerjaan. Kita pun dapat melaksanakannya dengan diam-diam, lalu setiap kali melaksanakan dapat membuatnya lapang hati, jadi itu juga membidik kebutuhannya dalam bersumbangsih, maka dia akan sangat memercayai kita. Selanjutnya, hubungan antara suami dan istri juga, andaikata istri di rumah dapat merapikan rumah dengan baik, kemudian juga mendidik anaknya dengan baik, agar suami tidak ada kerisauan akan konsekuensi mendatang. Jadi ia secara alami akan sangat percaya kepada istrinya, maka apa yang dikatakan istrinya dengan sendirinya akan diambil berat.
Menantu yang menikah ke rumah suami, mulai kapan boleh memberikan nasihat? Kapan boleh menasihati sang suami, bahkan kerabat suami yang ada di rumah? Boleh tidak hari pertama menikah sudah memulainya, sini tidak bagus, sana juga tidak bagus, boleh tidak seperti itu? Andai sekali sampai ke sana pun menyalahkan sana sini, sini perlu diperbaiki, sana perlu diperbaiki, maka akan ada konsekuensi apa? Pasti akan membuat anggota keluarga suami sangat mengucilkan kita, karena baru saja menikah ke sana, masih belum terbina kepercayaan yang mendalam. Jadi kita harus menuruti watak manusiawi, harus mengasihi perasaan orang lain. Paman Lu pernah mengatakan kepada saya, sampai di lingkungan baru pasti harus banyak melihat, melihat apa? Melihat apa kebutuhan orang lain, dan bersumbangsih; banyak mendengarkan, coba mendengarkan, mendengarkan apa kebutuhan orang lain, adakalanya juga akan terdengar beberapa tabu, yang tidak berkenan dibahas oleh orang lain, kita terlebih dahulu harus menghindarinya, mampu terdengar kebutuhan, terdengar tabu; banyak melihat, banyak mendengar, kurangi bicara dan kurangi berpendapat. Kita sampai di sebuah perusahaan baru, bukankah juga seharusnya banyak melihat, banyak mendengar, dan kurangi bicara! Saat Anda berbuat banyak dan berbicara sedikit, pengelola Anda, atasan Anda akan sangat mengandalkan Anda, sampai waktunya pendapat Anda akan sangat dia pentingkan. Jadi semua hakikat adalah saling bertautan, semuanya dapat berlaku.
Kita sebagai menantu, juga harus dapat mencermati, kapan seharusnya memainkan peran tertentu. Saya mempelajari pemahaman ini dari ibu saya, saat ibu saya menikah kemari, adik-adik iparnya masih sedang sekolah. Saat beliau ingin menikah, kakek saya dengan sekuat tenaga menasihatinya untuk mundur, kakek juga sangat hebat, beliau pun mulai menganalisis, beliau bilang: Kamu coba pikirkan bahwa yang menikahimu adalah putra sulung, lalu adik laki-laki dan perempuannya masih sedang sekolah, lalu mertuamu, andai kamu menikah ke sana, mertuamu hanya seorang nelayan, pendapatannya tidak stabil, jadi kamu menikah ke sana pasti sangat lelah. Ibuku pun berkata: Saya masih tetap akan menikah. Mengapa? Karena beliau merasa ayah saya sangat berbakti, orang yang berbakti barulah ada integritas kasih, barulah ada integritas hakikat, jadi melihat segerombolan orang kaya pun tidak mau, malah memilih seorang pemuda miskin. Alhasil pun menikah dengan ayahku, dan sungguh sangat bersusah payah.
Setelah menikah ke sana, gaji dari mengajarnya pun digunakan untuk rumah tangga, masih harus membiayai sekolah adik-adik iparnya. Teman-teman sekalian, andaikan itu putri Anda, Anda mau tidak menikahkannya? Oleh karena itu, yang pertama kita harus berwawasan, wawasannya harus jauh, tahu bahwa anak berbakti, keluarga yang mewarisi hakikat bakti, di kemudian hari pasti akan berkembang makmur. Selanjutnya, orang Tiongkok mengatakan berani rugi adalah berkah, saat Anda rela untuk rugi, maka akan memenangkan rasa hormat dan kekaguman orang lain terhadap Anda. Keluarga ibu saya masih tergolong mampu, menikah kemari masih tahu untuk demikian bersumbangsih, jadi adik-adik iparnya sangat kagum terhadapnya, para paman saya terhadap ibu saya juga sangat baik. Dan situasi keluarga pun perlahan mulai membaik, karena seorang yang berbakti terhadap keluarganya pasti ada rasa tanggung jawab. Ibu saya menikah ke dalam keluarga kami hampir dua puluhan tahun, beliau barulah mulai apa? Buka mulut; saat kepercayaan telah mencapai tingkat tertentu, maka buka mulut akan punya kekuatan yang sangat besar. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan dengan matang, jangan terlalu tergesa-gesa, adakalanya ingin cepat malah tidak tercapai. Dan memberikan saran kepada orang lain, Anda jangan awalnya tidak ada saran, sekali memberi saran langsung lima atau enam poin, begitu juga tidak baik. Maka kadang-kadang kita memberi satu saran, alhasil meskipun mereka tidak mengikutinya, lalu hasilnya sama dengan verifikasi Anda: Yang Anda katakan sangatlah akurat! Secara perlahan-lahan kepercayaan tersebut akan semakin lama semakin tinggi.
Jadi hubungan antara ayah dan anak, antara atasan dan bawahan, antara suami dan istri semuanya perlu terbina dari kepercayaan dan sumbangsih. Selanjutnya, antarsaudara juga demikian, Anda semakin merawat saudaramu, saudaramu pun semakin memercayaimu. Yang terakhir antarteman, teman adalah yang tidak berhubungan darah, ini semuanya harus melalui interaksi yang lama, bak pepatah bahwa lamanya waktu akan tampak hati seseorang, barulah benar-benar memenangkan kepercayaan dari teman, sehingga mementingkan nasihat kita terhadapnya.
Sangat banyak filsuf kudus kita dari Tiongkok kuno telah membuat pertunjukan yang sangat baik, teman-teman sekalian, coba Anda pikir-pikir, siapa yang tingkat keberhasilan dalam menasihati orang lain melebihi lima puluh persen coba tunjuk tangannya? Tidak banyak! Apakah Anda menyadari bahwa orang sekarang susah dinasihati? Ya! "Jika tidak diajar, nalurinya akan bergeser", alasan pertama adalah orang nyata-nyata tidak menerima petuah orang kudus dan bijak, dari sudut pandang yang lain adalah hati kita sekarang terlalu terburu-buru, jadi ketika menasihati orang, adakalanya pada sikap dan metodenya tidak dikuasai dengan baik.
Pada masa awal Dinasti Tang, saat itu masih belum terhitung Dinasti Tang, kebetulan di zaman antara Dinasti Sui dan Tang. Ayah Tang Taizong bernama Li Yuan, beliau membawa bala tentaranya menaklukkan selatan dan memerangi utara, tentu saja Li Shimin pun mengikuti di sampingnya. Suatu kali Li Yuan memutuskan untuk membawa bala tentaranya untuk menjalani rute ini, Tang Taizong sekali melihatnya, rute ini berkemungkinan besar akan bertemu sergapan dari tentara musuh, akan tersapu bersih seluruh tentaranya. Oleh karena itu, Li Shimin pun terus menasihati ayahnya untuk tidak mengambil jalan yang satu ini, tetapi ayahnya tidak mendengarkannya. Alhasil pagi hari itu saat akan berangkat, tiba-tiba di luar tenda terdengar ada orang yang menangis tersedu-sedu, Li Yuan sangat aneh, mengapa ada seorang pria dewasa yang menangis tersedu-sedu di sana? Li Yuan pun berjalan keluar, melihat Li Shimin duduk di tanah sambil menangis tersedu-sedu. Lalu Li Shimin pun berkata "Ayah, kalau pergi seperti ini pasti akan membuat seluruh tentara tersapu bersih", beliau semakin omong semakin keras tangisannya. Di dalamDi Zi Guimenyebutkan "disertai dengan tangisan, walaupun dipukul tidak dendam", "disertai dengan tangisan" ini yakni yang dipertunjukkan oleh Kaisar Taizong Li Shimin. Ayahnya sekali lihat, anak ini benar-benar langka, bersikeras ingin menasihatinya, lalu pun benar-benar mengubah rute, sehingga tentaranya tidak sampai terjadi musibah.
Jadi teman-teman sekalian, rasa bakti seorang anak telah menyelamatkan apa? Sebuah bala tentara. Andaikan bala tentara ini tidak terselamatkan, kelanjutan dinasti Tiongkok akan bagaimana? Teman-teman sekalian, adakah Anda merasa bahwa hidup benar-benar harus sangat waswas, awalnya berbeda mili dan santi, namun hasilnya berjarak kilo dan mil, betul! Kalau tidak sekarang coba Anda ingat kembali, beberapa dekade ini, andaikan di salah satu kunci Anda membuat pilihan yang salah, maka sekarang kita tidak akan ada berkah demikian, bisa di sini mendengarkan petuah orang kudus dan bijak tanpa kerisauan akan konsekuensi mendatang. Oleh karena itu, orang harus selalu waswas, juga harus selalu bersyukur, karena selama proses ini, juga ada sangat banyak kerabat dan teman yang memberikan kita peringatan, bimbingan, nasihat yang sangat penting. Ini adalah anak menasihati ayah.
Tentu saja juga ada ayah menasihati anak, ayah menasihati anak sebagian besar adalah saat anak telah dewasa, juga tidak nyaman untuk berteriak keras kepadanya. Tetapi saat kecil, kita bisa menegurnya dengan perkataan keras nan benar. Setelah dewasa cenderung jaga gengsi, Anda langsung memarahinya di depan orang lain, ia mungkin selain tidak dapat menerima bahkan akan mendendam di dalam hati. Ada seorang remaja yang berumur enam belas tahun, dia kebetulan menyetir mobil dan membawa ayahnya sampai di sebuah tempat rekreasi, lalu menurunkan ayahnya di sana. Setelah itu berjanjian dengan ayahnya untuk bertemu di sini jam empat sore, ia pun membawa mobil ke sebuah SPBU untuk mengisi minyak. Sampai di SPBU, ia merasa waktu masih ada beberapa jam, jadi ia berpikir untuk pergi ke bioskop di sebelah untuk menonton film, kemudian baru kembali ke SPBU, lalu bergegas kembali untuk menjemput ayahnya. Alhasil setelah menonton bagaimana? Melupakan waktu, setelah menyadarinya, telah tertunda selama satu jam lebih. Dia dengan cepat berlari ke SPBU, dan membawa mobil ke tempat di mana ia berjanji temu dengan ayahnya.
Alhasil ia berpikir dalam hatinya, ayah pasti akan memarahinya, jadi ia pun memikirkan sebuah alasan, bilang kepada ayahnya bahwa karena mobil mogok jadi dibawa untuk diperbaiki. Kita tidak boleh menyalahkannya, karena dia tidak pernah mempelajariDi Zi Gui, "jika masih disamarkan, akan menambah kesalahan lagi", "salah tidak disengaja, namanya adalah kekhilafan", sekarang ialah "salah yang disengaja" maka itu "namanya adalah kejahatan". Dia pikir dia sangat pintar, kemudian saat bertemu ayahnya maka mulai berkata kepadanya: Ayah, karena mobil mogok, jadi barulah datang terlambat. Ayahnya berkata: Mengapa kamu menipu saya? Dia masih tidak menyerah, ia bilang: Ayah, apa yang saya katakan adalah benar. Ayahnya melanjutkan berkata: Saya telah menelepon ke SPBU tersebut, mereka memberitahu saya bahwa mobilmu terus berada di sana. Alhasil kebohongannya itu terungkap, maka merasa sangat bersalah.
Ayahnya melanjutkan berkata: Saya sangat gusar, saya bukan gusar dengan kamu, saya gusar dengan diri saya sendiri. Ayahnya berkata: Anak yang saya didik selama enam belas tahun, tak disangka akan karena takut saya menegurnya maka menipuku, ini karena saya tidak pandai mendidik anak, jadi saya seharusnya tinjau diri baik-baik, perjalanan ini akan saya tempuh dengan kaki sendiri. Jarak dari rumah mereka delapan belas mil, satu jam kira-kira baru menempuh empat atau lima mil, ayahnya pun benar-benar selangkah demi selangkah berjalan pulang. Sang anak mengemudi mobil mengikuti ayahnya dari belakang, anak tersebut berkata bahwa ini adalah jalan paling menyiksa yang pernah ditempuh selama hidupnya, tetapi juga merupakan sebuah pelajaran terbaik yang didapat seumur hidupnya. Anak tersebut berkata bahwa sejak kejadian itu sampai sekarang, dia tidak pernah lagi berbohong. Oleh karena itu, ayah tersebut telah menggunakan moralnya, menggunakan rasa bersalahnya untuk membangkitkan rasa bersalah anaknya. Ini juga merupakan ayah menasihati anak.
Jadi kita dalam menasihati, selain harus memiliki ketulusan, iktikad, dan niat bajik, juga harus memiliki metode yang sangat cerdas.
Selanjutnya, hubungan antara atasan dan bawahan, kita juga harus menasihati, sebagai pejabat punya tanggung jawab untuk menasihati rajanya. Berbicara soal menasihati, kita pasti akan terpikir menteri yang mana? Wei Zheng dari Dinasti Tang. Wei Zheng sebenarnya adalah seorang, saya rasa mungkin adalah orang yang sangat kocak. Saat beliau mulai melayani Kaisar Taizong, perkataan beliau pun diutarakan di muka, sangat memiliki seni dalam berbahasa. Beliau pun mengatakan kepada Kaisar Taizong: Kaisar, saya tidak ingin menjadi pejabat setia, saya ingin menjadi pejabat baik. Kaisar Taizong setelah mendengarkan merasa sangat heran, mengapa tidak ingin menjadi pejabat setia dan ingin menjadi pejabat baik? Wei Zheng lalu berkata: Karena menjadi pejabat setia bakalan dipenggal kepalanya, menjadi pejabat baik baru tidak akan kehilangan nyawa. Kaisar Taizong sekali dengar maka tertawa terbahak-bahak. Sebenarnya Kaisar Taizong adalah seorang yang pintar, saat beliau tertawa di sana beliau akan berpikir: Pejabat setia biasanya dibunuh oleh siapa? Dibunuh oleh pemimpin tirani; andaikan saya membunuhnya, maka saya pun menjadi apa? Menjadi pemimpin tirani dalam sejarah! Oleh karena itu, pernyataan Wei Zheng tersebut sebenarnya telah membuat nyawa dirinya sendiri dapat dipertahankan terlebih dahulu.
Wei Zheng juga sering pada saat Kaisar Taizong mempunyai beberapa kekhilafan, pun berbicara terus terang dan lugas, beliau juga sering mengingatkan Kaisar Taizong, "air dapat membawa perahu, juga dapat membalikkan perahu", rakyat dapat menjunjung Anda, menyukseskan pencapaian Anda, ketika Anda tidak menghargai rakyat, mereka sama halnya dapat menggulingkan Anda. Oleh karena itu, Kaisar Taizong juga selalu penuh rasa waspada dalam mengurus negara. Suatu kali Wei Zheng menasihati dengan sangat intens, membuat Kaisar Taizong emosi setengah mati, dan kemudian penuh emosi berjalan pulang ke mahligainya, sambil jalan sambil berteriak, "Kurang ajar, saya pasti harus membunuhnya", dengan penuh emosi tersebut kembali ke mahligainya. Sang permaisuri pun melihatnya, tampak beliau emosi setengah mati, permaisuri berpikir dalam hati hanya siapa yang mampu melakukannya? Hanya Wei Zheng yang dapat melakukannya. Maka permaisuri segera mengganti pakaian yang sangat bermartabat, pakaian yang sangat formal, setelah mengenakannya pun berjalan ke depan Kaisar Taizong, maka berlutut di hadapannya seraya berkata: Selamat kepada Kaisar! Tahniah kepada Kaisar! Kaisar Taizong yang tadinya emosi setengah mati, terhadap kelakuan permaisuri ini merasa heran bukan kepalang. Kemudian permaisuri berkata: Kaisar, pasti muncul seorang pemimpin yang bijaksana, muncul raja bijaksana dan pemimpin kudus barulah pejabatnya berani berbicara demikian terus terang dan lugas. Alhasil Kaisar Taizong sekali mendengarnya pun mengganti keberangan menjadi sukacita: Jadi saya adalah pemimpin bijaksana! Oleh karena itu, seorang istri memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap suaminya, andaikan saat itu permaisuri masih melontarkan beberapa fitnah terhadap Wei Zheng, saya pikir "Era Kemakmuran Zhenguan" mungkin harus ditulis ulang.
Jadi kemakmuran sebuah keluarga, kemakmuran sebuah dinasti, niscaya adalah sumbangsih dari sangat banyak orang, partisipasi sangat banyak orang barulah dapat tercapai. Saat kita memahami poin ini, maka saat punya hal-hal yang berprestasi dalam hidup, niscaya jasa tersebut hars dibalas kepada semua pihak, pastinya adalah tekad khalayak barulah dapat membentuk benteng. Oleh karena itu, Kaisar Taizong tidak hanya memiliki Wei Zheng, masih ada permaisuri di sampingnya, serta bantuan dari begitu banyak orang yang berbudi luhur.
Kemudian Wei Zheng pun wafat, Kaisar Taizong menangis dengan sangat sedih, beliau berkata: Saya punya tiga cermin (zaman dahulu semuanya adalah cermin perunggu), "dengan bercermin dari perunggu, dapat merapikan pakaian dan topi", dapat mengenakan pakaian dan topinya dengan baik, "dengan bercermin dari sejarah", menggunakan sejarah untuk mengamati kebijakan pemerintahannya, "dapat mengetahui kemakmuran dan keruntuhan", bertindak bagaimana baru dapat membuat dinastinya makmur, dan bertindak bagaimana bakalan membuat dinastinya runtuh, beliau dapat mengamatinya dari sejarah; "dengan bercermin dari manusia", mempekerjakan pejabat yang berbudi mulia untuk menasihatinya, "dapat mengerti kelebihan dan kekurangan", dapat memahami kelebihan dan kekurangan semua kebijakan yang diambilnya, untuk kemudian memperbaikinya. Kaisar Taizong mengatakan bahwa beliau memiliki tiga cermin, dan sekarang telah rusak satu buah, yakni Wei Zheng telah wafat. Dari sini kita juga bisa melihat bahwa seorang pemimpin yang bijaksana pasti sangat menghargai dan mencintai yang berbakat, barulah beliau mampu memenangkan kepercayaan dari para pejabat terhadapnya.
Dalam mengurus negara harus demikian, sekarang mengurus perusahaan juga harus demikian. Jadi teman-teman sekalian, sekarang dunia kewiraswastaan sangat menekankan ilmu manajemen, sebenarnya di dalamEmpat Bukuada ilmu manajemen tidak? Ada! Bahkan semuanya merupakan ilmu manajemen yang sangat terperinci, yakni pedoman ditetapkan maka uraian berkembang. Mari kita berpikir, di dalamTengah dan Lumrahmenyebutkan, "dalam mengatur dunia dan negara ada sembilan syarat", ada sembilan metode yang baik untuk mengurus dunia, yang pertama "yakni membina diri", yang kedua "yakni menyegani yang bijak". Dalam menuntut ilmu harus inisiatif, jadi saya hanya membahas tentang tiga poin, yang lainnya teman-teman sekalian pergi bacaTengah dan Lumrah. "Yakni menyayangi keluarga, yakni menghormati pejabat besar, yakni mengasihi para menteri, yakni memputrakan rakyat jelata, yakni mendatangkan banyak tukang, yakni menenangkan orang asing, yakni memedulikan para pemimpin", sembilan metode ini, sebenarnya digunakan pada masa kini pasti akan membuat perusahaan Anda berkembang dengan subur.
Yang pertama niscaya harus "membina diri", sendiri benar-benar memiliki moral barulah dapat memenangkan orang yang benar-benar baik untuk bekerja sama denganmu, asalkan ada orang maka tidak usah takut tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik, jadi di dalamPembelajaran Akbarjuga mengingatkan kita bahwa "ada moral barulah ada insan". Orang kaya sekarang belum tentu dapat menemukan orang berbakat, sekarang sangat banyak orang kaya baru, namun saat ia ingin mencari karyawan pun tidak bisa mendapatkan yang unggul. Tetapi asalkan kita sendiri memiliki moral, bagai ungkapan "barang berlonggok mengikuti jenis, orang berhimpun mengikuti kawanan", secara alami moralmu akan menarik insan yang bercita-cita luhur untuk kemari. Jadi akarnya masih pada pembinaan diri.
Yang kedua "menyegani yang bijak", menghormati orang yang bijak, secara alami akan ada lebih banyak filsuf bijak untuk datang mengabdi, karena orang yang benar-benar bijak bukanlah dapat direkrut dengan uang. Harus menggunakan apa untuk dapat merekrutnya? Apakah Kongming (Zhuge Liang) direkrut dengan menggunakan uang? Apa sebab dari "tiga kunjungan ke pondok jerami"? Ketulusan hati; apa lagi? Rasa hormat, kita hormat terhadap orang yang berbudi luhur, beliau pun sangat berkenan untuk kemari. Selain ketulusan hati, rasa hormat, masih ada satu lagi, harus punya hati untuk melayani segenap rakyat, barulah dapat mempekerjakan orang-orang tersebut. Tadi kita membahas bahwa Kaisar Taizong yang begitu menghargai Wei Zheng, niscaya akan membuat lebih banyak orang terpelajar untuk bersetia kepadanya, ini adalah menyegani yang bijak. Andaikan hari ini yang sebagai bos tidak menyegani yang bijak, dan masih cemburu terhadap banyak sekali bawahan yang sangat berkemampuan kerja, bahkan masih menyenangi nafsu berahi, biarpun dia sekarang bagai mentari di posisi klimaks, cepat atau lambat akan terpuruk. Jadi saat seseorang menyegani yang bijak maka mampu "mengusir fitnah menjauhi cabul", mengusir pemfitnahan dan menjauhi nafsu berahi.
Yang ketiga, "yakni menyayangi keluarga", "keluarga" ini menunjukkan orang tua dan sanak saudaranya. Ketika seorang pemimpin ia terlebih dahulu dapat melaksanakan hakikat bakti, niscaya akan mampu memengaruhi karyawan dan rakyatnya dengan moralnya tersebut. Di Tiongkok ada sebuah perusahan, yang tadinya telah rugi tujuh sampai delapan ratus juta RMB, telah rugi begitu banyak, sangat banyak perusahaan mungkin tidak dapat bangkit kembali, namun beliau tetap bersikeras untuk terus berupaya. Selama proses berupaya tersebut, perusahaan mereka ini memiliki tradisi keluarga yang sangat baik, yakni saat setiap festival penting, direktur utamanya pasti akan membawa anak dan cucunya sendiri untuk sembahyang kepada almarhumah ibunya, jadi keluarga ini memiliki tradisi berhakikat bakti. Lalu terhadap pelatihan karyawannya beliau juga sangat berusaha, ini adalah menganggap karyawan sebagai anggota keluarga, dan mereka menggunakanDi Zi Guiuntuk melatih karyawan.
MenggunakanDi Zi Guiuntuk melatih karyawannya, ini sangat langka! Kewiraswastaan dan perdagangan pada umumnya, melatih karyawannya dengan pelatihan apa? Bagaimana memasarkan barang, bukan? Tetapi beliau malah menggunakanDi Zi Guiuntuk melatih karyawan, menandakan beliau berharap karyawan yang bekerja di sini dapat berkembang, dapat benar-benar belajar bertingkah laku dan melakukan hal. Di kemudian hari biarpun mereka telah pergi, beliau juga merasa tidak mengecewakan karyawan tersebut. Dengan ada hakikat baktinya tersebut, juga ada rasa peduli dan niat memupuk terhadap bawahannya tersebut, jadi beliau kini pun sudah dari rugi tujuh sampai delapan ratus juta RMB, sampai sekarang perusahaannya berkembang dengan sangat pesat, juga sangat berhasil. Jadi memang benar bahwa hakikat yang diajarkan oleh nenek moyang kita, pasti tidak akan pernah berubah karena waktu dan ruang. Lalu mengapa sangat banyak perusahaan tidak dapat bertahan lama? Karena dia tidak kembali ke sikap mendasar dalam bertingkah laku, banyak sekali orang yang setelah tumbang, masih tidak tahu mengapa mereka sendiri bisa tumbang.
Tadi kita dari Kaisar Taizong yang tahu menerima nasihat dari bawahan dan pejabat terhadapnya, menandakan beliau menyegani yang bijak. Kita dari ucapan dan perilaku seorang pemimpin kudus, juga dapat mempelajari bahwa mengapa beliau bisa begitu berhasil! Saat kita telah mengetahuinya, maka sikap-sikap tersebut harus diapakan? Setelah mendengarkan kisah Kaisar Taizong, setelah mendengarkan kisah Wei Zheng harus bagaimana? Drama dalam hidup kita ini pemeran utamanya siapa? Kita sendiri! Jadi selama proses kita mendengar cerita, siapakah Kaisar Taizong? Saya adalah Kaisar Taizong. Harus ada sikap untuk mempelajari keunggulannya tersebut, jika tidak setelah mendengarkan, Min Ziqian adalah Min Ziqian, Zilu adalah Zilu, maka bukankah telah sia-sia mendengarkannya?
Jadi ada seorang guru yang perkembangannya luar biasa pesat, suatu hari beliau berkata kepada guru yang lain, beliau berkata: Saya merasa saat Guru Cai mengajar, setiap katanya seperti memarahiku. Apakah saya tampaknya seperti yang bisa memarahi orang? Tetapi dari pernyataannya tersebut telah ditunjukkan keluar, mengapa kemajuannya demikian luar biasa cepat? Karena beliau selalu melihat yang baik maka akan mengingatkan diri untuk meneladaninya, mendengarkan yang tidak baik langsung bagaimana? "Melihat keburukan orang, segera introspeksi diri", seolah-olah merasa semuanya seperti sedang mengatakanku, ini namanya piawai dalam belajar. Oleh karena itu, sama-sama mendengar pelajaran begitu banyak, yang didapat oleh setiap orang tidaklah sama, maka piawai dalam mempelajari sangatlah penting. Ini adalah Dinasti Tang.
Pada masa pemerintahan Kaisar Wu dari Han, masa pemerintahan tersebut juga merupakan suatu dinasti yang pemerintahan sipil dan militernya berkembang lumayan makmur. Namun pada masa akhir pemerintahan Kaisar Wu tersebut terjadi sebuah peristiwa yang sangat malang, namanya "Pemberontakan Sihir". Yakni ada orang yang menuduh putra mahkota dan permaisuri, mereka memakai beberapa ilmu sihir untuk menjebak orang lain, serta menguburkannya di dalam tanah, sebenarnya ingin mengambinghitamkan permaisuri dan putra mahkota. Akhirnya putra mahkota merasa situasi tersebut tidak baik, maka mengerahkan tentara untuk membunuh orang-orang yang  menyihir tersebut, membunuh dukun-dukun klenik yang telah menipu kaisar. Namun berhubung tindakan ini, Kaisar Wu dari Han malah berpikir bahwa putra mahkota akan memberontak, jadi saat itu putra mahkota serta sanak saudaranya seluruhnya dipenjarakan, sehingga membuat segenap klan Dinasti Han juga sangat kacau balau. Alhasil Kaisar Wu dari Han saat itu kebetulan sedang emosi berat, maka berkata asalkan yang ada di dalam penjara seluruhnya harus dibunuh, membunuh sanak saudara sendiri.
Ada seorang bayi yang baru saja lahir, ia adalah cicit Kaisar Wu dari Han, yakni Kaisar Xuan dari Han di kemudian hari, baru sajalah lahir. Saat itu ada seorang pejabat besar bernama Bing Ji, beliau juga bertanggung jawab terhadap hal tersebut, yakni pengadilan atas pemberontakan sihir ini, namun beliau pun tidak berkenan menyerahkan Kaisar Xuan keluar. Kaisar Wu telah mengutus orang untuk memintanya, Bing Ji meskipun tahu bahwa Kaisar Wu sedang emosi berat, tetapi beliau juga sangat bersemangat positif, beliau pun menjawab: Orang yang tidak bersalah, kita pun tidak patut membunuhnya, apalagi orang tersebut masih merupakan anggota keluarga dari kaisar. Alhasil orang suruhan itu pun membawa pesan tersebut kembali ke Kaisar Wu dari Han. Kaisar Wu dari Han tiba-tiba sadar, barulah memberikan amnesti kepada orang-orang yang belum dibunuh tersebut. Jadi Bing Ji mempertaruhkan nyawanya, karena saat kaisar sedang emosi berat, beliau berkemungkinan besar akan terlibat ke dalam, bahkan nyawanya sendiri pun tidak dapat dipertahankan. Jadi beliau mempertaruhkan nyawa untuk menasihati, barulah dapat membuat Kaisar Wu sadar.
Lalu Kaisar Xuan dari Han meneruskan takhta, tetapi sejak itu Bing Ji tidak pernah menyebut lagi peristiwa tersebut. Oleh karena itu, orang terpelajar zaman dahulu merasa saya berbuat demikian, misalnya "mengorbankan badan demi kemanusiaan, merelakan tubuh demi kebenaran", adalah untuk apa? Niscaya bukan untuk di kemudian hari saya mendapatkan manfaat atau tidak, namun apakah mengikuti petuah orang kudus dan bijak atau tidak, dapat selalu demi rakyat dan negara, dan juga tidak mengecewakan hati nuraninya sendiri. Dari sini kita melihat nasihat bawahan terhadap kaisarnya ataupun pemimpinnya pada masa Dinasti Tang dan Dinasti Han.
Selanjutnya mari kita lihat, antara suami dan istri juga harus menasihati, tadi juga menyebutkan, permaisuri dari Kaisar Taizong juga dengan sangat terampil menasihatinya. Ada seorang teman yang ingin menasihati suaminya untuk berpantang merokok, bagaimana menasihati suami untuk berpantang merokok? Ada seorang wanita menyuruh suaminya untuk tidak merokok, kebetulan suaminya sedang makan bersama beberapa temannya, ada seorang teman menyodorkan suaminya sebatang rokok, ia segera merebut rokoknya kemari, berbuat demikian apakah akan berhasil? Hal ini pasti akan menimbulkan efek berlawanan. Jadi saat kita menasihati harus melihat iktikad, bukan sejenis pengekangan "Kamu harus mendengarkan saya", itu pasti akan ada efek berlawanan; iktikadnya pasti harus berpikir agar pihak lain mendapat manfaat. Selanjutnya kesempatan harus ditangkap dengan tepat, dengan cara merebut begitu, gengsinya bagaimana? Merasa dipermalukan. Oleh karena itu, harus mempertimbangkan sikap dan mempertimbangkan metode.
Ada satu lagi yang menasihati suaminya berpantang merokok pun bukan dengan cara begitu, ia berkata kepada suaminya: Bang, Anda lihat anak-anak kami masih kecil, mereka semuanya begitu comel, kesehatan Anda barulah andalan kami seumur hidup. Bukan pria saja yang memberi rayuan manis ada efeknya, wanita mengatakannya juga sangat efektif, suaminya tiba-tiba akan merasa "Saya sangat penting"! Jadi memakai perkataan yang lembut tersebut untuk menasihati suaminya berpantang. Tidak hanya menasihati suaminya berpantang, tetapi juga memberitahu metodenya, maka membeli sangat banyak kuaci, dan berkata kepada suaminya "Bila Anda sangat ingin merokok maka cepat-cepat makan kuaci", masih memberitahunya metode. Lalu menggerogoti kuaci selama beberapa waktu, kemudian menghadapi tataran tertentu, akhirnya merokok kembali, pertama kalinya tidak berhasil. Yang kedua kali tidak sayang biaya besar, ganti menjadi cokelat, saat ingin merokok maka makan cokelat. Alhasil kedua kalinya juga bertahan beberapa waktu, lumayan efektif.
Tiba-tiba ada seorang teman datang mengunjungi suaminya, sekali duduk, temannya ini segera mengambil sebatang rokok dan disodorkan kepada suaminya. Pada saat tersebut andaikan Anda adalah istrinya harus bagaimana? Dalam keadaan panik, istrinya pun berjalan kemari, juga "ramahkan tampang saya, lembutkan suara saya", maka ia pun berkata kepada teman suaminya: Anda harus banyak pengertian terhadap saya, saya telah berbuat agar suamiku berpantang merokok, pertama kalinya membeli kuaci untuknya, menggerogoti untuk waktu yang sangat lama; akhirnya cara ini gagal, kemudian membelinya sangat banyak cokelat, saya telah menghabiskan begitu banyak uang, jika nanti masih tidak berhasil dipantangi, saya tidak tahu harus menghabiskan waktu berapa lama, semangat berapa banyak lagi, mohonlah! Mohonlah! Andaikan Anda teman suaminya, apakah Anda masih akan menyodorkannya? Jadi menggunakan perkataan yang lembut dalam menasihati orang untuk mundur, gengsi suaminya bagaimana? Juga terselamatkan. Jadi benar-benar, kita selain harus memiliki sebuah niat, harus ada kemahiran akan watak manusiawi, menggunakan beberapa metode yang baik untuk menasihati. Tidak boleh orang lain tidak mendengarkan, kita pun berang karena kesal dan malu, bertindak impulsif, maka hidup akan semakin dijalani semakin banyak penyesalan serta keluhan. Oleh karena itu, kita dalam menasihati orang juga perlu senantiasa mencermati kesempatan dan metodenya.
Pada zaman Dinasti Zhou ada seorang raja bernama Adipati Zhuang dari Zheng, beliau kebetulan ada konflik dengan adiknya, karena ibunya lebih memanjakan adiknya, bahkan masih mendukung adiknya dengan sangat banyak kekuatan, sehingga membuat adiknya bangkit untuk menentangnya. Jadi Adipati Zhuang dari Zheng sangat gusar terhadap ibunya, dalam keadaan emosi maka mengeluarkan sebuah pernyataan, beliau berkata "Saya dan ibu saya tidak akan bertemu lagi selain di alam baka". Apa artinya? Seumur hidup ini bagaimanapun tidak akan lagi menemui ibunya. Adipati Zhuang dari Zheng selesai mengucapkan perkataan tersebut, bagaimana? Anda rasa beliau akan bagaimana? Apakah beliau akan merasa sangat nikmat? Sebenarnya saat orang mengucapkan perkataan emosi, selesai mengucapkannya pun akan sangat menyesal, karena tidak dapat ditarik kembali. Lagi pula beliau adalah raja dari sebuah negara, raja dari sebuah negara satu ucapan besar pengaruhnya, perkataannya harus dapat dipegang, alhasil kemudian benar-benar pun tidak lagi bertemu dengan ibunya.
Kita harus ingat, antarmanusia, jalinan-jalinan tersebut harus dijalani dengan baik, "jangan karena kerenggangan kecil menjauhi keluarga terdekat, jangan karena dendam baru melupakan budi lama", jangan karena kerengganngan yang kecil maka menjauhi anggota keluarga kita yang paling dekat, jangan karena pergesekan yang baru maka melupakan budi puluhan tahun, berbuat demikian sangat memotong berkahnya sendiri, sebenarnya berbuat demikian mencelakai diri sendiri, juga menyakiti hati orang lain. Orang jangan begitu bego, kita jangan melakukan hal-hal yang merugikan orang serta tidak menguntungkan sendiri, sebenarnya merugikan orang dijamin tidak menguntungkan diri, ini adalah  kebenaran!
Situasi Adipati Zhuang dari Zheng tersebut, salah satu pejabat melihatnya, pejabat ini adalah seorang anak berbakti yang bernama Ying Kaoshu. Teman-teman sekalian, seorang anak berbakti melihat rajanya begitu terhadap ibunya, beliau akan melakukan apa? Menasihati! Karena seorang anak berbakti pasti dapat ikut merasakan jerih payah dari seorang ibu. Ketika ibu dari orang lain tidak bisa mendapatkan perawatan dari anak mereka, hati mereka akan bagaimana? Juga akan sangat merana, beliau dapat ikut merasakannya. Di dalamKitab Baktimenyebutkan, "mengajar dengan bakti, sehingga menghormati semua orang di dunia yang berstatus ayah", seseorang yang benar-benar mempunyai rasa bakti, beliau akan menghormati semua orang tua di dunia. Dan saya pikir, Ying Kaoshu ini tidak hanya memikirkan ibunya Adipati Zhuang dari Zheng, beliau masih mempertimbangkan suatu dampak yang lebih mendalam dan jauh, yakni saat seorang raja pun tidak berbakti kepada ibunya, akan menyebabkan masalah apa yang lebih serius? Betul, segenap rakyat akan berkata: Raja saja tidak berbakti kepada ibunya, untuk apa menyuruh saya untuk berbakti! Maka tradisi segenap bangsa berkemungkinan besar akan mulai memburuk dalam sekejap. Jadi sebagai seorang bawahan, beliau merasa itu adalah tangggung jawabnya, harus cepat-cepat menasihati, namun harus menasihati hingga Adipati Zhuang dari Zheng puas hati dan menerima.
Oleh karena itu, suatu hari Ying Kaoshu pun mengambil hadiah yang sangat baik untuk dipersembahkan kepada Adipati Zhuang dari Zheng. Karena etiket saat itu, asalkan pejabat mempersembahkan barang kepada raja, raja pasti harus membalasnya, pasti harus menjamunya makan, jadi Ying Kaoshu telah memperhitungkan, berdeduksi di atas piringan pasir, pasti akan mengundang saya untuk makan. Selama proses perjamuan tersebut, Ying Kaoshu pun duduk di sana dan menempatkan sangat banyak makanan yang sangat lezat ke sisi lain. Adipati Zhuang dari Zheng semakin lihat semakin merasa penasaran, beliau berkata: Makanan yang saya anugerahkan kepadamu, mengapa Anda tidak memakannya? Ying Kaoshu pun berkata: Saya dari kecil sampai besar, semua makanan yang lezat pasti ibu saya yang makan dahulu, saya baru makan; dan ibu saya tidak pernah memakan makanan yang dianugerahi oleh raja, jadi saya ingin membungkusnya pulang, ibuku makan dan bersisa barulah saya makan. Rasa baktinya tersebut, Adipati Zhuang dari Zheng setelah mendengarkan sangat tersentuh, beliau berkata: Ai...! Anda masih punya ibu untuk berbakti, daku sekarang tidak ada lagi ibu untuk berbakti.
Beberapa perkataan tersebut membangkitkan pula rasa bakti Adipati Zhuang dari Zheng, maka Ying Kaoshu berkata, beliau bilang raja, Anda pasti dapat langsung berbakti kepada ibumu, karena saya telah menemukan sebuah tempat, di sana ada sebuah gua menuju ke bawah tanah, nama tempat tersebut adalah "Alam Baka". Asalkan Anda dan ibu Anda berjanjian untuk bertemu di sana, selanjutnya Anda membawanya pulang kembali ke negeri, maka semuanya serba sempurna. Maka itu, Adipati Zhuang dari Zheng pun bertemu dengan ibunya di "Alam Baka" ini, lalu mengunakan upacara yang sangat meriah untuk mengundang ibunya kembali ke ibu kota. Kita dapat membayangkan bahwa saat ibunya berjalan di jalan raya ibu kota, rakyat yang melihatnya juga akan bagaimana? Bersorak-sorai sambil menari. Anda lihat, sebuah nasihat Ying Kaoshu mempunyai dampak yang sangat besar. Yang ini kita membicarakan tentang atasan dan bawahan, tadi membicarakan pula antara suami dan istri.
Selanjutnya kita lihat antarsaudara, tingkat kesulitan menasihati saudara juga sangat tinggi, karena jarak usia antara saudara lumayan dekat, bila ingin timbul rasa hormat yang sangat mendalam, kecuali moral Anda membuatnya sangat kagum. Jika tidak maka saat Anda menasihati sampai setengah, ia akan bilang: Kamu itu lima puluh langkah menertawai seratus langkah, kamu juga hampir sama, apa hak kamu mengataiku? Andai saudara kita berkata demikian, kita harus bagaimana? Pada waktu itu "saat demikian hening lebih baik daripada bersuara", adakalanya keheningan, sekali hening bagaikan jutaan guntur, saat Anda hening, semakin ia berbicara yang kasar, ia akan semakin bilang semakin merasa bersalah, karena bagaimanapun Anda menasihati dengan niat baik.
Pada zaman Dinasti Ming ada seorang terpelajar bernama Chen Shien, adiknya itu menganggur dan bermalas-malasan, sering kali tengah malam baru pulang rumah, abang Chen Shien setelah melihatnya sangat gusar, setiap kali melihat adiknya maka memarahinya, bahkan ingin menghukumnya. Adiknya sudah begitu dewasa, memarahinya seperti itu ada gunanya tidak? Semakin marah semakin tidak kembali, akan mendapat efek berlawanan. Jadi kita melakukan hal apa saja harus melihat bagaimana hasilnya, andaikan efeknya tidak bagus, harus segera memperbaiki cara dan sikapnya. Maka Chen Shien berkata kepada abangnya: Abang, biarkan saya yang mencoba! Mulai hari itu, Chen Shien pun berdiri di depan pintu untuk menunggu adiknya kembali. Alhasil sekali lihat jam sepuluh telah berlalu, jam sebelas telah berlalu, saat ini sangat penting, kita harus bagaimana? Mampu menahan emosi. Andai Anda tidak mampu menahan emosi, mengapa masih belum pulang? Mungkin sekali Anda melihat adikmu pun akan bagaimana? Emosi akan naik. Jadi tadi kita menyebutkan, menasihati orang juga sangat penting memenuhi apa? Kesabaran.
Menunggu sampai jam sebelas, jam dua belas, akhirnya tampak adiknya, dengan segera tidak menunggu adiknya berjalan ke depan pintu, beliau langsung berlari ke sana memegang tangan adiknya: Dik, cuaca di luar sangat sejuk, Anda dingin tidak? Kemudian menggenggam tangan adiknya, sambil berjalan sambil bilang: Perutmu pasti sudah lapar, saya suruh kakak ipar untuk membuatkanmu semangkuk mi. Membawa adiknya masuk ke dalam, lalu menggerendel sendiri pintunya dengan baik. Beliau pun bersikeras demikian untuk beberapa hari, kemudian adiknya perlahan-lahan pun pulang ke rumah semakin lama semakin awal. Tentu saja saat kehidupan adiknya telah normal, saat itu sang abang harus maju selangkah lagi untuk memberikan sangat banyak petuah orang kudus dan bijak kepadanya, karena adiknya juga harus memiliki pandangan hidup yang benar, barulah dia bisa menjalankan kehidupannya dengan baik. Dan yang paling penting adalah Chen Shien dengan ketulusannya, dengan kepeduliannya, tidak dengan ajaran verbal, namun dengan apa? Dengan keteladanan, beliau telah memenangkan kembali jalinan persaudaraan dengan adiknya tersebut. Oleh karena itu, ini adalah menasihati antarsaudara.
Pada zaman Dinasti Han ada seorang terpelajar bernama Zheng Jun, abangnya saat itu menjadi bupati, beliau pun melihat abangnya sering menerima suap dari orang lain. Hatinya sangat cemas, abangnya sendiri jika terus menerima suap seperti ini, cepat atau lambat akan terbongkar kedoknya. Lalu bagaimana menasihatinya? Dia adalah abangmu. Teman-teman sekalian, coba Anda pikirkan, lihat kalian mempunyai cara yang sama seperti Zheng Jun tidak, kita akan membahasnya di pelajaran berikutnya, terima kasih semuanya.